^Happy Reading^
Lisa POV
Jungkook udah ditanganin sama dokter dan baru aja dipindahin ke ruang rawatnya.
Gue duduk dikursi samping dia dan nemenin Jungkook yang masih enggan buat buka matanya, Jungkook belum sadarkan diri.
"Kook..."
"Kamu kapan sadarnya? Kata dokter kondisi kamu udah membaik sekarang, tapi kenapa kamu belum sadar juga?"
Gak ada hentinya gue pandangin terus wajahnya Jungkook, Jungkook itu kalo lagi sakit masih aja ganteng. Apalagi mukanya yang baby face buat gue gemes sendiri.
Gue suka ketika dia lagi tidur, wajahnya tenang banget. Apalagi akhir - akhir ini dia kelihatan kurang tidur, pasti Jungkook gak jauh berbeda sama gue yang mikirin masalah kita.
"Kamu udah mau terluka buat lindungi aku Kook. Aku jadi ngerasa bersalah sama kamu."
Gue jadi keinget sama rencana awal gue buat ngajak Jungkook main, abis itu gue mau ngelepasin dia. Tapi lihat dia berusaha buat ngelindungin gue itu buat gue berpikir lagi.
Apalagi Jungkook terlihat seneng banget ketika ngabisin malam ini sama gue. Gue jadi gak mau buat dia makin sakit, fisik Jungkook lagi sakit sekarang. Gak mungkin gue tega nyakitin batinnya.
"Kook bangun dongg, kalo kamu bangun... Aku gak akan marah lagi sama kamu, aku gak akan cuekin kamu lagi. Aku janji gak akan ninggalin kamu, gak akan ada niatan buat putusin kamu lagi dalam diri aku. Jadi kamu bangun yaa..."
Sreeett
Pintu ruang rawatnya Jungkook terbuka yang buat gue lihat siapa yang masuk.
Setelah lihat kalo keluarganya Jungkook yang masuk, gue langsung bangkit dari duduk dan ngebungkukin badan buat nyapa keluarganya Jungkook.
"Lisa... apa yang terjadi dengan Jungkook? Mengapa dia belum sadar?" Tanya nyokapnya Jungkook begitu nyamperin gue. Nyokapnya Jungkook kelihatan yang paling khawatir.
"Ada orang jahat yang mau melukai saya, tapi Jungkook datang dan menyelamatkan saya. Lalu Jungkook berkelahi dengan penjahat itu, Jungkook terluka dan mendapat luka diperutnya karena terkena pisau yang dibawa penjahatnya."
"Lukanya cukup dalam, tapi Jungkook sudah ditangani oleh dokter dengan baik. Maafkan saya, karena saya Jungkook jadi terluka." Lanjut gue. Selama ngomong gue terus nunduk karena takut dan ngerasa bersalah.
"Kamu tidak apa - apa Lisa?" Tanya bokapnya Jungkook.
"Saya tidak apa - apa, berkat Jungkook." Jawab gue.
Grep
Gue tersentak kaget ketika tiba - tiba aja gue ngerasain badan gue dipeluk sama seseorang.
"Syukurlah kakak gak papa, kak Lisa pasti takut banget." Ucapnya. Hara, adiknya Jungkook begitu baik sama gue. Gue jadi terharu, bahkan dia gak marah sama gue.
"Maafin kakak, kakak kamu jadi terluka karena harus ngelindungin kakak." Bales gue.
Hara ngelepasin pelukannya. "Kakak gak salah, kakak gak perlu minta maaf. Ini itu salahnya penjahat itu. Lagian kan kak Jungkook pacarnya kakak, udah seharusnya dia ngelindungin kakak."
Apa bener ini keluarga yang udah ngehancurin hidup keluarga gue? Apa bener ini keluarga yang udah buat gue ditinggalin nyokap gue? Kenapa mereka begitu peduli sama gue? Kenapa mereka sayang sama gue?
"Lisa... mama juga gak marah sama kamu, justru mama juga takut kamu kenapa - napa. Kamu beneran baik - baik aja kan sayang?"
Sayang, kata itu yang gue rindukan dari mulut seorang ibu. Air mata gue nerobos keluar gitu aja, begitu pendengaran gue menangkap kata - katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee || Liskook
FanfictionJika kisah hidupmu sepahit kopi tanpa pemanis. Jangan jadikan gula sebagai pemanisnya, tapi aku. Gula untuk Kopi, dan Aku untuk Kamu. #fiksiremaja #bakunonbaku #Liskookshipper