Chapter 37

1.2K 127 8
                                    

^Happy Reading^

Lisa POV

Setelah merasakan lelah sampe keluar keringet karena kejar - kejaran sama Mingyu sampe dilihatin banyak orang karena kelakuannya kayak bocah.

Akhirnya gue bisa duduk manis sambil nenangin detak jantung gue yang detaknya dua kali lebih cepet dari detak normal.

"Huftt... capek juga gue." Gumam gue.

"Nihh." Mingyu nyodorin satu botol air mineral ke gue.

"Thanks." Ucap gue sambil ngambil alih botolnya dari tangannya Mingyu.

Mingyu ngangguk - ngangguk terus duduk samping gue, gue dan Mingyu sama - sama lagi minum air.

Drrtt Drrtt

Tiba - tiba aja handphone gue geter, gue langsung simpen botol minumnya dan gue cek notifikasi apa yang masuk.

Ada satu pesan yang masuk, dan pas gue lihat, bokap gue ngirimin gue pesan. Isi pesannya buat gue kaget dan khawatir.

"Kenapa Lis?" Tanya Mingyu, mungkin dia sadar dengan perubahan ekspresi muka gue.

"G-gyu, hari ini gue boleh izin dulu gak?" Tanya gue sambil gemeteran.

"Emangnya ada apa?"

"Bokap gue barusan ngirim pesan, katanya bokap gue kambuh. Gue boleh pulang sekarang gak? Gue mohon~"

"Iya, lo pulang aja. Semoga bokap lo gak kenapa - napa."

Gue ngangguk - ngangguk. "Makasih Gyu, gue pergi sekarang."

"Iya, hati - hati lo." Balesnya dan gue anggukki.

Gue langsung pergi ninggalin Mingyu, kalo menyangkut soal bokap gue pasti gue gak akan tenang.

Sekecil apapun hal yang terjadi pada bokap gue, itu sangat penting buat gue tahu.

Selain bokap gue adalah satu - satunya keluarga yang gue punya, gue juga harus bisa jagain bokap gue. Bokap gue yang sekarang bukanlah bokap gue yang dulu.

Dengan cepet gue keluar kantor dan cari - cari taksi sebagai alat transportasi untuk menuju ke apartement gue.

Langsung gue naik ke taksinya setelah ada taksi yang berhenti depan gue. Gue minta buat jalanin mobilnya dengan cepat ke supir taksi itu.

"Lisa harap papa gak kenapa - napa." Gumam gue.

Gak henti - hentinya gue berdoa semoga bokap gue gak kenapa - napa. Udah lama bokap gue gak kambuh, tapi sekarang tiba - tiba aja perutnya bokap gue sakit.

Mengingat kalo bokap gue harus kehilangan satu ginjalnya karena mengalami kecelakaan, dan satu ginjalnya lagi itu harus dijaga baik - baik. Kalo gak, bokap gue bisa kenapa - napa.

Gue gak mau kalo sampe itu terjadi lagi sama bokap gue.

Sesampainya diarea apartemen gue, gue langsung naik lift dan pergi ke tempat dimana apartemen gue berada.

Tapi pas gue jalan ke arah apartemen gue, ada satu orang pria yang berdiri didepan apartemen gue. Gue gak pernah lihat pria itu sebelumnya.

"Permisi." Ucap gue.

Pria itu umurnya kayaknya beda jauh sama gue, dan dia kelihatan kaget gitu pas lihat gue dateng nyamperin dia.

"Eum ada apa anda berdiri didepan apartemen saya? Apa anda teman ayah saya?" Tanya gue ke pria itu.

Dengan mudahnya pria itu mengubah ekspresinya kembali tenang lagi.

"Saya adalah teman dari ayahmu." Jawabnya.

Coffee || LiskookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang