38. Anonymous

382 50 1
                                        

Happy Reading..😚

Sorry for typo...😎

🍓🍓🍓

Baekhyun mulai mengamati orang-orang di sana. Setelah moderator membuka forum dan mempersilahkan mereka untuk berpendapat beberapa langsung memberikan opini tentang Baekhyun.
Di sebrangnya, Junki menampilkan senyum smirk nya. Sesekali ia memandang Baekhyun remeh.

Sesuai instruksi Lay, dia hanya harus diam walaupun dirinya sudah terprofokasi. Baekhyun sedikit bangga pada pengendalian emosinya saat ini karena Baekhyun yang biasanya tidak akan diam bila terpojokkan seperti ini.

Ia melirik Jhonny yang nampak berbeda setelah pria itu dari toilet.

"Presdir Byun bisa memimpin perusahaan sebagaimana mendiang tuan Byun, ayahnya. Jadi untuk apa mempermasalahkan posisinya sekarang?" itu suara Chanyeol. Pria Park itu datang sebagai perwakilan dari perusahaannya.

Baekhyun sedikit terkejut tadi saat pria itu masuk ruangan sesaat sebelum rapat di mulai.

Sepertinya itu rencana Lay membawa Chanyeol ke rapat kali ini.

"Dari mana kau tahu jika kinerjanya baik tuan Park saat Presdir Byun baru menjabat beberapa bulan ini."

"Maka dari itu, kita semua belum mengetahui kinerjanya jadi biarkan dia menjalankan kewajibannya."

"Lalu membiarkan perusahaan bangkrut. Jangan gegabah presdir Xien."

Perdebatan terus terjadi sampai Junki bersuara.

"Lebih baik kita lakukan voting untuk pengambilan suara, mengganti presdir Byun atau mempertahankan posisinya." katanya.

Baekhyun sedikit terkejut sebelum menetralkan kembali ekpresinya, tangannya mengepal yang di letakkan di atas pahanya.

Ini tidak masuk dalam rencananya. Kenapa ia terkecoh.

"Kenapa melakukan voting? Ini jelas di luar agenda pertemuan." kata Baekhyun tenang, walau sebenarnya ia sedikit khawatir.

Junki mengukir senyum liciknya. "Jelas kita perlu voting presdir. Membicarakan posisi anda tentu dengan persetujuan para pemilik saham. Anda jangan melupakan itu."

Baekhyun menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan. "Baiklah kita lakukan voting. Satu jam lagi, kita akan kembali berkumpul di sini." ucap Baekhyun menyiasati.

"Tidak perlu menunggu waktu satu jam, sepuluh menit saja cukup ku rasa presdir." balas Junki menatap Baekhyun lalu melirik salah satu staf yang ada di samping pintu.

Beberapa staf yang mengawal pertemuan itu langsung bergerak mengambil hal-hal yang di perlukan.

Baekhyun menatap tajam pada pria yang dulu sangat ia hormati setelah ayahnya itu. Ternyata semuanya sudah di rencanakan oleh pria licik itu.

"Jhonny, bisa ulur waktu lima belas menit lebih lambat?." suara Lay terdengar.

Baekhyun menatap Jhonny, pria itu mengangguk kecil sebelum keluar mengikuti staf yang akan mengambil kotak suara.

Baekhyun tidak bisa tinggal diam, ia juga harus berfikir. Maniknya menatap Chanyeol dan seolah mereka mampu melakukan telepati, pria Park itu tersenyum kecil.

Sedikit membuat keributan dengan menyetel lagu seolah dia mendapat panggilan telfon.

Dan berhasil, semua menatap Chanyeol.

Dengan wajah polosnya, pria Park itu tersenyum canggung, "Maaf, rupanya aku lupa mengalihkan ke mode silent."

Dan peralihan itu di manfaatkan Baekhyun untuk berkomunikasi dengan Lay. "Lay, kau sudah berhasil?" tanya Baekhyun berbisik.

Complicated LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang