01.For Life

6K 401 16
                                    


Alasanku hidup adalah karenamu
Cinta itu menyakitkan sebesar aku mencintaimu
Menyakitkan karena tidak ada dirimu, menyakitkan karena kehilangan cinta
Air mata mengalir seperti air hujan
Aku mencintaimu meskipun menyakitkan seperti ini.

***

cinta dan kehidupan dua kata yang berbeda namun penuh dengan makna, kehidupan akan sangat bermakna jika seseorang telah merasakan cinta yang tulus. Namun cinta yang telah pergi ke kehidupan yang lain merupakan kenyataan yang sangat pahit. Seperti yang telah aku rasakan saat ini, cintaku telah meninggalkanku ke sebuah kehidupan yang lebih layak, terkadang hati ini bertanya, apakah aku tak pantas mendapat cinta terlalu lama? Atau kah mungkin cintaku masih kurang untuknya?. Kehidupan yang ku jalani saat ini seperti kehidupan yang kelam, begitu menyakitkan hingga aku telah lupa kapan terakhir aku merasakan tidur yang benar, kapan terakhir aku tertawa, aku benar-benar lupa cara hidup yang benar sekarang ini.

Aku bekerja di sebuah perusahaan Media, dimana aku bekerja sebagai editor berita pada Majalah. Aku telah bekerja sudah lama di tempat ini, pekerjaan ini yang membuatku betah karena aku benar-benar tak harus menemui banyak orang, yang hanya kulakukan kerja di kubikal kecil di temani oleh sebuah computer membuatku terkadang mendapat cibiran dan lirikan sinis ku dari rekan-rekan ku. Namun itu sama sekali tidak membuatku terusik.

"Jieun-ssi kapan kau akan mengumpulkan berita yang kuberikan kepada mu beberapa hari yang lalu?"seorang pria setengah baya mengalihkan pandanganku padanya.

"sajangnim. aku akan menyerahkannya siang nanti sajangnim" aku memberikan hormat padanya.

"baiklah, aku menunggunya siang nanti, aku permisi"

Woo Namjoon adalah ketua tim dari dept. berita di majalah tempatku bekerja. Setelah ia pergi aku kembali melanjutkan aktifitas ku yang sempat berhenti.

***

"maaf mengganggu sajangnim" aku mengetuk pintu ruangan ketua Nam lalu masuk setelah ia mempersilahkan "ini adalah berita yang anda minta pagi tadi" aku menyerahkan sebuah map yang telah berisi berita yang telah aku edit sedemikian rupa, hingga isinya menarik bagi para pembaca

"baiklah, kau memang bisa di andalkan" tuturnya lalu menerima map yang kuberikan.

"kalau begitu aku permisi sajangnim" aku kembali ke meja ku, tak ada percakapan yang berarti yang kulakukan saat di kantor, bahkan aku tak mengenal semua rekan kerja ku padahal aku telah bekerja di tempat ini hampir 5 tahun.

"Kau benar-benar tak ingin bekerja di perusahaan appa" kedua pria ini tengah berdebat kecil dengan pria yang tengah duduk di hadapannya

"hyung aku tak mengatakan kalau aku tak ingin bekerja di perusahaan appa, hanya saja aku tak ingin menjadi direktur, kenapa bukan kau saja yang mengambil jabatan itu?"

"Yaa!! Hyunie-ah apa kau tak punya otak atau apa kau benar-benar bodoh, kau kan tau kalau saat ini aku menjadi presdir di perusahaan itu" lagi-lagi pria ini berteriak kepada sang adik

"aku tau hyung, kalau begitu suruh saja Jun Ki hyung yang mengambil alih jabatan itu"tuturnya enteng, pria itu yang bernama Baekhyun

"kau benar-benar keras kepala Hyunie-ah, apa kau tak tau jika kita menjadi petinggi di perusahaan appa itu akan sangat baik, dan kenapa kau menyuruh Jun Ki hyung?"

"Junmyeon hyung, suatu saat nanti aku akan mengambil jabatan itu, tapi untuk saat ini aku benar-benar tidak menginginkannya, lagi pula aku ingin tau rasanya menjadi karyawanmu. Aku ingin merasakan perjuangan untuk mendapatkan sesuatu atau apapun itu. Ah membayangkannya saja sudah membuatku bahagia" Baekhyun menerawang kehidupan yang akan ia jalani nanti senyumnya tak luntur dari bibir tipisnya itu, mungkin ini terdengar konyol karena sebagian orang ingin hidup menjadi seperti dia, memiliki segalanya, namun ia ingin hidup di mana ia harus banting tulang untk mendapatkan apa yang dia mau.

Complicated LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang