Work With Stranger I Ever See

502 79 7
                                    

"Hai kenalin nama gue Wendy Tan. Kalian bisa panggil gue Wendy."

****

"Jadi Wen kamu di sini akan kerja bareng beberapa tim kalo di butuhkan. But the official one kamu akan kerja cuma bareng satu tim aja. Tim yang bener-bener ngabisin waktu sama kamu atau seenggaknya delapan puluh lima persen bakalan jadi tim yang kamu tangani, lima belas persen sisanya kamu akan jadi cadangan di tim-tim lainnya. Kamu faham?" Ucap seorang Produser Eksekutif bernama Ibu Riyani yang baru gue kenal hari ini.

"Baik Bu," jawab gue sambil menegapkan badan. Jangan sampe kaliatan ga tegas pada pandangan pertama.

Beberapa menit wanita berumur empat puluh tahunan itu ngebolak balik beberapa file yang ada di atas meja, sedangkan gue cuma sesekali ngelirik ke arah dia. Kan ga enak kalo ke gep pas lagi ngeliatin dia.

"Jadi, kamu akan kerja ngegantiin Ayu yah. Salah satu Fashion Stylist Enam hari yang baru saja resign. Karna itu tim official yang akan kerja sama kamu yaitu enam hari. Dan Kakang silahkan di beri tahu lebih jelasnya. Kamu udah kenal kan sama Kakang?"

Gue sejenak terdiam. Gue baru sadar Kakang udah sejak dua hari ini selalu ada di sekitar gue dan gue juga ga tau alesannya kenapa. Apa mungkin karna kita bakalan jadi satu tim? Oh my god i'm so stupid! Kenapa bisa gue ga curiga sama sekali.

"Ehem, Wendy kamu denger saya?"

"Eh ... Oh ... Baik Bu. Saya siap kok saya siap," gue tersenyum sambil memaksa. Bu Riyani ngulurin tangannya dan menjabat tangan gue dan gue pun menyambutnya dengan berat hati.

Yes meeting hari ini di penuhi kejutan yang ga gue perkirakan.

"Wen, lo ga apa-apa?" Tanya si Kakang sambil ngelirik gue.

"Auah," gue ngebales sambil jalan kesel keluar dari ruang meeting.

*****

"Ngapain dia di sini? Ngapain dia ada di JYPE? NGAPAIN!!!?" Kira kira begitu teriakan dalam batin gue ketika ngeliat that suicide girl ada di hadapan gue saat ini. Jadi apa cewe ini yang bakalan gantiin posisi Ayu? Ga mungkin.

"Seneng kerja sama, sama lo Wen, gue Wasa," ucap si Wasa sambil ngulurin tangan.

"Hai," tu cewe tersenyum manis.

"Gue Difta salam kenal ya Ce," itu kata si Difta yang juga di sambut uluran tangan dan senyuman manis dari cewe yang memperkenalkan dirinya dengan nama Wendy itu.

"Lo pasti udah kenal gue sama Bijar kan?" Susul si Sansan.

"Hai Mas," dia lagi-lagi menjabat tangan dengan ramah.

"Betah-betah yah Wen." Si Bijar menyapa dengan ramah.

"Jev ayolah, jangan diem gitu kita kenalan sama anggota baru di tim kita," itu si Kakang yang tiba-tiba menyambar gue.

"Oh iyeh, gue Jevan, ga usah salaman lagi banyak virus," ucap gue singkat dan kembali fokus ke beberapa chat yang di kirim sama Eriska. Gue bakalan mencoba bersikap seolah kita ga pernah ketemu dan ga biarin suicide girl itu mendekat.





"Eh Bang, lo udah kenal ya sama Ce Wendy?" Tanya si Difta yang tiba-tiba duduk di samping gue sambil minum susu kotak.

"Ga, gue ga kenal baru liat tadi."

Lemonade (Jae x Wendy) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang