The Truth

410 83 11
                                    

Hari itu Velvet terlihat lebih sepi dari biasanya, entah kenapa kursi di sana hanya terisi oleh beberapa pasangan yang tengah mengobrol. Padahal jam baru saja menunjukkan pukul delapan malam, mungkin karna di luar tengah di guyur hujan.

Jevan dan Wendy tengah duduk bersebrangan. Keduanya melihat jendela yang terguyur hujan, melihat keluarpun jalanan hanya di penuhi kendaraan yang berlalu lalang,kepala Jevan hampir saja terantuk ke atas meja karna mengantuk menunggu gadis itu bicara.

"Lo ngajak gue kesini buat ngomong kan? Bukan buat jadiin gue nyamuk?" Tanya Jevan karna telah bosan menunggu.

"Bisa sabar dikit ga? Kopi lo sama gue aja masih penuh," jawab Wendy mengelak.

"Gue ga bisa minum kopi ini karna jantung gue deg-degan pengen tau apa yang mau lo omongin. Lo tau ga katanya kopi bisa bikin deg-degan."

"Mungkin lo jatuh cinta kali sama kopi lo."

"Deket lo juga deg-degan apa jangan-jangan gue jatuh cinta sama lo?"

Mendengar kata-kata Jevan Wendy segera melempar tatapan mautnya. Jevan yang merasa gadis itu tidak suka dengan kata-katanya hanya tersenyum. Sementara tampang kesal Wendy tidak bisa ia sembunyikan lagi.

"Gue sebenernya mau ngasih tau ke lo kalo gue udah tau semuanya."

"Tau apa?" Tanya Jevan masih belum mengerti kata-katanya.

"Soal ... Soal lo sama Eriska dan Galang ...."

Jevan yang sedari tadi hanya menunjukkan ekspresi bercandanya kini berubah serius. Setelah mendengar kata Galang sepertinya ia langsung tau apa yang di maksud Wendy.

"Sejak kapan lo tau?"

"Kemarin, pas gue ke rumah lo."

"Jadi karna itu lo nangis dan minta maaf ke gue?" Tanya Jevan heran. Apa yang salah darinya hingga ia harus meminta maaf.

Wendy hanya mengangguk sambil memalingkan wajahnya.

Jevan yang melihat itu segera memegang dagu gadis itu dan memalingkan ke arahnya, "lo ga usah takut buat liat gue, gue pengen tau apa aja yang lo tau."

"Gue tau semua yang lo sembunyiin dari gue. Dan gue juga tau kalo lo juga tau gue mantan pacar Galang, yang bego yang ga tau apa-apa padahal udah di selingkuhin selama dua tahun," jelas Wendy dengan singkat.

"Terus kenapa lo minta maaf?"

"Karna gue, ngerasa lo malah berniat baik bantu gue buat balas dendam ke mereka. Gue ngerasa bersalah karna sikap gue yang buruk."

"Gue ga lakuin itu karna lo mantan pacar Galang," Jevan kini meneguk segelas kopi miliknya. Sementara Wendy hanya mengernyitkan dahinya seolah bertanya mengapa.

"Pertama kali gue liat lo, setahun yang lalu di Festival musik jazz. Lo dateng sama Galang dan itu pertama kalinya selama temenan sama dia gue liat dia bawa cewe ketemu temen-temennya," Jevan kini melemparkan tatapannya ke luar jendela, "di sana lo duduk tepat di sebelah gue dan gue jelas liat lo, saat itu gue udah tau kalo lo dan gue sama-sama di selingkuhin sama bangsat-bangsat itu," lanjut Jevan. Kini ia mengalihkan pandangannya ke arah Wendy lagi.

"Terus, kenapa lo ga bilang apa-apa ke gue?"

"Gimana gue mau bilang, lo keliatan bahagia sama dia. Dari situ gue liat lo cewe yang tulus sekaligus bego. Bisa-bisanya feeling lo ga bekerja saat cowo yang udah lama lo pacarin selingkuh."

"Jev lo beneran jahat sama gue-"

"Gue ga jahat, gue masih berharap lo bisa ngerubah dia waktu itu. Tapi gue salah apa yang gue pikirin salah, gue sadar saat kita sama-sama ada di tempat di mana mereka pelukan dan lo berakhir di jembatan layang itu."

"A-apa?" Wendy terkejut dengan apa yang Jevan katakan, runtutan kejadiannya membuat Wendy tersadar jika semua itu bukanlah kebetulan.

"Gue liat lo di Cafe itu, Gue ngikutin lo setelah mobil lo pergi dengan lo yang lagi nangis. Bodohnya lo gatau kalo dia selingkuh dan mutusin lo di sana.
Sedangkan gue ngeliat jelas semua kejadiannya. Dan gue malah kasian sama lo, bukan bukan kasian, rasanya gue pengen rebut lo dari Galang, karna begonya dia sia-siain lo cewe yang beneran tulus cuma demi seonggok sampah kaya Eriska."

"Kenapa lo ga bilang aja dari awal? Kenapa lo mesti nyembunyiin semuanya dulu dan bertingkah seenaknya bahkan lo nyaris kehilangan kerjaan yang sanga lo suka demi balas dendam ke mereka?"

"Di dunia ini, banyak hal yang ga bisa lo raih cuma karna lo takut kehilangan sesuatu. Gue lakuin itu bukan cuma karna gue pengen bales dendam, tapi karna gue pengen Galang tau lo sekarang milik gue."

"Tapi semua orang tau kalo lo sama gue cuma pura-pura."

"Kenapa kita ga jadiin semuanya kenyataan aja? Dy, mau ga lo jadi pacar gue, pacar beneran gue?"

"...."



******

"Jean, kamu udah coba hubungin adek kamu? Kenapa dia ga pulang-pulang ke rumah. Udah berapa bulan anak itu ngilang ga jelas dimana," ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja menyelesaikan makan malamnya.

"Mami juga tau, Jevan susah buat di atur. Anak berandalan itu selalu aja reject telpon dari aku," ucap Lelaki berumur tiga puluh dua tahunan itu.

Jevan merupakan anak terakhir dari dua bersaudara, kakaknya merupakan seorang direktur dari anak perusahaan milik orangtua mereka. Ibu dan ayah Jevan yang merupakan seorang pebisnis sangat kukuh menentang keinginan anaknya untuk menjadi pemusik dan penyanyi.

Berbagai cara telah orangtua Jevan lakukan untuk membuat perusahaan mengeluarkan Jevan dari agensi mereka. Namun agensi yang menaungi Jevan sama sekali tidak bergeming, bagai sebuah berlian langka yang mereka temukan di antara tumpukan emas begitulah kukuhnya pihak agensi untuk mempertahankan Jevan.

"Orangtua cuma kangen aja pengen liat anaknya. Tapi anak itu susah sekali di suruh pulang, apa perlu Mami suruh orang-orang Mami buat seret dia pulang?" Kata-kata dari sang ibu membuat Jean terhenyak. Mengapa hingga seperti itu ibunya menginginkan kehadiran bocah kurang ajar yang tidak tau etika dan sopan santun itu.

"Ga usah buang-buang tenaga buat itu, biar aku yang seret dia pulang," Jean mencoba meyakinkan ibunya. Memang sejak dulu, di banding dirinya sang ibu selalu mengutamakan apapun soal Jevan entah kenapa. Tetapi lihat hasilnya anak itu malah menjadi anak pemberontak kepada orang-orang yang menyayanginya.

Asal Mami bisa liat aku sedikit aja, aku bakalan lakuin apapun buat Mami. Sekalipun bakalan nyakitin anak sialan itu.



Bersambung ...

Akan update setelah 20+ vote

Lemonade (Jae x Wendy) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang