The story

26.8K 3K 270
                                    

Flashback

Jeno menungggu sampai Jaemin benar-benar masuk dengan selamat ke dalam rumahnya. Hanya memastikan.

Hilangnya sosok Jaemin di balik pintu membuat Jeno lega, setidaknya dia sudah memastikan Jaemin aman. Ketika hendak berbalik kakinya terasa seperti menginjak sesuatu.

Gantungan kunci Ryan dan ada persegi tipis bergantung bersamaan. Jeno langsung mengambil nya.

"Apa ini?" Tanya nya, persegi itu rupanya sebuah kaca lipat. Jeno membuka nya dan melihat foto keluarga dan Jaemin di dalamnya. Kan dua sisi satu kaca satu foto.

"Jaemin?" Ucap Jeno, mata sipitnya kini beralih ke rumah yang bisa dibilang cukup megah itu.

"Aku kembali kan besok saja..." Jeno berlalik hendak melangkah, namun entah mengapa dia merasa harus mengembalikan ini sekarang juga.

Akhirnya Jeno kembali memutar langkahnya untuk masuk ke pekarangan rumah Jaemin.

Ketika sampai di depan pintu Jeno ragu untuk mengetuk nya. Lagi, dia bimbang apakah harus mengembalikan sekarang atau besok. Takut mengganggu Jaemin katanya.

"Besok sajalah, Nana pasti lelah." Ketika Jeno ingin melangkah pergi suara terikan mengejutkan nya.

Itu suara Jaemin, tanpa pikir panjang Jeno membuka pintu itu. Namun terkunci, karna teriakan Jaemin yang meminta dilepaskan semakin nyaring Jeno langsung menendang pintu itu. Sekali tendangan yang hampir menghancurkan pintunya.

Yang pertama di lihat Jeno adalah Jaemin yang di tarik paksa oleh pria paruh baya yang tidak dia kenal. Tunggu, Jaemin menangis? Iya mata sipitnya menangkap lelehan air mata di pipi Jaemin.

Jeno menatap tajam pria di depannya. Satu, yang ada di otaknya.
"Kalo orang jahat, pukul saja." Ya harus. Jaeminnya harus selamat.

***

Tok tok tok

Ketukan pintu menggema, tak ada sahutan sama sekali. Akhirnya Jaehyun masuk ke kamar bungsunya. Rasa bersalah hadir di hatinya. Kenapa dia tidak mempercayai anak Jeno? Padahal sudah pasti Jeno tidak akan melukai orang kecuali untuk membela diri.

"Jeno?" Panggil Jaehyun, tak ada sosok Jeno di kamarnya. Namun suara gemericik air terdengar dari kamar mandi.
"Sedang mandi ya..." Monolog Jaehyun, sebagai ayah yang baik dia langsung membuka dan membongkar lemari pakaian Jeno. Menyiapkan piyama untuk anak bungsunya itu.

Cklek (gak tau ah)

Suara pintu terbuka membuat Jaehyun menoleh. Jeno dengan rambut basah serta badannya yang dililit handuk setengah muncul.

"Sudah?" Tanya nya, Jeno hanya mengangguk menjawab. Dia lelah dan sakit.
"Ini piyama dad sudah siapkan." Jaehyun duduk di kursi belajar Jeno.

"Thank you dad." Ucapnya. Jaehyun mengangguk.

"Sorry, i Didnt mean to do that thing to you." Jeno menatap Jaehyun. Mata sipitnya tersenyum.

"I know dad. Is okay, you do your best." Jawabnya Jaehyun tersenyum tumben biasanya merengek. Oh, ada Jaemin di bawah malu dia.

"Cepat pasang bajunya lalu nanti turun biar Hyung yang obati oke?"

"Iya dad... Thank you."

"Jaga image ya?" Goda Jaehyun tersenyum jahil.

"Apa nya?"

"Di bawah milikmu? Manis. Memang jagoan Daddy." Tawa Jaehyun jahil lalu berjalan meninggalkan kamar Jeno.

"Sabar Jen... Sabar... He is your dad's uang ada di dia. Jangan sampai kau durhaka... Sabar... Sabar..." Jeno menghela napas panjang seraya menggeleng maklum. Dia melanjutkan memasang pakaiannya.
*
'
'

JAEHYUN'S FAMILY || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang