Jeno, Jaemin.

20.4K 2K 360
                                    

Warning! Tidak untuk kalian yang phobia KEUWUAN. Terimakasih

Jaemin lagi lagi terbangun di ruang yang sangat gelap itu, sama seperti saat Jeno meninggalkan nya.

"Apa, apa ini?" Tanya Jaemin pada dirinya sendiri. Tiba-tiba kepalanya pusing sekali. Lagi, sebuah ledakan cahaya menyilaukan mata Jaemin. Jauh di depannya, ada Jeno yang berdiri dengan pakaian stelan serba putih memandang dirinya.

"Jeno?" Tanya Jaemin

"Na, aku pulang." Ujar Jeno.

Seperti film yang di putar, semua kenangan dirinya bersama Jeno kembali. Saat Jeno membuka matanya, memanggil namanya, memeluknya, mengikat tali sepatunya. Jaemin terduduk karna sulit bernapas dalam kegelapan, apalagi kepalanya berputar hebat.

"Gak, gak, itu bukan mimpi... Jeno masih hidup, Jeno masih hidup!" Yakin Jaemin pada dirinya.

"Jeno!!!"
*
'

Jaemin terbangun, dengan peluh yang membanjiri dahinya. Dirinya langsung duduk menetralkan napasnya yang terengah.

Di pandang nya kasur di sampingnya kosong, seingatnya semalam Jeno meminta untuk tidur bersama.

Jaemin panik, tidak, itu tidak mungkin mimpi kan. Jeno yang sadar dan terbangun itu bukan mimpi.

"Jeno?" Panggil Jaemin, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya Jaemin berdiri berniat keluar dari kamar itu mencari Jeno. Dia harus memastikan kalau ini bukan mimpi atau halusinasi.

Saat Jaemin hendak membuka pintu, pintu itu terbuka duluan dari luar. Jaemin terkejut, tapi dia langsung memeluk orang yang ada di depannya itu.

"Hi, kenapa?" Tanya nya, dia mengelus punggung Jaemin dengan sangat lembut.

"Ini kamu kan? Ini kamu kan?" Tanya Jaemin memastikan kalau orang yang ada di depannya ini adalah Jeno nya.

"Iya, ini aku Na. Ini aku... Shhhtt, mimpi buruk lagi?" Tanya Jeno, dia mengelus Surai Jaemin supaya Jaemin jauh lebih tenang.

Jaemin melonggarkan pelukannya dan menatap wajah Jeno. Bisa di lihat Jeno kalau Jaemin betul-betul mimpi buruk. Sampai berkeringat.

"Aku takut, aku takut kalau aku hanya bermimpi kau ada disini." Ujar Jaemin, Jeno tersenyum untuknya. Di hapusnya perlahan peluh dari dahi Jaemin dengan tangannya.

"Aku ada disini..." Setelahnya Jeno mencubit pipi Jaemin dengan gemas. Agar meyakinkan kalau ini kenyataan.
"Sakit kan?" Tanya Jeno. Jaemin mengangguk lalu memeluk Jeno kembali.

Semenjak kejadian 4 tahun lalu. Jaemin jadi sering bermimpi seperti itu. Mimpi yang meragukan nya tentang kenyataan. Tapi, Jeno selalu ada untuk meyakinkan Jaemin. Itu hanyalah mimpi.

"Jeno, jangan pergi lagi ya?" Ujar Jaemin.

"Iya, aku tidak akan pergi. Aku disini." Jeno melepaskan pelukannya, dia menggenggam tangan Jaemin dan menuntunnya kembali ke tempat tidur.

Jaemin menatap nya seakan seperti kalau Jaemin berkedip dirinya akan hilang. Jeno gemas. Dia akhirnya memegang dua kelopak mata Jaemin dengan telunjuknya dan memaksa nya untuk berkedip dengan pelan.

"Nanti mata kamu perih." Habisnya Jeno langsung menekan pipi Jaemin. Bibir Jaemin yang tergencet pipi langsung di kecupnya.

"Ihhh, muka aku jangan di gituin." Protes Jaemin, Jeno benar-benar tidak paham lagi akan keimutan di depannya ini.

"Iya maaf, habisnya kamu ngeliatin aku kaya lihat alien aja."

"Jeno gak peka! Kan aku lihat biar Jeno gak hilang lagi! Ya sudah kalau tidak mau di lihat!" Tuh kan Jen, meraju jaeminnya.

JAEHYUN'S FAMILY || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang