The truth untold

18.7K 2K 87
                                    

Pagi itu sangat cerah, Jaemin tengah sarapan dengan kedua orang tuanya. Weekend memang waktu yang santai untuk mereka. Terlebih lagi Yuta yang berkerja, waktunya untuk anak manis nya ini.

"Buna, Nana mau chiken..." Ucap Jaemin sambil mengangkat piringnya, Winwin tersenyum lalu dengan telaten menyiapkan pesanan anaknya itu.

"Banyak nya anak appa makan chiken nya..." Ejek Yuta, Jaemin tidak menjawab dia memakan makanan nya dengan nikmat.

"Buna jjang!" Ujarnya sambil menunjukkan kedua jempol nya. Senyum hangat menghiasi pagi keluarga kecil itu.

Jaemin kini sudah resmi menjadi murid sekolah menengah pertama. Dia menjalani harinya dengan sangat ceria, bahkan dia mendapat banyak teman. Tentu saja karna dia pintar dan kaya.

"Anak appa sedang apa?" Yuta datang memeluk tubuhnya yang sedang menulis di kertas. Dia nulis di meja depan tv ruang tamu mereka.

"Jangan liat appa, tidak boleh lihat!" Jaemin menyembunyikan tulisannya dari Yuta yang datang.

"Memang nya nulis apa? Appa mau lihat dong..." Bujuk Yuta namun Jaemin malah semakin menyembunyikan nya di belakangnya.

"Tidak boleh!" Katanya, Yuta memicingkan matanya pura-pura curiga akan anaknya ini.

"Kamu suka seseorang ya???" Ejek Yuta sambil mendorong kecil bahu Jaemin.

"Apa sih appa, gak ada tau. Nanti marah Buna. Udah sana appaaa jangan ganggu!" Usir Jaemin, orang lagi asik nulis sesuatu eh malah di ganggu.

"Sayang, anaknya jangan di ganggu dong. Kamu ini." Winwin datang membawa jus untuk Jaemin dan kopi untuk Yuta.

"Iya ihhh, kamu sama Nana memang kompak buli aku. Nana juga gak sayang appa lagi." Kata Yuta pura-pura meraju. Dia membuang muka.

"Bukan gitu appa... Jangan marah." Jaemin memeluk Yuta. Dia tidak mau appanya salah paham dan marah. Padahal Yuta hanya pura-pura.

Lagi asik quality time. Tiba-tiba bel rumah mereka berbunyi.

"Nana saja yang buka..." Jaemin berlari dengan riang ke arah pintu rumah mereka.
"Iya sebentar..." Kata nya, dia pun membukakan pintu itu.

Di sana ada seorang pria paruh baya yang tampak terkejut melihat dirinya.

"Cari siapa ya?" Tanya Jaemin, tapi pria tadi tidak menjawab. Dia malah menatap Jaemin dengan sendu. Jaemin bingung.

"Nana siapa??" Merasa anaknya tidak masuk-masuk yuta dan Winwin pergi menyusul, seketika melihat siapa yang datang Yuta langsung menarik Jaemin menjauh bersembunyi di belakangnya.
"Otosan (Ayah). Mau apa?" Yuta bertanya dengan nada datarnya.

"Yuta, ijinkan aku bertemu dengan cucuku... Sebentar saja, ya?" Pria paruh baya yang merupakan ayah Yuta itu mulai berlutut memohon pada dirinya.

"Untuk apa? Apa lagi rencana otosan?" Yuta menatap tajam ayahnya. Saat ini, Yuta adalah ayah yang ingin melindungi anaknya dari siapapun.

"Appa ada apa?" Tanya Jaemin, dia bingung. Jaemin sudah besar, dia tidak bodoh untuk mengartikan apa yang sedang terjadi.

"Aku hanya ingin melihat nya Yuta... Sekali saja... Sekali saja..." Ucapnya, sambil memohon. Jaemin tidak tega melihat itu, dia berjalan ingin mendekati orang yang bisa dia artikan adalah kakeknya.

Selama ini Jaemin tidak pernah bertemu dengan sosok kakeknya, obachan nya pun tidak pernah mau berbicara tentang suaminya. Jaemin besar tanpa tau kakeknya.

"Jaemin!" Yuta menahan tangannya.

"Kenapa appa?? Kenapa Nana tidak boleh dekat." Tanya Jaemin, dia tidak mengerti kenapa Yuta melarangnya. Pria paruh baya itu langsung berdiri memegang tangan Jaemin.

JAEHYUN'S FAMILY || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang