Him

38.4K 3.8K 749
                                    

Aktivitas yang di laksanakan sekolah untuk para murid baru sudah hampir selesai, kini mereka semua di persilahkan untuk beristirahat dan makan siang di kantin, karna setelah itu masih ada kegiatan terakhir untuk hari ini. Ingat mereka harus bersama dengan kelompok.

"Jaemin, kau makan apa?" Tanya Haechan antusias, sungguh dia sudah menahan rasa lapar cukup lama. Dan sekarang dia di suguhkan makanan lezat.

"A-aku..." Belum Jaemin menjawab, Haechan sudah menyendokan berbagai macam makanan ke piring Jaemin serta piringnya.

"Eh gembul, Jaemin itu tidak rakus seperti mu. Kau ingin dia gangguan pencernaan setelah ini? Jahat sekali." Jeno menyahut dari belakang mereka, ya dia sedari tadi memperhatikan interaksi dua orang itu.

"Ish! Diam kau." Bentak Haechan, hey dia tidak terima di panggil gembul. Karna dia montok bukan gembul. Katanya.

"T-tak apa." Ucap Jaemin menengahi pertengkaran dua orang di depannya. Oh, ayolah kalian bertiga cepat. Orang lain sedang mengantri juga.

Jeno memutar jengah kedua bola mata nya. Sedangkan Haechan yang di bela tersenyum mengejek lalu menjulurkan lidahnya pada Jeno.

Ketiganya selesai mengambil makanan mereka, sekarang pandangan mereka mengedar ke seluruh kantin. Mencari tepat duduk.

"Penuh, kau sih lama!" Tuduh Jeno sambil menatap tajam Haechan. Lagi Jaemin yang ada di tengah mereka hanya bisa diam. Sungguh, dia jenuh mendengarkan perdebatan kedua orang itu. Atau cemburu?

Haechan hanya bedecak sebal pada Jeno. Matanya terus berusaha mencari tempat duduk kosong, bertepatan dengan datangnya Mark si ketua OSIS. Mata Haechan menangkap sosok itu, entah bagaimana degubnya kian kencang.

"Astaga Jeno! Bagaimana ini?" Ucapnya sambil gelisah, Jeno dan Jaemin pun jadi panik.

"Kenapa?" Tanya Jeno

"Ada Mark Hyung, ya ampun. Mau mati aja deh udah. Gak kuat si imut ini tuh." Ucap Haechan sambil menghentakkan kakinya gelisah. Jaemin yang bingung pun menoleh pada arah pandang Jeno yang sedang melihat kakanya karna ucapan Haechan.

"Ya terusss? Dah ah, kesana tuh ada tempat kosong. Kasian Jaemin berdiri karna kamu." Jeno menarik Jaemin pergi dari saja, Jaemin kaget tentu saja sedangkan Haechan sudah menyumpahi Jeno dengan beribu nama hewan.

Jeno membawa kedua manusia cantik itu duduk di salah satu meja yang kosong. Jaemin sudah duduk, dan Haechan baru saja datang dengan beribu sumpah yang masih ada di bibir tebalnya.

"Kau benar-benar Jeno!" Bentaknya dia menaruh makanannya dulu di meja, saat hendak menarik kursi Haechan merasa tubuhnya di tubruk dan melayang seketika.

Yap! Jeno dengan sengaja menabrakkan dirinya dengan Haechan tepat saat Mark lewat membawa nampan makannya.

Mark sebenernya bisa aja jahat, tapi entah dorongan dari mana. Dia menjatuhkan nampannya dan langsung menangkap tubuh Haechan yang hampir terjatuh.

Dentingan sendok, dan nampan besi itu menggema di seluruh kantin. Waktu seakan terhenti bagi Haechan, bahkan tatapan orang disana tak lagi iya rasakan.

Berada dekat dengan sang pujaan hati yang telah lama di nanti, mencium aromanya dan menatap matanya dengan alis camar yang membuat Haechan ingin berteriak rasanya. Bahkan Haechan ingin percaya diri setelah mendengar degub jantung Mark yang sama seperti miliknya.

"Aduh! Maaf-maaf. Tali sepatu aku lepas jadi kesandung." Ucap Jeno memecahkan adegan romantis itu. Haechan yang sadar langsung menjauhkan dirinya. Mark juga sama dia berdehem karna gugup.

"Kau ini bisa hati-hati gak sih Jeno?" Omel Mark, tapi entah kenapa setiap berhadapan dengan adiknya ini dirinya tidak mampu untuk meninggikan suaranya.

JAEHYUN'S FAMILY || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang