Mark and Haechan (2)

18.4K 2.2K 289
                                    

Disinilah Mark dan Haechan sekarang berdiam diri di kamar Mark. Karna di suruh oleh Taeyong tadi.

Haechan duduk di kasur sedangkan Mark duduk di sofa single di ujung ruangan nya. Canggung tentu saja.

"Ah, Haechan gimana dengan kakimu." Ujar Mark memecahkan kecanggungan antara keduanya.

"Sudah mendingan Hyung, tapi masih sakit." Jawab Haechan, dia canggung sekali tuhan. Satu kamar bersama orang yang selama ini dia sukai.

"O-oh... Emmm kau haus? Mau aku ambilkan minum?" Tanya Mark, Haechan mengangguk saja dengan kakunya.

"Eum, boleh Hyung..." Ucapnya malu-malu. Mark langsung berdiri dengan kaku lalu keluar dari kamarnya mengambil minum untuk Haechan.

Pas Mark udah keluar, Haechan langsung ngehembusin nafas nya. Aduh gugup sekali sampai susah bernafas.

"Oh tuhan..." Ucapnya lalu memegangi pipi chubby nya yang memanas. Jantungnya berdebar gak karuan sudah.

Akhirnya Haechan mutusin buat rebahin dirinya sebentar, tapi pas dia ngejatuhin badannya ke kasur kepalanya kaya kena benda yang agak keras.

"Aw, apa ini?" Tanya Haechan dia duduk kembali lalu ngeliat benda apa yang kena di kepalanya. Ternyata itu adalah buku warna hitam.
"Buku? Heh, aku kira apa." Haechan pun ngambil bukunya, entah karna kepo atau apa. Dia pun ngebuka buku yang rupanya itu diary Mark.

Isinya hanya seputar pertama kali dia sekolah di SMA. Lalu tentang keluarga nya. Haechan membuka lembar tadi lebih banyak lagi, sampai saat di mana waktu liburan kenaikan kelas. Mark menulis.

Aku menunggu nya di taman. Tapi tidak pernah menemukannya. Apa dia akan datang? Apa dia marah karna dulu aku terlambat?

Terlambat? Batin Haechan mulai bertarung, apa Mark datang saat itu? Seharusnya dia tidak pulang bersama papanya.

Saat membalik lain lagi, di sana ada coretan gambaran berplot. Seperti seorang yang sedang berjongkok sambil menangis, memakan eskrim dan tersenyum dengan pipi yang di buat besar. Mungkinkah itu dia?

Tangan Haechan kembali membalik halaman berikutnya.

Miss him

Hi kamu, si kecil dengan pipi besar yang dulu menangis mencari mamanya. Apa kabar? Kamu sekarang dimana? Aku rindu. Aku rindu dengar celotehan mu, tingkah mu, dan kata saat kau bilang suka ke aku.

Maaf, seharusnya dulu aku tidak lupa akan janjiku. Mungkin sekarang aku masih bertemu dengan mu. Kapan kita bertemu kembali? Oh iya, cookies yang kau tinggalkan rasanya enak sekali.

Mungkin, saat ini kau tumbuh dengan baik dan imut sekali. Sama seperti dia, aku tidak tau... Entah kenapa saat bertemu dengan dia aku jadi teringat kamu. Hahaha tidak tau... Aku merindukan mu atau merindukan dia saat ini.

Haechan membaca dengan sangat serius setiap kata perkata yang menceritakan tentang nya saat kecil.

Pintu terbuka, Haechan terkejut dia dengan refleks nutup lalu ngelempar buku Mark ke kasur kembali.

Mark datang, membawa dua gelas jus mangga dan cookies yang di bawakan mama nya tadi. Haechan langsung mengubah ekspresi nya setenang mungkin.

Mark naruh makanan tadi di meja samping nya terus dia duduk di pinggiran kasurnya jauh lah dari Haechan.

"Haechan, ada yang mau aku tanya." Ucap Mark sambil ngasihin segelas jus buat Haechan.

"Apa Hyung?" Haechan nerima gelasnya, tapi entah kenapa jantungnya terus berdetak gak karuan.

JAEHYUN'S FAMILY || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang