Mark, Haechan.

19.5K 1.9K 263
                                    

2 August

Hari ini ulang tahun Mark yang ke-21, Jaemin, Jeno dan Haechan tengah sibuk menyiapkan pestanya.

Mereka merayakan di taman dekat rumah mereka, di mana pertama kali Haechan dan Mark bertemu.

Jaemin tengah menghias serta memasang lampu-lampu kelap kelip dengan menaiki kursi. Jeno menunggu nya sambil memompa balon.

Haechan yang paling sibuk, dia harus menyiapkan bunga, pesan makanan, dan bahkan menyediakan lilin hias. Urusan Kue dia serahkan untuk Mama dan Maminya.

"Tolong fokus, jangan pacaran!" Tegur Haechan kala melihat betapa bucinnya Jeno yang bahkan menggendong Jaemin saat hendak turun kursi.

"Iri!" Sahut Jeno, Haechan memilih diam. Dia lagi serius menyiapkan kejutan gak mau berantem.

"Jeno, tolong belikan Party Popper." Suruh Haechan, Jeno dan Jaemin mendekati nya yang sedang sibuk menaburkan mawar untuk di bentuk love. Jaemin ikut jongkok membantunya.

"Mana uangnya..." Minta Jeno, Haechan mendongak menatapnya dengan wajah imut.

"Pake punya mu ya?" Sahut nya. Jeno berdecih, Jaemin tertawa saja melihat keduanya. Masih aman belum perang.

Jeno pun pergi membelikan pesanan Haechan. Sisa Jaemin dan dirinya lah di sini.

"Astaga, semoga Mark Hyung suka." Kata Haechan, Jaemin tersenyum lalu berdiri. Sudah selesai nabur bunganya.

"Pasti suka, kan kamu yang siapkan." Keduanya berjalan untuk duduk di kursi yang ada di sana.

"Sebentar lagi ulang tahun mu juga ya Na? Tidak terasa, kita yang dulu bertemu di sekolah, akhirnya selalu bersama." Ujar Haechan, Jaemin melepaskan kacamatanya.

"Hm, banyak hal yang terjadi..." Ujar Jaemin, dia tidak mau terlalu mengingat hal-hal di masa lalunya.

"Apa harapan mu kedepannya?" Tanya Haechan lagi. Keduanya sama-sama menatap jauh ke langit yang begitu indah terang dengan biru megahnya.

"Harapan?" Tanya Jaemin, Haechan pun menoleh ke arahnya. Kapan lagi mereka bisa ngobrol berdua seperti ini kan.

"Iya, harapanmu. Kalau aku berharap kita semua selalu bahagia, dalam lindungan Tuhan. Eh, nikah sama Mark Hyung juga." Kata Haechan yang tiba-tiba cekikikan sendiri.

"Begitu ya... Kalau aku, tidak banyak." Kata Jaemin, Haechan lagi-lagi beratensi pada dirinya.

"Apa?"

Jaemin tidak menjawab, tapi matanya menatap lurus ke depan dengan senyumnya yang begitu manis. Haechan yang tak kunjung dapat jawaban pun akhirnya ikut melihat ke arah pandang Jaemin.

"Jeno?" Tanya Haechan yang melihat Jeno berjalan mendekat ke arah mereka dengan membawa bungkusan itu.

"Aku hanya berharap dia selalu ada disini. Bersamaku dan kita." Kata Jaemin, Haechan paham akan itu. Dia tau bagaimana trauma nya Jaemin akan kepergian Jeno dulu, untung saja tuhan memberikan keajaiban nya.

"Haechan-ah! Yang ini bukan?" Tanya Jeno mengeluarkan petasan. Haechan langsung memegang kepalanya pusing melihat petasan yang di beli Jeno.

"Bukan ini bodoh! Party Popper yang meledak keluar kertas itu! Bukan petasan ini. Aduhhhhh." Haechan berdiri lalu mendorong kepala Jeno.

"Ya sama aja bentuknya." Bela Jeno pada dirinya.

"Kau mau meledakkan Mark Hyung kah dengan ini? Otakmu dimana Jeno??" Tanya Haechan lagi sambil merebut petasan yang ada di tangan Jeno lalu memukulnya ke tangan Jeno.

JAEHYUN'S FAMILY || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang