Jeno, open ur eyes. please!

17.7K 2K 382
                                    

Tidak ada yang bisa membohongi perasaan seorang ibu untuk anak nya kan? Taeyong dari tadi sudah merasakan ada yang salah dengan perasaan nya. Dirinya terus saja teringat akan Jeno.

"Mami..." Panggilan Haechan membuat taeyong menoleh ke anak itu, dia mencoba tersenyum walau gentar.  Ten Sedang ke dapur membuat minum.

"Ya sayang?" Taeyong membiarkan Haechan duduk di sebelahnya lalu memeluk tubuhnya.

"Are you okay?" Tanya Haechan, dia tidak tega melihat taeyong yang terus-terusan seperti ini.

"Yap, im okay. Hanya khawatir..." Ujarnya, dia mengusap Surai Haechan dengan sangat lembut.
"Bagaimana pipi mu? Apa masih sakit?" Taeyong menyentuh pipi Haechan yang masih memerah bahkan jadi sedikit biru.

"Tidak, Mami jangan khawatir. Semua pasti akan baik-baik saja." Haechan mencoba untuk menenangkan Taeyong.

Ten pun datang dari dapur, dia membawa dua gelas coklat hangat sama satu gelas susu coklat.

"Minum dulu Tae, biar kamu tenang. Suruh Ten, taeyong tersenyum untuknya.

"Terimakasih, istirahat lah Ten. Kau pasti lelah..." Suruh Taeyong, Ten duduk di sebelahnya setelah itu.

Taeyong mau mencoba mengambil gelasnya, mau minum. Tapi entah kenapa tangannya licin, rasanya seperti dadanya terpukul sesuatu. Perasaan tak nyaman. Akhirnya gelas itu terjatuh, Haechan dan Ten kaget.

"Astaga, Mami..." Haechan langsung mengelap serpihan kaca yang pecah akibat tadi, Ten menenangkan taeyong.

"Bagaimana ini... Perasaan ku tidak nyaman sekali Ten. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi." Ujar taeyong, perasaan ini di dapatnya tepat waktu Jeno tetusuk katana.

"Sabar taeyong-ah, kita berdoa saja ya..."
*
'
'
Satu jam setelah tadi taeyong terus merapalkan doanya untuk keselamatan anak juga suami nya. Sampai suara pintu terbuka, menampilkan Johnny sendiri yang masuk.

Johnny hanya terluka di sudut bibirnya dan beberapa lebam di wajahnya.

"Papa!" Haechan langsung berlari memeluk tubuh Johnny, Ten dan Taeyong juga berdiri menyambut dia. Taeyong menunggu kedua anaknya masuk namun tak ada.
"Papa gak luka kan? Gak papa kan?" Tanya Haechan lagi, dia meneliti papanya. Johnny tersenyum sambil mengusap kepala Haechan. Tanda kalau dia baik-baik saja.

"Jaehyun dan anak-anak dimana John?" Tanya taeyong, hatinya sudah tidak tenang.

"Di rumah sakit Hyung, Jaemin pingsan..." Jawab Johnny.

"Oh tuhan, lalu dia baik kan? Ayo kesana sekarang..." Taeyong mengambil tas nya mau ke rumah sakit, tapi Johnny natap diam sambil natap dirinya dengan tatapan yang tidak dia paham.

"Jeno kritis, Hyung." Kaki taeyong lemas, dia langsung terduduk, ternyata perasaannya tidak salah. Taeyong seketika di bantu oleh Haechan dan Ten lagi.

"Ayo John, kita ke rumah sakit sekarang!" Suruh Ten, Akhirnya mereka berempat pun pergi berangkat ke rumah sakit itu.

"Jeno sayang... Tunggu mommy, tunggu mommy datang sayang. Mommy datang untuk Jeno." Taeyong berdoa dalam hatinya. Air matanya terjatuh begitu saja.

***

Jaemin terbangun, dia terbangun di tempat yang sangat gelap ini lagi. Tempat yang sama dengan di mimpinya dulu.

Jaemin berdiri, tidak ada rasa sakit sama sekali di dirinya.

"Apa ini?" Tanya Jaemin, dia meraba dalam gelap mencoba mencari jalan nya.

Sampai sebuah cahaya tiba-tiba meledak begitu saja, Jaemin menutup matanya karna silau.

"Na?" Suara itu, Suara Jeno. Jaemin membuka matanya dan mendapati Jeno tersenyum di depannya. Senyum yang selalu dia suka, dimana mata Jeno selalu membentuk garis yang indah.

JAEHYUN'S FAMILY || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang