35. Dicuekin Zia

82 2 0
                                    

Maaf🙏ya gays buat kalian yg lagi baca cerita Love But Sibling[Cinta Tapi Saudara] karya kedua saya ini telah saya hapus dan unpublikasi karna saya udah gak terlalu mood untuk lanjutin ceritannya. Tpi sebagai gantinya akan ada karya baru dari saya. Penasaran apa judulnya dan bagaimana jalan ceritanya? Oke ditunggu aja yak😘. Makasihh. Happy Reading👸

□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

" Zi kamu kenapa sih diam aja dari tadi? Aku berasa dikacangin tahu gak, kamu masih marah sama aku karna aku udah ngebentak kamu tadi?" Tanya Davit sambil menyetir kemudi.

Zia tetap diam tidak menjawab.

" Zi lebih baik kamu marah-marah deh sama aku daripada aku didiemin terus kayak gini, bikin aku pusing tahu gak"

" Zi, Zia!!!" Davit memukul kemudinya. Didiamkan oleh Zia ternyata membuatnya resah dan merasa bersalah.

Davit mengacak rambutnya frustasi, dia merasa telah kehabisan cara untuk membujuk Zia agar mau berbicara lagi padanya.

Davit menghentikan mobilnya didepan kedai es krim. Siapa tahu dengan membelikan Zia es krim itu akan membuat Zia memaafkannya.

Davit keluar dan berjalan masuk kedalam kedai es krim. Sedangkan Zia menunggu didalam mobil.

Beberapa menit kemudian Davit kembali kedalam mobil sambil membawa kantung keresek yg didalamnya ada berbagai rasa es krim.

" Zi pliss maafin aku dong, aku gak kuat nih kalau didiemin kamu terus" Davit memasang muka memelas.

Masih tak ada jawaban dari Zia, apa Zia sedang sariawan? Kasian mas Davit di diemin mulu nanti pergi loh mas Davitnya.

" Nih aku beliin kamu es krim" Davit menyodorkan kantung kresek berisi es krim itu pada Zia.

Zia menerimanya tapi masih tidak bersuara.

" Zi masak es krimnya kamu terima tapi maaf dari aku gak kamu terima sih"

Zia membuka es krim rasa coklat yg ada dalam cup. Menyendoknya dan dimasukan kedalam mulutnya menikmati sensasi rasa coklat yg dia sukai.

Davit mengehmbuskan nafasnya" Huft, sabar Davit sabar" Davit mengelus dadanya sendiri.

" Kenapa?" Tanya Zia yg melihat Davit mengelus dadanya.

Davit memandang Zia, setelah sekian lama Davit menunggu Zia mengeluarkan sebuah kata" Nah gitu dong ngomong dari tadi"

Zia hanya mengangkat sebelah alisnya.

" Aish kamu lama-lama ngeselin ya kalau lagi kayak gini, udahan dong marahannya yak pliss"

" Jalan" Satu kata lagi yg keluar dari mulutnya Zia.

" Kemana?" Tanya Davit heran.

" Apa kita mau nginep didepan kedai es krim ini?" Ucap Zia, ada kemajuan tadi hanya satu kata tapi sekarang sudah lebih dari satu kata hanya saja masih terkesan dingin.

Langsung saja Davit menyalakan mesin mobilnya, dan segera meninggalkan kedai es krim ini.

Sepanjang perjalanan pulang kerumah, Zia masih enggan untuk berbicara. Dia malah sibuk menikmati es krim yg Davit belikan tadi.

" Loh inikan bukan jalan pulang kerumah aku Vit" Zia memperhatikan sekitar jalanan.

" Aku mau nyulik kamu, kalau kamu masih dingin sama aku"

" Kamukan udah nyulik hati aku kenapa kamu masih ingin nyulik raga aku? Apa itu belum cukup?"

" Semua itu belum cukup buat aku, aku ingin memiliki semua yg kamu punya termasuk.." Davit menatap Zia tajam seolah dia akan menerkam Zia saat itu juga.

The Secret Of Love Azia Azura   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang