" Hadeh gue capek banget deh" Zia bersender diatas sofa dengan mata lurus kedepan menatap langit² rumahnya.
" Badan gue pegel-pegel semua" ucap Dafa sambil memijat bahunya.
Sedangkan Dev? Dia memilih untuk langsung kekamarnya untuk mandi dan setelah itu beristirahat. Seharian mereka berada dibawah teriknya matahari, memenuhi keinginan para fans untuk berfoto meskipun hanya sebagian dari fansnya yg bisa berfoto dengan mereka dan berusaha untuk tampil maksimal untuk memuaskan para fans, tapi dibalik lelah yg mereka rasakan ada rasa puas dan rasa senang saat bisa bertemu dengan fans yg selalu ada untuk mereka dan mendukung mereka. Jika tak ada mereka mungkin Zia, Dev, dan Dafa tidaklah mempunyai arti apa-apa.
" Daf gue bahagia melihat mereka bahagia, gue gak nyangka hidup gue akan dipenuhi oleh orang² yg sayang sama gue, men-suport gue dan gue salut sama mereka yg rela menunggu sambil panas-panasan hanya untuk bertemu sama kita, kita bukanlah apa-apa tanpa mereka" Zia berucap masih dengan posisi yg sama bedanya dia memejamkan matanya.
Dafa tersnyum" Iya kak, kita dulu sama seperti mereka tidak terkenal dan tidak dikenal, gue juga bahagia walaupun fans gue gak banyak seperti kak Dev dan loe tapi gue bersyukur"
" Udah ah gue mau kekamar dulu" Zia pergi menaiki tangga menuju kekamarnya dan disusul oleh Dafa.
Zia mengetuk pintu kamar yg ada diurutan ke-4" Kak Dev, buka dong gue mau ngomong nih" ucap Zia setelah mengetuk pintu kamarnya Dev.
Dev datang membuka pintu" Ngomong apa?" tanya Dev dengan mata sayup seperti habis bangun tidur.
" Besok pagi kita lari bareng yu!!" ajak Zia.
" Ayoo kak" Dafa lah yg menjawab ajakannya, huh terkutuklah adek yg satu ini hobbynya datang tiba-tiba dan menjawab pertanyaan orang sembarangan.
Zia melihat kearah Dev meminta kepastian, eakk kepastian udah kaya nunggu doi aja.
" Oke oke, udah sana kalian pergi dari hadapan gue" Dev menekan kata oke, Dev langsung menutup pintu kamarnya karna Zia dan Dafa masih belum pergi dari hadapannya.
Zia dan Dafa saling pandang, setelah itu melanjutkan perjalanan kekamarnya masing-masing, Kamar Dafa berada di urutan ke-6 paling pojok dan itu adalah kamar terakhir yg ada dilantai 2 ini, posisi kamar mereka itu seperti ada dihotel berjajar saling berdampingan.
" Daf kamar loe kan paling pojok, hati-hati.."
" Hati-hati kenapa?" tanya Dafa memotong ucapan kakaknya.
" Hati-hati nanti ada yg tiba² masuk kekamar loe, dan tak kasat mata" Zia menakut-nakuti adiknya itu setelah itu dia masuk kekamarnya.
" Gue gak takut kak!!" teriak Dafa yg masih terdiam didepan kamarnya Zia.
Dafa berjalan kekamarnya was-was takut apa yg dikatakan kakaknya itu benar, huh tapi Dafa langsung menegakkan badannya berjalan seperti seorang yg pemberani, dan tiba² bulu kuduknya berdiri saat ada yg memanggilnya suaranya halus dan pelan seperti suara,,,dia langsung lari dan mengunci kamarnya.
" Hahaha" Zia tertawa sangat puas saat melihat adiknya ketakutan, ternyata dialah yg memanggil adiknya.
****
Pukul 5 pagi mereka sudah siap untuk lari bareng seperti yg telah di rencanakan, mereka mulai melakukan pemanasan dihalaman rumah mereka yg sangat luas. Tak lupa dengan Handuk kecil yg melingkar dileher mereka. Setelah pemanasan telah selessi mereka memulai lari ke sebuah taman yg berada tak jauh dari rumahnya dan mengelilingi taman itu. Sesekali mereka mengusap keringat dengan handuk. Aaat mereka lagi asik lari tiba-tiba ada 2 orang laki-laki yg menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Love Azia Azura
Short StoryAwal dipublikasikan cerita pada 02 Februari 2020. CERITA INI TELAH DIREVISI KEMBALI BUAT YG UDAH BACA HARAP BACA KEMBALI!! KARNA BANYAK PERUBAHAN. Kenapa harus baca ulang? Karna biar kalian tahu perubahan dalam cerita ini. Insyaallah gak akan ada Re...