38. Bella Berubah

37 3 0
                                    

Kemarin Bella berjanji pada Zia akan segera masuk sekolah kembali. Yah kemarin setelah pulang sekolah Zia menemui Bella di rumahnya. Zia tak hanya meminta Bella untuk segera bersekolah kembali seperti biasa tapi dia juga menanyakan alasan kenapa selama ini Bella tidak masuk sekolah. Dan alasan yg dilontarkan Bella membuat Zia sedikit terkejut pasalnya Sandra dan kawan-kawannya selalu berusaha membully Bella bahkan saat hari libur sekalipun mereka masih melakukan kegiatan yg tidak patut dicontoh itu. Itulah alasan kenapa Bella tidak pernah masuk sekolah, dia juga sempat berfikir untuk pindah sekolah jika saja Zia tidak menemuinya kemarin. Zia berusaha membujuk Bella supaya dia tidak pindah sekolah. Memang awalnya Bella bersikeras menolak bujukannya tapi bukan Zia namanya jika dia tidak mampu membujuk orang lain.

Bella yg notabenenya anak pendiam, hanya bisa pasrah dengan apa yg Sandra lakukan padanya. Mungkin ini sudah takdir nya untuk menderita seperti ini. Mungkin jika ada Zia disampingnya dia akan merasa terlindungi tapi dia juga tidak bisa membuat Zia untuk terus selalu berada didekatnya, karna Bella tahu bahwa Zia juga memiliki kegiatan yg harus dia lakukan.

Zia melihat jam tangan yg melingkar ditangan kirinya" Duh Bella kemana sih? Ini udah mau masuk juga."gumam Zia. Saat ini Zia sedang menunggu Bella di depan kelas tapi Bella tak kunjung datang juga.

" Loh kamu belum masuk kelas?" tanya Davit yg melihat Zia masih berada didepan kelasnya.

" Iya nih aku masih nunggu Bella" ucap Zia terselip rasa khawatir" Kamu mau kemana?" lanjut Zia bertanya pada Davit.

" Aku mau ke toilet bentar, mau ikut?" tanya Davit tersenyum menggoda Zia. Sengaja supaya Zia melupakan sedikit rasa khawatirnya sama Bella.

" Ish apaan sih kamu" ucap Zia tersipu malu.

" Ciee yg malu-malu" Davit terus menggodanya.

Zia mencubit pinggangnya Davit suapaya Davit berhenti menggodanya seperti itu. Entah kenapa apapun yg diucapakan Davit selalu berhasil membuatnya bahagia.

" Aw!! Sakit ih" erang Davit. Davit menaikan baju seragamnya sehingga memperlihatkan pinggangnya yg tadi Zia cubit" Tuhkan langsung merah" ucap Davit.

Zia sedikit membungkukan badannya menatap kebagian bekas cubitannya tadi" Yaampun Vit, aku minta maaf yah" ucap Zia sambil meniup dan mengelus-ngelus bagian merah dipinggangnya Davit. Ada rasa bersalah dalam dirinya. Sungguh dia tidak berniat membuat Davit seperti itu. Perasaan cubitan yg dia lakukan tadi tidak terlalu keras.

Davit tersenyum. Sebenarnya ini tidak terlalu sakit, Davit sengaja karna dia ingin mendapatkan perhatian Zia dipagi hari. Davit mengacak rambut Zia gemas. Mendapatkan perlakuan seperti itu dari Davit dia langsung menegakkan kembali badannya dan menatap kearah Davit sambil cemberut karna rambut yg dia sisir dengan rapi harus berantakan kembali. Davit tersenyum melihat Zia yg cemberut. Davit juga langsung membawa Zia kedalam pelukannya.

" Davit lepasin ih, ini sekolahan" ucap Zia berusaha untuk melepaskan pelukannya. Bukannya dia tidak senang dipeluk oleh tunangannya sendiri tapi dia malu kalau harus berpelukan didepan teman-temannya.
Dengan berat hati Davit melepaskan pelukannya padahal dia masih ingin memeluk tubuh hangatnya Zia. Mereka saling menatap dan saling melontarkan senyuman.

Tiba-tiba terdengar suara riuh dari bawah tepatnya di parkiran sekolah. Kelas 11 IPA yg notabenenya berada di lantai dua ikut berlarian kebawah untuk melihat ada kejadian apa disana. Zia melihat teman sekelasnya ikut keluar. Ada apa sih sebenarnya?

" Eh, To" Zia menghentikan langkah Dito yg baru saja keluar kelas.

" Apa Sih Zi, udah ah gue mau liat kebawah nih" ucap Dito kesal karna Zia menghentikannya.

" Emang ada apa sih dibawah?" tanya Zia yg tidak menau sedang terjadi apakah dibawah sana.

" Itu katanya Si Bella..." belum selesai Dito bicara Zia langsung berlari saat mendengar nama Bella terucap dari mulutnya Dito.

The Secret Of Love Azia Azura   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang