- 🍁🍁🍁🍁

7K 1K 134
                                    

Preview.

[Ting :(/¯◡ ‿ ◡)/¯ ~ ┻━┻, kirain kalian adu otat ternyata.... Sudahlah jangan terlalu banyak berharap sama anda boss]

<<<<

Luca menikmati makanan dengan sangat lahab tanpa mempedulikan jika Ken sejak awal terus memandangi dirinya makan.

[Ting : makanlah dengan anggun wahai manusia^_________^, anda terlihat tidak pernah makan selama sebulan boss, rakus apa Markus bossヽ(。◕o◕。)ノ sungguh memalukan]

Luca meminum air sekali teguk tak lupa bersendawa didepan Ken.

[Ting : sial, kenapa sistem jadi malu. Tolong! Siapapun! kuburkan boss sistem ini, barangkali yang berhasil nguburin boss tak kasih sepeda ontel (^∇^), silahkan hubungi ( ・ω・)☞ ngopi ngapa ngopi]

"Hahahaha, bisa ngelawak juga. Boleh juga nih, jadi pemasukan baru"ejek Luca tertawa

[Ting :~_~]

***

Melupakan kejadian tak Tau malu, untung saja ken biasa saja dengan tingkah laku luca jauh dari kata anggun.

Ken sudah berangkat kekantor, awalnya dia memaksa agar Luca juga ikut bersama dengan dirinya namun Luca menolak soalnya dia mau berkeliling dulu. Ken akhirnya mengalah dan berpesan untuk menjaga dirinya selama dia pergi kekantor dan jika ada sesuatu atau dibutuhkan tolong katakan kepada para maid atau butler Jo.

Luca berkeliling Mansion tak lupa satu permen tangkai ditangannya. Berjalan terkadang berlari lari kecil bahkan melompat bagaikan anak kecil membuat orang yang melihatnya gemas kecuali satu orang menatap tajam Dirinya.

Luca terhenti dan berbalik kebelakang, wajah imutnya berganti dengan raut datar tak lupa seringai kecil dibibirnya. "Apa mau mu?"tanya Luca tak minat dengan Hama satu ini.

Orang itu menahan amarahnya, "kau siapa? Kau tidak seharusnya ada disini!"ujarnya tak lupa kedua tangannya mengepal erat.

"Menurut mu? Dan kenapa juga aku seharusnya tidak ada disini? Kau siapa, sok mengatur diriku"ujar Luca menormalkan kembali wajahnya.

"Ternyata bocil toh, kirain senior...."batin Luca lega.

"KAU!!"ujarnya dengan nada tinggi membuat maid yang berlalu lalang menatap keduanya.

Luca yang mode drama, menatap maid didepannya dengan tatapan berkaca kaca.  Air matanya  sudah menggenang di pelupuk matanya menunggu kapan mengalirnya.

"Huaaa... Niel.... Hikss.... Gak like, huaaa... Niel....."tangis luca pecah membuat mereka pada kelimpungan.

"Jahat.... Gak like Alie huaaa.... Jahat"tunjuk Luca terus menangis menunjuk ke arah maid didepannya. Sedangkan orang yang didepannya tak menyangka Luca akan mempermainkan dirinya.

"Aduh, nona... Sayakan sudah bilang supaya tidak bermain keluar"ujarnya membuat Luca berdecih sinis.

"Jahat, kau bohong. Alie gak like sama orang tukang boong huaa.... Niel.... Alie dianiaya huaaa sakit....."tangis luca semakin menjadi jadi.

"Ada apa ini?"tanya butler jo. Saat turun dari lantai atas, mendengar suara tangis melengking. Mengikuti sumber suara ternyata banyak orang berkumpul mengelilingi sumber suara tak lain calon nyonya kediaman ini

"Ada apa ini?"ujar Butler Jo sekali lagi sambil menghampiri Luca.

"Huaa... Hiks... Jahat"tunjuk luca pada maid didepannya. Butler jo yang menatap maid yang ditujuk Luca dengan tajam.

SANG PERUBAH TAKDIR {END}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang