Jangan biarkan duri kecil menusuk tubuhmu hingga membuat dirimu kesakitan karenanya.
Jangan biarkan duri itu berkembang menjadi racun dalam tubuhmu, lepaskan saja dia agar sakitmu tak lagi terasa. Kubur dalam-dalam duri tersebut agar tak melukai orang disekelilingmu.•••
~Karya Rasa~
🌷🌷🌷
Maira duduk sendirian di kantin, ia hanya mengaduk-aduk makanannya sambil sesekali melirik ke arah Haura yang duduk agak jauh darinya. Ia memperhatikan Haura yang juga duduk sendirian. Haura memang sudah terbiasa duduk sendiri sejak awal ia masuk di sekolah ini, jadi ia terlihat biasa saja dan dengan tenang menikmati makanannya. Seketika tiga siswa menghampirinya dan duduk di kursi kosong di depan Haura. Haura terlihat gugup karena dikelilingi tiga pria itu, namun ia berusaha memperlihatkan senyum ramahnya.
Maira yang melihat kejadian itupun langsung mengalihkan pandangannya malas. Sudah tiga hari ini ia tak menegur Haura meskipun Haura sudah berusaha menghubunginya, tetapi Maira seolah menghindar dari Haura, sahabatnya itu.
***
"Sya, lo liat tuh si Maira." Ucap Fani sambil memperhatikan Maira yang tengah duduk sendirian sambil mengaduk-aduk makanannya dan melirik ke suatu tempat yang ternyata ia melirik ke arah sahabatnya, Haura yang tengah dikelilingi oleh tiga orang siswa, siapa lagi kalau bukan Akmal, Guntoro, dan Ferdi.Marsha yang melihat ke arah Haura pun langsung berdiri kesal ingin melabrak Haura. Namun, Fani menahan tangan Marsha dan memaksanya untuk duduk.
"Ishh...apa-apaan sih lo? lepasin gue!" peringat Marsha kesal.
"Sabar sya, lo harus denger berita ini dulu baru lo bisa bertindak." Ucap Fani dengan senyum sinis yang sangat membuat penasaran ketiga temannya tentang apa yang akan ia ceritakan.
"Lo gak liat tuh, si Maira duduk sendirian dan pisah sama Haura. Kenapa? Karena mereka berdua itu kayanya lagi ada masalah. Gue perhatiin, udah beberapa hari ini mereka gak barengan." Jelas Fani yang disimak dengan serius oleh ketiga temannya.
"Terus?" Tanya Marsha penasaran akan maksud Fani.
"Bukan Marsha namanya kalau gak ada ide soal ini." Jawab Fani sambil menatap Marsha dan tersenyum.
Marsha terdiam sebentar, mencoba mencerna maksud Fani itu.
"Oh, gue tau, kita coba panas-panasin Maira supaya ada perang antara mereka. Ini salah satu cara halus untuk ngusir kuman-kuman norak kaya mereka berdua." Tegas Marsha tersenyum puas.
"Terus, gimana caranya Sya?" Tanya Vina penasaran.
"Yukk, ikut gue."
Marsha dan ketiga temannya berjalan mendekati Maira yang masih dengan aktivitasnya tadi.
Marsha sangat yakin, kalau idenya ini pasti akan berhasil.
"Maira..." Panggil Marsha sok akrab.
Maira pun menengok karena merasa namanya dipanggil. Setelah tahu bahwa yang datang adalah Marsha dan teman-temannya, Maira langsung mengambil napas panjang."Kalian mau apa sih?" Tanya Maira sinis.
"Eits...santai aja kali, gak usah pake otot. Gue tau kok lo sekarang udah jago karate, tapi gak usah jutek gitu kali." Tegas Marsha.
Marsha dan ketiga temannya duduk di dekat Maira untuk memulai aksinya.
Marsha membenarkan posisi duduknya agar lebih dekat dengan Maira, yang kini masih dalam posisi berjaga-jaga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Rasa (END✓)
Teen FictionJangan lupa beri vote dan komennya ya kalau kalian suka dengan cerita ini. Haura Khansa adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang kebahagiaan seolah pergi begitu saja dari hidupnya. Masalah demi masalah kian menghampirinya. Dimulai dari perpisahan...