34. Terbongkar

64 10 2
                                    

Semua hal yang ditutupi pasti akan terbuka juga kebenarannya karena sebaik-baiknya kamu menyembunyikannya Allah selalu tahu apa yang kamu lakukan, dan bersiaplah ketika Allah membukanya suatu saat nanti.

•••

~Karya Rasa~

🌷🌷🌷

Rencana yang sudah Haufa dan Maira rancang sebelumnya akhirnya sudah sangat matang. Malam ini mereka akan ke rumah Marsha. Mereka harap rencana ini akan berjalan sesuai keinginan dan mendapatkan kejujuran dari Marsha.

"Semua udah siap kan?" Tanya Haufa memastikan.

"Oke, udah kok. Gue juga udah chat Marsha kalau gue mau kerumahnya."

"Terus, apa kata dia?"

"Dia bales jutek sih, tapi gue bilang mau ngomong sesuatu." Jelas Maira.

"Emang dia orangnya gitu banget ya? Nanti kalau sampe dia gak keluar rumah gimana?" Tanya Haufa khawatir.

"Gue bakal pastiin kalau dia pasti keluar." Ucap Maira meyakinkan.

"Oke, harus semangat! Kalau kita belum mencoba, kita ndak tau apa yang akan terjadi kan?" Haufa pun berusaha yakin kalau semua akan sesuai dengan rencana.

"Iya betul, yaudah yuk kita berangkat sekarang." Ucap Maira yang sudah bersiap menginjak pedal gas.

"Bismillahirrahmanirrahim." Ucap Haufa berharap semoga Allah akan membantu mereka.

***

Kini Haufa dan Maira sudah sampai di depan gerbang rumah Marsha. Maira menelepon Marsha untuk memberitahu bahwa ia sudah sampai.

"hallo,"

"gue udah di depan Sya."

"yaudah, masuk aja." Ucap Marsha jutek

"tapi kan kita janjian di luar aja, kalau masuk gue gak enak."

"heh, lo pikir lo siapa? Sok ngatur-ngatur gue segala."

"Plis Sya, ini penting. Ini tentang Haura yang ngehantuin gue. Kalau gue ngomong di dalem, takut ada yang denger." Maira terus mencari cara agar Marsha mau keluar menemuinya.

"Hah? Dihantui? Dia kan belum mati." Ucap Marsha dengan suara melembut.

"Gak tau, tapi ini nyata banget."

"Tapi gue gak percaya. Udah ya, lo cuma buang-buang waktu gue aja." Marsha tak ingin termakan ucapan Maira yang membuatnya malah takut.

Tut...tut...

"Duh, gagal Fa." Ucap Maira kecewa.

"Yaudah, kita coba cara lain aja." Haufa mencoba menenangkan tetapi tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.

***

"Fa, gue ada cara jitu buat Lanjutin rencana kita. InsyaAllah gak akan kaya kemaren-kemaren deh." Ucap Maira sambil bernapas ngos-ngosan karena ia berlari dari depan rumah sakit sangking semangatnya ia untuk bertemu Maira dan mengutarakan ide barunya itu.

Haufa sangat berantusias ingin mendengar ide apa yang kini Maira miliki untuk melancarkan rencana mereka yang beberapa hari yang lalu sempat gagal total.

Maira membisikkan idenya pada Haufa, dan Haufa pun meresponnya dengan antusias dan penuh harap semoga kali ini semua rencana akan berjalan dengan lancar.

Malam harinya Maira dan Haufa sudah berada di jalan dekat rumah Marsha. Biasanya Marsha sering keluar malam untuk nongkrong-nongkrong bersama teman-temannya. Setelah setengah jam mereka menunggu, mobil Marsha pun sudah terlihat. Haufa yang sudah didandan dengan wajah pucat, rambut diurai, dan menggunakan baju daster putih sudah siap untuk berdiri di tengan jalanan yang memang sering sepi berusaha mencegat Marsha.

 Karya Rasa (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang