28. Melepaskannya Dengan Ikhlas

43 10 3
                                    

Aku akan mencoba mengikhlaskanmu walau itu berat, karena aku yakin rencana Allah pasti akan lebih baik dari rencana dan harapku selama ini.

•••

(Akmal Naim Khairullah)
~Karya Rasa~

🌷🌷🌷

Sebenarnya hari ini adalah hari tenang menjelang ujian nasional bagi anak kelas sembilan. Namun, Akmal, Guntoro, dan Ferdi memutuskan untuk ke sekolah. Akmal berniat untuk mencari buku yang akan ia pelajari, sedangkan Guntoro dan Ferdi ke sekolah karena akan ada rapat OSIS untuk pemilihan ketua dan wakil OSIS baru. Guntoro dan Ferdi mengetahui bahwa Akmal pergi ke sekolah hari ini karena tadi pagi ia sempat bilang bahwa ia juga akan ke sekolah tapi tak bilang untuk apa ia juga akan ke sekolah. Jadilah Guntoro dan Ferdi mencari keberadaan Akmal yang mereka yakini kini ia pasti masih ada di sekolah.

"Woy, kan apa kata gua, lo pasti ada di sini." Ucap Ferdi kencang memecah keheningan perpustakaan yang dihadiahi dengan teguran dari penjaga perpustakaan agar Ferdi menjaga suaranya.

"Mampus lo kena semprot kan." Bisik Guntoro.

"Ssttt...diam atau keluar!" Ucap Ferdi mempraktekkan ucapan penjaga perpus yang tadi menegurnya.

"Diem makanya lo, liat tuh orang-orang yang ada di sini tuh lagi pada fokus belajar gak kaya lo." Ucap Guntoro dengan suara pelan.

"Ke perpustakaan mau ngapain mas?" Tanya Akmal mengikuti ucapan khas penjaga perpus yang sering dilontarkan pada siswa yang ke perpustakaan hanya untuk mengobrol saja.

"Iya, pinjem aja bukunya yuk. Bosen gua di sini harus bisik-bisik segala, gak seru." Ajak Ferdi mencoba membujuk kedua sahabatnya.

Akmal dan Guntoro pun mengikuti ucapan Ferdi dengan meminjam buku yang mereka butuhkan. Ini salah satu upaya mereka agar tidak kena semprot penjaga perpustakaan seperti beberapa waktu yang lalu, itu semua karena Ferdi yang tak tahan untuk berbicara seenaknya, jadilah mereka bertiga kena semprot dan disuruh keluar dari perpustakaan.

"Uhh, akhirnya bisa keluar juga dari jeratan muka serem penjaga perpus." Ucap Ferdi sambil mengambil napas lega.

"Gara-gara lo sih dia jadi jutek sama kita." Ucap Guntoro menyalahkan.

Guntoro pun mengejar Akmal yang berjalan mendahului mereka berdua.

"Bro..." Panggil Guntoro.

"Tunggu woyy..." Teriak Ferdi sambil berlari mengejar kedua sahabatnya.

Di ruang rohis, ruangan ini sudah seperti basecamp mereka. Di ruangan inilah mereka sering berkumpul.

Akmal langsung menarik kursi dan sibuk melanjutkan membaca buku yang sudah ia pinjam tadi.

"Iya deh yang lagi berjuang buat ujian dan biar bisa dapet beasiswa ke Kairo." Ucap Ferdi memasang wajah datar sambil mirik ke arah Akmal yang tak sedikitpun memalingkan tatapannya dari buku.

Akmal pun menoleh. "Doain ya, gua berharap banget bisa kuliah di sana." Ucap Akmal penuh harap.

"Iya, semoga lo bisa dapet beasiswa itu dan mewujudkan mimpi lo ya, aamiin." Ucap Guntoro sambil mengangkat kedua tangannya, berusaha membantu berdoa untuk Akmal.

"Aamiin..." Jawab Ferdi kencang.

"Aamiin. Semoga kalian juga bisa keterima di UGM, dan gua yakin pasti bisa." Ucap Akmal dengan yakin.

"Aamiin." Jawab Guntoro dan Ferdi.

"Kalau lo kuliah di Kairo, kira-kira pas balik ke Indo lo bakal sombong gak nih sama kita?" Tanya Ferdi bercanda, karena ia yakin bahwa Akmal bukanlah tipe orang yang akan dengan mudah melupakan sesuatu apalagi, itu sahabatnya.

 Karya Rasa (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang