12. Terlambat Lima Menit

72 15 13
                                    

Bersabarlah, kamu pasti akan menemukan jalan terang yang akan membawamu mendapatkan hadiah kebahagiaan, walaupun tidak di dunia, namun akhirat menantimu dengan kebahagiaan yang melimpah.

•••

~Karya Rasa~

🌷🌷🌷




Marsha kini sudah berada di depan ruang rohis untuk menemui Akmal. Sebelum bertemu dengan Akmal ia sudah merapikan dan mempercantik penampilannya dan tidak lupa memakai parfum hingga beberapa semprotan hingga dirinya seperti toko parfum, sangat wangi dan memekakan indera penciuman.

Tanpa ucapan salam Marsha langsung saja menyelonong masuk ke ruang rohis yang hanya ada Akmal di dalamnya. Akmal sedang duduk sambil membaca Al-Qur'an dengan suara merdunya, membuat Marsha yang kini masih di ambang pintu senyum-senyum sendiri, bukan karena bacaan Al-Qur'an nya tetapi karena wajah Akmal yang terlihat sangat tampan ketika sedang serius membacakan kalam ilahi tersebut, wajahnya sangat meneduhkan.

Akmal yang sedang fokus membaca ayat demi ayat pun terkaget karena ujung matanya menangkap seseorang, yang itu pastinya seorang wanita karena terlihat betisnya yang tak tertutupi kain panjang, ditambah pula wewangian yang menyeruak membuat Akmal yakin bahwa yang berada di ambang pintu adalah seorang wanita.

Akmal menoleh ke arah orang tersebut, dan dilihatnyalah sosok Marsha yang sedang tersenyum memuja karena melihat Akmal. Akmal yang melihat tingkah laku Marsha pun langsung beristighfar dan menghentikan membaca Al-Qur'an.

"Bisa memakai pakaian yang lebih sopan?" Tanya Akmal menyindir.

"Akmal, kan kalau di sekolah emang pake baju kaya gini." Jawab Marsha sambil berusaha mendekati Akmal tapi Akmal berhasil menjauhi Marsha.

"Ihh Akmal, kok kamu kaya gitu sih sama aku? kamu masih inget kan soal perjodohan kita. Walaupun kamu berusaha menjauh dan gak ngehirauin aku, nantinya aku bakal memiliki kamu seutuhnya kan." Ucap Marsha dengan nada sok manja sambil menggulung-gulung rambut curly nya menggunakan jari telunjuknya.

"Lupain perjodohan itu! papa udah gak ada." Sangkal Akmal.

"Akmal sayang...papa kamu kan masih hidup dan gak ada kata-kata perjodohan ini dibatalin, jadi kamu itu adalah jodoh aku." Jawab Marsha masih dengan nada sok manja nya yang selalu ia keluarkan saat bersama Akmal.

Sebelum Marsha memperpanjang masalah perjodohan yang sudah sangat lama dijanjikan kedua orang tua mereka itu, Akmal langsung masuk ke ruang Ketua dan Wakil rohis untuk mengambil sesuatu, yang diambilnya adalah mukenah berwarna putih bersih yang akan diberikannya kepada Marsha untuk menutupi auratnya.

"Wudhu, dan pake ini." Ucap Akmal sambil menyodorkan mukenah yang baru saja ia ambil.

Marsha langsung menerima mukena tersebut dari tangan Akmal, dibukanya kain putih tersebut dan ketika ia tahu bahwa itu mukenah seketika ia langsung memegang mukenah tersebut dengan ujung jari telunjuk dan ibu jarinya saja, seperti orang jijik.

"A...aku pake ini Mal?" Tanya Marsha terbata sambil terlihat malas menggunakan kain tersebut.

Akmal mengangguk pelan, "mau ngaji kan? lo wudhu dan pakai itu. Waktu gua gak banyak, kalau serius mau ikut ekskul rohis lo ikutin aturannya." Tegas Akmal.

Dengan malasnya Marsha melangkah menuju keran yang ada di pinggir taman, sebenarnya Marsha lupa bagaimana tata cara berwudhu karena terakhir kali ia berwudhu mungkin pada saat ia SD. Kedua orang tuanya tidak terlalu mementingkan ilmu agama anak-anaknya, mereka menyuruh seorang guru ngaji untuk mengajari anak-anaknya memang, tetapi tak menghiraukan bagaimana perkembangan ilmu yang anaknya dapatkan, jadilah Marsha sang pemalas tak menghiraukan apa yang diajarkan guru ngajinya walaupun sudah dibujuk sekalipun.

 Karya Rasa (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang