Hai Shilla
Aku yakin deh, buku ini pasti yang pertama kali nemu Rio
Iya kan? Ngaku kamu heheheh
Nggak apa-apa. Itu artinya kamu harus kasihin ke Shilla kan sekarang dia yang jadi istri kamuOke?
Jangan! Jangan buka ke halaman selanjutnya! Awas kamu!
Sebuah tangan bergerak, membuka lembaran selanjutnya pada buku yang ia pegang.
Shillaaaa
Maaf sebelumnyaa kalau kamu ngerasa aku sok tahu atau lancang nulis ini heheheh
Maaf ya? Aku cuma mau berbagi aja kok. Kali aja ini berguna buat kamu biar lebih tahu gimana Rio. Kalau nggak suka, nggak usah di baca yaa?
Pertama, Rio itu paling sering lupa kalau makan. Apalagi pas jam kerja di kantor, ingetin ya Shilla saat jam makan siang, dia sering tuh nggak makan. Terus juga kalau malam, pulang kerja dia sering langsung tidur. Usahain suruh makan dulu, takut asam lambungnya naik. Terus juga jangan biarin dia sering-sering minum kopi.
Kedua, Rio sering suka sembarangan taruh baju kotor di kamar mandi. Jangan di omelin ya? Heheh dia nggak suka kalau di omelin soalnya. Terus dia suka lupa naruh tas kerjanya waktu pulang kerja. Dia biasanya asal taruh di lantai. Kamu ambil aja terus taruh di meja, karena kalau pagi Rio ingetnya naruh di meja.
Ketiga, Kalau weekend, Rio pagi-pagi suka nyari kopi. Kamu buatin aja, ya? Tapi cuma kasih sekali aja jangan sering-sering. Takarannya udah aku tulis juga di buku ini.
Keempat, Aku udah tulis semua sih makanan yang Rio suka di buku ini. Aku juga udah tulis resep sambal kesukaan Rio. Kamu boleh coba boleh nggak kok Shill. Atau kalau kamu tahu apa yang Rio suka juga nggak apa-apa.
Udah sih itu aja. Makasih Shillaaa
Oh yaa, salam sayang buat anak kalian yaaa
"PAPA!"
Rio tersentak dan langsung menutup buku kecil yang selalu di bawanya kemana-mana.
"Hai putri kecil papa." Rio bangkit dari kursi kerjanya. Lalu berjalan menghampiri seorang gadis kecil berusia enam tahun. Gadis kecil yang kini terlihat lucu dengan rambut di kuncir dua.
"Baru pulang?" Tanya Rio seraya menggendong lalu mencium pipi gembil putrinya. Memperhatikan putrinya yang masih memakai seragam sekolah.
"Iya pa, Alyssa kangen papa jadi langsung ke sini."
Rio mengernyit kemudian menoleh ke pintu. Baru sadar putri kecilnya datang seorang diri.
"Sama siapa ke sini?" Tanya Rio panik. Berbagai pikiran buruk memenuhi isi kepalanya. Membayangkan putrinya datang seorang diri dari sekolah menuju kantornya. Jarak yang tidak bisa di bilang dekat oleh Rio.
"Sama-"
"Alyssa!" Seruan panik dari arah pintu. Membuat Rio menoleh sementara Alyssa langsung memeluk leher Rio. Menyembunyikan wajah mungilnya di sana.
"Kamu ini, bisa nggak sih jangan bikin bunda khawatir." Meski mengomel, tapi ada nada lega di sana.
"Papa, bunda kalau marah serem. Alyssa takut." Adunya. Rio terkekeh. Sementara perempuan yang baru masuk tadi mendelik tak percaya. Rio berjalan menuju sofa panjang di ruang kerjanya.
"Masa, sih? Emang kenapa bunda bisa sampai marah?" Rio bertanya setelah duduk dengan Alyssa masih berada di pangkuannya.
"Bunda nggak marah, ya? Bunda cuma khawatir, panik lihat kamu udah nggak ada waktu bunda lagi bayar taksi." Belanya bersedekap. Masih berdiri menatap Alyssa dengan gelengan di kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Kapanpun
Romance"Sampai kapan?" gumam Ify mendesis. Membungkam wajahnya dengan kedua tangan yang kini mulai basah karena air mata. Ify terduduk di tengah anak tangga karena kakinya tak sanggup lagi berjalan. Di sisi lain. "Sampai kapanpun itu, gue nggak akan pern...