•03•

448 119 9
                                    

Yongseung meletakkan nampannya di atas meja dan tersenyum ke arah Dongheon dan Hoyoung yang sedang bercanda. Mereka segera membalas senyuman Yongseung.

"Kok lo nggak gabung sama teman-teman lo?" tanya Dongheon seraya kedua bola matanya menyusuri kantin yang ramai.

Saat itulah Dongheon bertatapan dengan Kangmin. Anak itu melihatnya tanpa berkedip dan itu membuat Dongheon tidak nyaman.

"Dia siapa?" tanya Dongheon menunjuk Kangmin yang saat ini dipaksa duduk oleh teman-temannya.

"Kangmin, teman sebangkuku." jawab Yongseung sembari menyendok sesuap sup ke dalam mulutnya.

Hoyoung mengernyit heran. "Kok gak makan sama dia?"

Yongseung meletakkan sendoknya dan menghela nafas berat. "Aku nggak mau menghalanginya."

"Menghalangi gimana?"

"Teman sekelasku banyak yang ingin berteman dengan Kangmin namun tidak denganku. Jadi daripada Kangmin ikut dikucilkan lebih baik aku yang menjauh darinya."

Begitu Yongseung selesai menjelaskan, suasana meja berubah menjadi hening. Sebenarnya Yongseung merasa sungkan makan di depan kedua kakak kelasnya sedangkan mereka tidak makan sama sekali. Ia ingin bertanya alasan mereka tidak makan namun ia urungkan karena pertanyaan lain lebih ingin ia sampaikan.

"Kakak nggak keberatan kan aku makan di sini?"

"Ah, nggak kok." jawab Dongheon yang diikuti anggukan oleh Hoyoung.

"Ngg--kakak beneran pengen temenan sama aku?" tanya Yongseung ragu-ragu.

Dongheon dan Hoyoung bertatapan satu sama lain, seperti memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian mereka menoleh dan Hoyoung menjawab.

"Kalau lo bener-bener sendiri dan ngerasa udah nggak sanggup dateng aja ke kita."

"Tapi kalau lo punya temen mending temenan aja sama mereka." lanjut Dongheon.

"Kenapa?"

"Kan mereka sebaya sama lo. Kita kan udah kelas 12 kalau kita lulus lo mau temenan sama siapa?"

Yongseung mengangguk mengerti dan berterimakasih pada dua kakak kelasnya yang baik itu.

Tak berselang lama ia sudah menghabiskan makan siangnya. Saat itu juga Kangmin berjalan menghampirinya dan menarik tangan Yongseung paksa. Yongseung otomatis menghempaskan tangannya karena perbuatan Kangmin yang tiba-tiba itu.

"Kenapa sih?" tanya Yongseung ketus.

"Nggak baik di sini, ayo ke kelas langsung."

"Apasih aku mau ngomong dulu sama mereka."

Kangmin menatap dua orang itu sinis sedangkan yang di tatap hanya bisa melirik ke sembarang arah.

"Lo tahu mereka siapa?" tanya Kangmin pada Yongseung.

"Kakak kelas kita."

Kangmin menghembuskan nafasnya kasar lalu mengusak rambutnya ke belakang. "Yongseung gue mau jujur sama lo--"

"Kita pergi dulu ya bentar lagi masuk. Dah~" ujar Hoyoung cepat lalu menggandeng lengan Dongheon dan membawanya keluar dari kantin.

"K--kak!"

"Yongseung!"

Yongseung menoleh sinis pada Kangmin. "Kalau kamu nggak suka sama mereka bukan kayak gini caranya!"

"Kok lo malah marah ke gue?"

"Mereka udah banyak bantuin aku hari ini--"

"Kim Yongseung!"

Bentakkan Kangmin yang tiba-tiba itu membuat semua mata yang ada di kantin menatap mereka. Yongseung sendiri tidak menduga bahwa Kangmin bisa bertindak semenyeramkan ini.

"Mulai detik ini kalau lo butuh bantuan datang aja ke gue."

Yongseung mengernyit. "Ta--tapi--"

"Gue gak butuh mereka, gue cuma mau temenan sama lo."

Lalu saat Kangmin membawa Yongseung keluar dari kantin ia melihat dua pasang mata menatapnya tak suka dari arah kerumunan murid yang tengah mengembalikan nampan mereka.

Di kerumunan itu Kangmin menajamkan fokusnya untuk membaca name tag mereka. Kangmin hanya ingin memastikan bahwa mereka benar-benar murid atau tidak.

Jo Gyehyeon dan Ju Yeonho.

Mengapa mereka menatapnya tak suka?

"Awas Kangmin!" seru Yongseung seraya menarik Kangmin ke arah sisi kanan koridor.

Di sana ada seorang murid tengah membawa banyak buku dan hampir menabrak Kangmin yang terus melihat ke belakang. Kangmin mengernyit melihat punggung yang tidak asing baginya itu.

"Hong Minchan? Kenapa ia masih di sini?"


















Tbc
260620

[i] PHOTO | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang