"Kak Minchan?" panggil Kangmin membuat sang empunya menoleh.
Mata Minchan membola begitu juga dengan Kangmin. Lalu saat Minchan menoleh pada Yongseung yang juga tengah menatapnya tiba-tiba ia langsung berbalik dan berjalan cepat meninggalkan mereka berdua.
"Dia siapa?" tanya Yongseung bingung.
Kangmin mendengus. Ia justru menatap Yongseung menyelidik. "Harusnya gue yang tanya, lo itu siapa?"
Yongseung mengernyit heran.
Ini hari pertamanya sebagai siswa sekolah menengah atas dan ia sudah disuguhi orang-orang yang menatapnya aneh.
Sepertinya masa SMA-nya akan jauh lebih berat dari masa SMP.
***
Yongseung merasa risih karena sejak tadi Kangmin terus melihatnya seolah tanpa berkedip. Ia pun tak bisa fokus saat guru memperkenalkan mata pelajaran yang akan ia ajar selama satu semester nanti.
"Lo aneh tahu nggak?" ujar Kangmin tiba-tiba membuat Yongseung otomatis menoleh padanya.
"Lo itu sebenarnya polos atau kelewat bego sih?"
"Kasar."
"Apanya?"
"Ucapanmu."
Kangmin berdecak. "Halah, kaku bener lo. Pantes aja banyak yang nggak mau temenan sama lo, kek manusia purba."
Yongseung memilih tidak menanggapi ucapan teman sebangkunya itu. Kangmin yang merasa Yongseung tak menanggapinya segera menyenggol lengan Yongseung.
Yongseung menoleh kesal dan dihadiahi cengiran tak bersalah dari Kangmin.
"Nanti sepulang sekolah gue pengen ketemu dua kakak kelas yang nemenin lo di kantin tadi."
"Kamu mau apain mereka?"
Kangmin mengendikkan bahunya. "Nggak gue apa-apain kok, cuma pengen kenalan aja."
Yongseung merasa ada yang aneh dari gelagat Kangmin namun ia memilih bungkam dan menunggu apa yang sebenarnya diinginkan pemuda itu.
***
Sesuai permintaan Kangmin, Yongseung menemaninya menunggu Dongheon dan Hoyoung di depan gerbang sekolah. Sebenarnya ini mengganggu jadwal hariannya namun ia tak ingin Kangmin melakukan hal buruk pada dua kakak kelas yang telah membantunya pagi tadi.
Setelah lama menunggu, akhirnya di antara kerumunan murid yang berlomba pulang mereka menemukan Dongheon dan Hoyoung. Mereka berdua bersenda gurau, seolah tidak akan ada siswa lain yang dapat melihat perilaku mencolok mereka.
Bagaimana tidak mencolok ketika mereka berdua bersenda gurau seraya mendorong bahu masing-masing?
Setelah Yongseung lihat lebih teliti, ternyata benar juga. Tidak ada seorang pun dari kerumunan siswa itu yang melihat Dongheon dan Hoyoung.
Kangmin yang melihat raut wajah bingung dari Yongseung segera melambaikan tangannya. "Kak Dongheon, Kak Hoyoung!"
Dongheon dan Hoyoung menoleh kaget.
Sedangkan semua siswa yang keluar gerbang menatap mereka berdua tak suka. Bahkan ada yang terang-terangan mendelik pada Kangmin.
Bukannya menghampiri mereka, Dongheon dan Hoyoung justru bersiap kabur, kembali ke dalam sekolah. Kangmin tak tinggal diam, ia segera mengejar dua kakak kelasnya itu, begitu juga dengan Yongseung yang mengekor di belakang Kangmin.
"Hei kalian berhenti!" teriak Kangmin ketika mereka berempat sampai di halaman belakang sekolah.
Hoyoung berhenti disusul Dongheon yang menoleh pada Kangmin. "Apa mau lo?"
Kangmin menggeleng seraya mengatur nafasnya. "Ke--kenapa harus Yongseung?"
"Bukannya lo spesial? Harusnya lo tahu alasannya tanpa harus bertanya."
Yongseung yang berdiri di belakang Kangmin hanya bisa mengernyitkan dahinya mendengar percakapan mereka. Jujur Yongseung tak tahu maksud dari satu kata pun yang mereka lontarkan.
"Ck, gak usah ganggu dia!"
Kini Hoyoung angkat bicara. "Kita cuma mau bantu dia, justru lo yang ganggu Yongseung! Huh, dan lagi, harusnya lo ngaca dulu sebelum ngomong kek gini."
Kangmin mengernyit hendak memukul Hoyoung namun dengan cepat dicegah oleh Yongseung.
"Kenapa jadi ngungkit masa lalu gue sih?!" ujar Kangmin marah. Nafasnya tersenggal dan Yongseung mati-matian menahan tubuhnya yang siap menerjang orang di depannya.
"Nggak usah ikut campur lagi. Udah cukup kelakuan lo di masa lalu membuat Minchan celaka." ucap Dongheon.
"Lo tahu sendiri itu bukan kemauan gue!"
"Dan itu juga bukan kemauan kita jadi kayak gini!"
Kangmin mengusak rambutnya. Ia terlihat frustasi saat ini.
"Kita urus, urusan kita masing-masing jangan ada yang ikut campur." ujar Hoyoung final.
Setelah mendengar Hoyoung mengucapkan hal itu, Kangmin segera berbalik meninggalkan halaman belakang sekolah.
Yongseung membungkuk memberi hormat pada dua kakak kelasnya itu. Bagaimanapun juga ia merasa bersalah pada mereka berdua.
Ia segera menyusul Kangmin yang saat ini terlihat sangat kacau. Namun sebelum ia benar-benar meninggalkan halaman belakang sekolah, ia menoleh untuk setidaknya memberi senyum pada mereka.
Tapi ketika Yongseung menoleh tidak ada Dongheon dan Hoyoung lagi di sana.
Padahal jalan satu-satunya untuk keluar dari halaman belakang adalah koridor yang ia lewati bersama Kangmin.
Tbc
290620
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] PHOTO | VERIVERY
Fanfiction[COMPLETED] «Don't keep staring, now it's game over. I catch you.» Ketika kamera, layar, tombol klik, lensa, flashlight, dan memori menjadi foto, semua itu butuh pengorbanan. Pengorbanan dari setiap komponen itu adalah jiwa. Hasilnya berupa foto ya...