•31•

276 80 7
                                    

"YONGSEUNG!"

Sang iblis mengarahkan tangannya ke arah Yongseung lalu menggerakkan tangannya ke atas membuat Yongseung ikut terangkat. Sang iblis tidak menyentuh Yongseung, ia hanya menggerakkan tangannya, seperti telekinesis.

Kangmin meraih kaki Yongseung berusaha membantunya turun. Namun tubuh Yongseung bahkan tak bergerak sedikit pun.

Kekuatan sang iblis sangat besar apalagi sejak kedatangannya suhu udara di ruangan itu jadi semakin dingin.

Yongseung memegang lehernya dan meronta meminta dilepaskan. Ia seolah tercekik dan sesaat kemudian darah keluar dari lehernya.

Kangmin berteriak saat melihat itu. Ia menangis ketika Yongseung semakin dekat dengan sang iblis.

Dongheon dan Yeonho berusaha membantu Yongseung lepas dari cengkeraman sang iblis. Hoyoung dan Gyehyeon masih setia bertarung dengan antek sang iblis yang sejak tadi seolah tak pernah kehilangan energi mereka. Sedangkan Minchan segera berlari ke arah Kangmin dengan sisa energi yang dimilikinya.

"Hey!" seru Minchan pada sang iblis.

Sang iblis mengalihkan atensinya pada Minchan sejenak lalu ia kembali fokus pada Yongseung.

Merasa diabaikan Minchan segera berkata. "Kenapa bukan aku pemegang unsur flashlight? Bukankah itu jelas?!"

Sang iblis tidak menjawab. Matanya menyipit tersenyum ketika tahu bahwa takdirnya semakin dekat dengannya.

Ia ingin segera memakan jiwa Yongseung.

Minchan justru semakin mendekatkan dirinya ke arah sang iblis. "Setidaknya jelaskan pada kami kebenarannya!"

Berhasil.

Iblis itu menoleh pada Minchan. Ia menatapnya lumayan lama sebelum akhirnya bibirnya tersenyum.

Minchan yang melihat hal itu segera melirik pada Kangmin lalu mengangguk. Kangmin yang menerima kode dari Minchan segera merogoh saku jasnya untuk mengabil ponsel. Bagaimanapun juga di saat seperti ini mereka bertujuh tidak bisa mengalahkan sang iblis, mereka butuh bantuan sebelum terlambat.

Ya, Kangmin menelepon Mamanya untuk meminta bantuan, sesuai dengan permintaan Mamanya sendiri kemarin.

Lalu Minchan melirik sejenak ke arah Yongseung. Darah di lehernya masih menetes. Tetapi setidaknya sekarang cengkeraman sang iblis agak melonggar, yang memungkinkan Yongseung dapat mengambil nafas. Hanya saja tubuh Yongseung telah benar-benar lemas, mungkin beberapa detik lagi ia bisa saja pingsan.

"Menurutmu apa fungsi flashlight di dalam unsur foto?" tanya sang iblis dengan suara rendah khas miliknya.

"Menyinari? Memberi penerangan?" jawab Minchan apa adanya namun dengan nada suara yang tak yakin.

Mulut merah sang iblis menyeringai dan matanya menyipit.

"Flashlight, karena ia yang menyinari anggota. Sikapnya yang ceria mampu mengubah suasana suram menjadi cerah. Menurutmu apa kau pantas memegang unsur itu?"

Minchan segera menoleh pada Kangmin yang saat ini masih sibuk menelepon Mamanya.

Sang iblis benar, sifat yang ia sebutkan tidak sesuai dengan kepribadian miliknya. Kangmin adalah seseorang yang paling sesuai untuk deskripsi unsur flashlight.

Lalu sesaat kemudian ia kembali menatap sang iblis. "Lalu kenapa aku jadi pemegang unsur kamera?"

Lagi-lagi sang iblis menyeringai, seolah senang dengan ketidak-tahuan lawannya yang membuat mereka semakin lemah.

[i] PHOTO | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang