Saat istirahat Kangmin segera mengajak Yongseung ke perpustakaan. Kangmin memilih meja tempat Yongseung membaca kemarin karena ia akan menemui seseorang di sana.
"Sekarang gue tanya lo. Lo percaya sepenuhnya sama gue kan?"
Yongseung mendengus. "Gila aja kamu!"
Orang waras mana yang mau berteman dengan anak buah iblis? Pasti sekarang saraf neuron di otak Kangmin tidak bisa bekerja secara normal.
"Cuma ini cara satu-satunya."
"Memangnya kalau kita berteman dengan anak buah iblis itu, kamu yakin keselamatan kita terjamin?"
"Kata terjamin terlalu jauh buat kita. Lebih tepatnya kita bisa ngulur waktu buat ngehancurin iblis itu."
Ucapan Kangmin membuat Yongseung semakin curiga. Sebenarnya dia siapa?
"Tunggu, sebenarnya kamu itu siapa?"
"Yoo Kangmin." jawabnya acuh tak acuh.
"Aku tanya beneran!"
Kangmin yang sejak tadi sibuk menulis sesuatu di selembar kertas akhirnya mendongak kesal. "Ck, ntar lo juga tau sendiri!"
Tak berselang lama datang dua orang yang kemarin sempat ditemui Yongseung di tempat ini.
Sontak saja Yongseung segera membungkuk sopan. "Maaf atas kejadian kemarin."
"Kan kita udah bilang gak apa-apa." jawab Yeonho seraya menghampiri Kangmin.
"Gini kak?" tanya Kangmin pada Yeonho sembari menunjukkan sesuatu yang ia tulis di selembar kertas itu.
"Iya. Tapi kayaknya ada yang kurang. Gyehyeon sini!"
Gyehyeon yang merasa terpanggil segera berjalan menuju dua orang yang kini sibuk mengamati sesuatu yang ditulis oleh Kangmin.
Jangan tanya bagaimana Yongseung sekarang.
Dia hanya berdiri mematung di seberang meja tempat Kangmin menunjukkan sesuatu yang sama sekali tidak Yongseung ketahui.
"Kalian bahas apa sih?" tanya Yongseung kesal.
"Bener, ini ada yang kurang. Gue kurang tahu simbolnya gimana karena yah, lo tau sendiri kan rasanya kebakar kalau kita yang cari tau." ujar Gyehyeon membuat Kangmin menghela nafasnya.
Oke, Yongseung dikacangin.
Padahal beberapa saat lalu Kangmin jelas-jelas meminta jawaban darinya dan seolah-olah hanya Yongseung yang ia butuhkan. Sekarang? Mendongak pada Yongseung pun tidak!
"Lo tau dari mana simbol-simbol ini? Nggak sembarang orang bisa tau kan?" tanya Yeonho pada Kangmin.
"Gue lihat ini dari bukunya kak Minchan dulu."
"Lo periksa lagi aja bukunya Minchan siapa tau ada yang kelewat."
"Nggak, di bukunya kak Minchan cuma ini yang di tulis karena lembar selanjutnya di robek sama dia."
Gyehyeon akhirnya buka suara. "Lo tau dia nyimpen robekannya di mana?"
Kangmin menggeleng lemah.
"Sial!" umpat Yeonho kesal. Pasalnya tanpa menulis lengkap simbol itu mereka tidak akan bisa menghalangi rencana sang iblis.
"Lo nggak usah khawatir kita bisa usahain tanya yang lain." jawab Gyehyeon berusaha menenangkan Kangmin yang mulai gelisah.
"Mereka kan bisa curiga!" ujar Yeonho menyanggah ucapan temannya yang ia rasa terlalu beresiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] PHOTO | VERIVERY
Fanfic[COMPLETED] «Don't keep staring, now it's game over. I catch you.» Ketika kamera, layar, tombol klik, lensa, flashlight, dan memori menjadi foto, semua itu butuh pengorbanan. Pengorbanan dari setiap komponen itu adalah jiwa. Hasilnya berupa foto ya...