"KANGMIN!!!"
Teriak semua orang kecuali Yongseung ketika sang iblis semakin dekat pada Kangmin. Lalu dalam sekejap tubuh Kangmin berhasil diraih sang iblis.
Sang iblis melakukan hal yang sama seperti penyerangan di rumah Yongseung untuk melenyapkan Kangmin.
Tubuh Kangmin perlahan-lahan masuk ke dalam bayangan tubuh sang iblis yang saat ini berubah menjadi lubang hitam. Melihat hal itu Dongheon segera melayang untuk membantu Kangmin keluar.
Sayangnya Kangmin saat ini sedang mengaktifkan simbol yang Minchan ajarkan padanya. Hal itu membuat mahkluk seperti Dongheon kesulitan untuk membantu Kangmin karena tubuhnya akan panas ketika berinteraksi langsung dengan cahaya itu.
Gyehyeon dan Hoyoung tidak membiarkan Dongheon berusaha sendiri, mereka juga ikut melayang. Mereka mengerahkan seluruh energi untuk menarik Kangmin keluar. Meski tubub mereka rasanya seperti terbakar dalam api saat membantu Kangmin, tetap saja mereka tidak akan membiarkan sang iblis mengambil Kangmin secara cuma-cuma.
Yeonho dan Minchan memindahkan tubuh Yongseung di atas sofa. Kondisi Yongseung saat ini jauh dari kata baik. Seluruh tubuhnya telah berlumuran darah karena pecahan kaca yang menggores dan menancap di tubuhnya.
Minchan berusaha mengeluarkan serpihan-serpihan kaca itu sementara Yeonho mencari kain bekas yang bisa ia gunakan untuk menghentikan pendarahan di kepala Yongseung.
"Yongseung lo harus bertahan, sebentar lagi orang tua Kangmin datang." ujar Minchan seraya berhati-hati mengeluarkan serpihan kaca di pipi Yongseung.
"Sa--sakit..." rintih Yongseung. Kesadarannya hampir hilang saat ini karena rasa sakit yang tak tertahankan.
Minchan berusaha menahan air matanya agar tidak lolos. "Gue paham rasa sakit itu. Jangan nyerah, gue gak mau lo nyesel kalau nyerah."
"Rasa sakit ini... apa sama seperti kak Minchan dulu?"
Minchan mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya.
Ia sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya.
Yongseung tertawa getir. "Jangan nangis,"
Minchan mengangguk. Hatinya perih. Ia tak tahu mengapa bisa menangis seperti ini. Ia hanya takut jika kejadian masa lalu terulang lagi.
"Ini gue nemu!" ujar Yeonho seraya menunjukkan kain bekas yang kondisinya masih terlihat lumayan.
Minchan membantu Yongseung untuk mengangkat kepalanya agar Yeonho bisa leluasa melilitkan kain itu di kepala Yongseung.
"Ka--kangmin..." tunjuk Yongseung ke arah sang iblis.
Minchan dan Yeonho otomatis menoleh dan mendapati bahwa cahaya simbol yang seharusnya berpendar itu kini perlahan-lahan memudar. Mereka juga baru sadar bahwa suhu ruangan perlahan-lahan berubah menjadi dingin.
Cahaya itu mulai meredup karena tubuh Kangmin semakin masuk ke dalam bayangan sang iblis.
Sejak tadi Kangmin menutup matanya sembari mengucapkan beberapa mantra. Ia tidak mempedulikan sekitarnya. Ia tahu tubuhnya sudah setengah masuk dilahap sang iblis namun mantra yang ia ucapkan harus ia selesaikan.
Dalam berperang, kunci untuk menang adalah harus rela mengorbankan sesuatu.
Tak masalah jika ia harus berkorban asalkan sahabatnya dapat selamat dari sang iblis.
"Kangmin lo jangan diam aja! Lawan sang iblis juga!" teriak Gyehyeon yang mulai putus asa karena usaha mereka bertiga untuk mengeluarkan Kangmin tidak membuahkan hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] PHOTO | VERIVERY
Fanfiction[COMPLETED] «Don't keep staring, now it's game over. I catch you.» Ketika kamera, layar, tombol klik, lensa, flashlight, dan memori menjadi foto, semua itu butuh pengorbanan. Pengorbanan dari setiap komponen itu adalah jiwa. Hasilnya berupa foto ya...