•33•

270 79 20
                                    

Yongseung mencium wangi bunga yang begitu semerbak. Perlahan-lahan ia membuka kelopak matanya dan langsung disambut oleh suatu cahaya yang begitu menyilaukan. Ia mengerjap beberapa kali sampai akhirnya kornea matanya telah menyesuaikan diri.

Ia bangkit berdiri dan merasa kebingungan ketika tempatnya berpijak dikelilingi oleh hamparan beraneka macam bunga yang indah. Yongseung berputar untuk melihat sekelilingnya namun tak menemukan apapun selain hamparan bunga yang begitu luas.

Ia menunduk, kakinya tidak memakai alas kaki. Kaki telanjangnya menyentuh bundaran rumput hijau segar yang terasa sejuk.

Yongseung juga baru sadar bahwa ia memakai pakaian putih nan lembut. Pakaiannya memiliki kancing seperti kemeja namun panjang seperti jubah. Sangat panjang hingga sampai di mata kakinya.

Situasi macam apa ini?

Di tengah kebingungan itu suara seseorang yang familier memanggil namanya,

"Kim Yongseung!"

Yongseung segera menoleh ke sisi kiri. Ia mendapati sahabatnya, Yoo Kangmin juga mengenakan pakaian yang sama seperti miliknya.

Kangmin juga berdiri di tengah hamparan bunga. Jarak dirinya dengan Kangmin hanya beberapa meter tetapi tidak ada jalan setapak menuju tempat Kangmin.

Jika mau, Yongseung harus menerobos hamparan bunga itu.

"Bunganya cantik banget ya?" ujar Kangmin seraya merentangkan tangannya lalu berputar di tempat. Seolah merasakan kebebasan.

Ya, bunga-bunga ini sangat cantik hingga Yongseung tak tega menghancurkan mereka untuk pergi ke tempat Kangmin.

"Apa ada jalan buat aku ke sana?"

Kangmin menggeleng. "Jangan terobos bunganya, bahaya."

"Kenapa?"

"Kan udah gue bilang bunganya cantik."

Yongseung mengerucutkan bibirnya. "Bunganya banyak banget di sini, nginjak beberapa gak akan jadi masalah kan?"

"Kita harus menghormati sang empunya."

"Siapa pemilik bunga sebanyak ini?"

"Nggak tahu pastinya sih, soalnya gue sendiri belum pernah ketemu Dia."

Lagi-lagi Yongseung mengecek sekitarnya, berusaha mencari jalan keluar. Sejauh mata memandang hanya ada hamparan bunga di sini, itu membuat Yongseung merasa janggal.

"Kita di mana?" tanya Yongseung.

Senyum Kangmin langsung menghilang.

Kangmin menggeleng.

"Maksudnya apa? Kamu nggak tahu atau nggak mau ngasih tahu aku?" tanya Yongseung lagi karena jawaban Kangmin ambigu.

Tiba-tiba Kangmin meletakkan jari telunjuknya di bibirnya untuk memberi isyarat agar Yongseung diam.

Yongseung mengernyit, ia segera menolah ke samping kanan-kirinya, lalu ke belakang. Namun hasilnya nihil, tidak ada apa-apa di sana.

Saat Yongseung kembali menoleh ke arah tempat Kangmin berada, di sana sudah tidak ada siapa-siapa.

Kangmin menghilang.

"Kangmin!" teriak Yongseung sekeras-kerasnya.

Tidak ada jawaban.

Hanya terdengar gema suaranya yang memantul.

Sialan, sebenarnya ini di mana sih?!

"Yoo Kangmin! Nggak lucu ya main-main kayak gini!"

[i] PHOTO | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang