•14•

338 101 14
                                    

Kangmin segera berlari ke jalan raya untuk mencari taksi. Sebenarnya ini belum terlalu larut untuk menaiki bus tetapi bus yang akan datang masih harus menunggu tiga puluh menit lagi, itu terlalu lama, apalagi saat ini firasat Kangmin benar-benar tidak enak.

Yeonho tadi berkata bahwa ia akan memanggil Gyehyeon, siapa tahu Kangmin membutuhkan mereka.

Tak berselang lama Yeonho datang bersama Gyehyeon. Kali ini Yeonho bersikap normal --maksudnya terlihat seperti jalan kaki meski kakinya tidak benar-benar menapak di tanah-- tidak melayang seperti hobinya. Sedangkan Gyehyeon seperti biasa, ia masih terlihat seperti manusia, bukan hantu.

"Udah dapet taksi?" tanya Gyehyeon yang mulai merasa panik karena sejak tadi mulut Kangmin komat-kamit seperti merapalkan doa atau apalah itu.

Kangmin menggeleng. "Tapi aku nggak bisa pakai bus, terlalu lama."

Gyehyeon menatap Yeonho seraya mengangguk kecil. Yeonho yang sudah bersahabat dengan Gyehyeon sejak masih menjadi manusia langsung mengetahui maksud dari anggukan kepala sahabatnya itu.

"Lo tenang aja." ujar Gyehyeon singkat sebelum akhirnya dia tiba-tiba menghilang.

Kangmin menatap Yeonho bingung. "Kak Gyehyeon mau kemana?"

"Ngejalanin misi." jawab Yeonho asal seraya menatap jalan raya dengan serius.

Kangmin yang penasaran segera mengikuti arah pandangan Yeonho dan dikejauhan sana ia melihat ada sebuah mobil yang bergerak oleng menuju ke arah mereka. Cahaya lampu mobil semakin terang dan refleks Kangmin segera menjauh dari pinggir jalan raya sebelum mobil itu menabraknya.

Namun sebelum itu terjadi Yeonho segera mengulurkan tangan kanannya ke arah mobil. Telapak tangannya perlahan-lahan seperti menggenggam sesuatu dan dengan perlahan pula mobil itu berhenti tepat di depan Kangmin.

Kangmin membelalakkan matanya ke arah Yeonho. Lalu ketika ia melirik ke arah mobil, Kangmin baru menyadari bahwa Gyehyeon sedang duduk di atap mobil itu dengan tenang.

"Sialan lo Gye!" umpat Yeonho.

Gyehyeon tidak menghiraukan umpatan sahabatnya itu. Ia justru segera turun dan menghampiri Kangmin. "Itu mobilnya, numpang sana."

Kangmin yang masih terkejut tak bisa mengedipkan kedua kelopak matanya sama sekali.

"Lo kalau mengendalikan tuh pake aturan dong, gue kan susah ngeremnya!" ujar Yeonho kesal.

"Ya orangnya masih aja berusaha buat ngendaliin setir, ya gue terabas aja biar dia gabisa ngapa-ngapain." jawab Gyehyeon santai.

Yeonho tertawa sarkas. "Wahh, lo gak kasihan apa sama orangnya? Lihat, bisa trauma dia, Gye!"

Kangmin yang sejak tadi hanya mematung sambil mendengar perbedatan kedua teman hantunya, kini menoleh pada sang pemilik mobil. Lelaki paruh baya itu menatap Kangmin takut. Kedua tangannya yang memegang setir mobil bergetar hebat.

"Kalian apa-apaan sih? Kenapa harus berbuat se-ekstrim ini?" tanya Kangmin agak kesal. Meski niatnya mereka membantu, tapi jika seperti ini tetap saja salah.

"Nggak ada cara lain yang cepet soalnya." jawab Gyehyeon tanpa menatap mata Kangmin. Sepertinya ia merasa bersalah.

"Kangmin--" panggil Yeonho lirih.

"Apa?!"

"Anu, itu--" tunjuk Yeonho ragu pada lelaki yang berada di dalam mobil.

Kangmin menoleh kesal ke arah mobil.

Benar saja, lelaki paruh baya itu kini justru menatap Kangmin semakin takut.

"Lo baru aja nakutin orang." lirih Yeonho tepat di telinga Kangmin.

[i] PHOTO | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang