Kangmin menatap langit malam jenuh. Biasanya ia paling suka menatap gemerlap bintang dari balkon kamarnya, tetapi saat ini ia membencinya.
Malam hari adalah waktu yang buruk.
Ia bisa saja mati jika tidak waspada.
Kangmin menoleh menatap Dongheon yang saat ini melakukan hal yang sama sepertinya. Hanya saja tatapan mata Dongheon kosong, ia melamun.
"Kok kak Gyehyeon belum datang?" tanya Kangmin memecah heningnya malam itu.
Ia melihat jam dinding di kamarnya yang saat ini menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit, seharusnya Gyehyeon sudah datang.
"Kemarin kan dia udah bilang katanya Minchan mau kerumahnya. Mungkin sekarang mereka masih di sana."
"Tapi jamnya udah lewat."
"Baru lewat lima belas menit."
Kangmin mendengus. "Perasaan gue gak enak."
Dongheon membalik badannya agar dapat menatap Kangmin. Pemuda yang ditatap itu segera berkata. "Lihat, kak Dongheon aja ngerasa ada yang gak beres kan?!"
Dongheon menggeleng. "Enggak kok."
"Halah jujur aja, kalau kak Dongheon tahu sesuatu kasih tahu gue dan yang lainnya juga dong. Kalau kak Dongheon cuma diam aja gini, gimana kalau tiba-tiba beneran terjadi sesuatu sama mereka?!"
Dongheon mendengus lalu mengangguk. "Kita samperin mereka aja."
Kangmin mengangguk. Ia segera mengenakan hoodie miliknya lalu keluar rumah untuk menemui sosok yang seharusnya sudah datang lima belas menit lalu.
***
Sesampainya mereka di bangunan yang ditempati oleh Gyehyeon dan Yeonho, mereka tidak menemui siapapun dan apapun di sana. Tidak ada Gyehyeon dan Yeonho, bahkan tidak ada mahkluk lain yang berseliweran di sana.
Sunyi senyap.
Semilir angin terasa menusuk hingga ke tulang, padahal Kangmin sudah mengenakan tudung hoodie juga.
Kenapa rasanya ada yang tidak beres?
"Kok sepi banget?" tanya Kangmin pada Dongheon yang saat ini sedang melayang melihat sisi atas bangunan.
"Gue juga nggak tahu, biasanya ada satu, dua, hantu yang lewat. Tapi, sejak di jalan raya tadi gue gak ngelihat ada hantu yang berseliweran."
Kangmin mengangguk menyetujuinya. Ia sendiri sejak melewati jalan raya tidak menemukan sosok hantu yang biasanya lewat sana.
"Kak Dongheon merasa dingin?"
"Iya. Lo sendiri?"
"Sama."
Mereka diam sejenak. Kemudian Dongheon turun, lalu menatap Kangmin penuh arti. "Lo mikir apa?"
"Cuma ada satu kan yang ciri-cirinya kayak begini?"
"Sang iblis barusan datang."
Kangmin mengangguk. "Kita harus cepet-cepet ke kastil."
"Nggak! Lo nggak boleh ke sana."
"Tapi gue harus nyelamatin kak--"
"Balik ke rumah lo sekarang! Biar gue sendiri yang kesana." bentak Dongheon membuat Kangmin tak suka.
"Terus kalau kak Dongheon kenapa-napa di sana siapa yang mau nolongin?" sanggah Kangmin.
"Gue gak akan masuk ke lubang yang sama. Kalau ada apa-apa gue pasti langsung kabarin Hoyoung, lo dan juga Yongseung kok sebelum bertindak nantinya." jawab Dongheon seraya menenangkan Kangmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] PHOTO | VERIVERY
Fanfiction[COMPLETED] «Don't keep staring, now it's game over. I catch you.» Ketika kamera, layar, tombol klik, lensa, flashlight, dan memori menjadi foto, semua itu butuh pengorbanan. Pengorbanan dari setiap komponen itu adalah jiwa. Hasilnya berupa foto ya...