•30•

276 81 9
                                    

"Udah satu jam kita di sini." ujar Kangmin mengingatkan semua orang yang ada di sana.

Dongheon mengangguk. "Gak masalah, selagi iblis itu belum ta—"

BRAKKK!!!

BRAKKK!!!

BRAKKK!!!

Suara gaduh terdengar di atap, lebih tepatnya di atas tanah sana.

Yongseung berjengit terkejut. Kangmin mengernyit dan semua orang menatap atap dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tiba-tiba Minchan meremas kuat kemejanya. Ia berjalan mundur, sempoyongan. Tangannya ia letakkan di rak buku sebagai penyangga tubuhnya. Namun belum sampai ia di sofa, Minchan telah jatuh lebih dulu, menimbulkan suara gaduh akibat beberapa buku yang jatuh.

"Minchan lo kenapa?" tanya Hoyoung khawatir.

Minchan meringis. Wajahnya menunjukkan bahwa ia benar-benar merasa kesakitan.

"Sakit banget..."

Gyehyeon menggigit bibir bawahnya melihat Minchan kesakitan seperti itu. Pikirannya telah melanglang buana sejak kegaduhan di atas sana terjadi dan semakin parah ketika melihat Minchan seperti itu.

Yongseung berjongkok ketakutan di pojok ruangan, ia menutup wajahnya dengan kedua lengannya. Ia terkejut dengan perubahan situasi yang tiba-tiba. Tadi mereka masih tersenyum dan tertawa bersama saat mengambil foto lalu sekarang semuanya langsung berubah begitu saja.

Melihat Yongseung ketakutan, Yeonho menghampirinya. "Yongseung lo nggak perlu tak--"

"Nggak perlu takut?!" jawab Yongseung sarkas.

"Yongseung, gue--"

"Kak Yeonho gak tahu gimana takutnya aku saat ini! Aku bisa mati kak!"

Yeonho mengusak rambutnya ke belakang. "Jangan bilang kalau seolah-olah cuma lo yang menderita di sini! Lo pikir gue gak pernah ada di posisi lo?! Lo pikir kematian gue normal gitu?"

"Yeonho udah!" tegur Dongheon dari jauh.

"Gue sebel tiap liat dia begini! Dia pikir yang bakal mati cuma dia aja? Ingat Yongseung, masih ada Kangmin juga!"

Yongseung berdiri menatap nyalang Yeonho. "Kakak pikir aku gak mikirin Kangmin?"

"Sikap lo yang begini udah nunjukin gimana isi pikiran lo!"

Yongseung menyeringai. "Hantu bisa baca pikiran juga?"

"Sialan lo--"

"CUKUP KAK YEONHO!" teriak Kangmin cukup keras hingga membuat Yeonho berhenti melayang mendekat ke arah Yongseung.

Kangmin menghela nafasnya berat. "Yongseung sebenarnya kemarin mau bunuh diri buat nyelamatin gue."

Semua orang di sana sontak menoleh, termasuk Minchan yang masih merasa kesakitan di dadanya.

"Yongseung mau bunuh diri?" tanya Gyehyeon lirih berusaha meyakinkan informasi yang baru saja ia dapatkan.

Kangmin mengangguk pelan. Ia merasa bersalah. "Yongseung memang takut tapi bukan takut karena dirinya sendiri mati, tapi takut justru gue yang bakal mati."

Yeonho membelalak. Ia tak menyangka bahwa Yongseung bahkan memikirkan tindakan yang lebih ekstrem.

"Sedangkan dari gue sendiri, gue takut Yongseung yang mati. Gue takut kehilangan sahabat gue untuk kedua kalinya." lanjut Kangmin.

Yeonho dan Gyehyeon bertatapan sendu. Mereka tahu siapa maksud Kangmin dan jujur, itu pasti sangat menyakitkan jika terulang.

Gyehyeon menoleh pada Dongheon. "Lo ngerasa kalau ini waktunya kan kak?"

[i] PHOTO | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang