BWY;20

81 7 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

Better With You © Group 4


Part 20 — Created by Nmsrrrr374


▪︎▪︎▪


Sepulang dari mall bersama Sean, Audrey mengajak Sean untuk mampir makan bakso karena selesai hujan udara menjadi dingin dan enak jika makan yang anget anget.

Setelah memesan bakso dua mangkok dan melahapnya dengan nikmat Audrey pamit pada Sean ke supermarket untuk beli minuman dingin, Sean mengangguk mempersilahkan Audrey ke supermarket.

Di supermarket Audrey mendapatkan dua botol air mineral dingin, merasa kurang ia menuju rak jajanan untuk sekedar ngemil.

Di sekitar rak jajanan Audrey melihat seorang lelaki seperti adiknya, tetapi setelah itu hilang. Tidak terlihat lagi seorang lelaki tersebut.
Mungkin ini hanya halusinasi, pikir Audrey. Lalu Audrey pun menuju kasir untuk membayar jajanannya.

Setelah itu Audrey kembali kewarung bakso tadi menemui Sean yang ternyata masih disana sambil bermain ponselnya.

"Kok lama?" tanya Sean saat menyadari Audrey duduk dikursi itu.

"Ada urusan sebentar," jawabnya dengan wajah datar

"Dapet airnya?" tanya Sean.

Audrey menunjukkan botol air meneral itu lalu memberikan satu botol untuk Sean, tentu saja Sean tak menolak.

Setelah makan bakso Audrey dan Sean berniat untuk bermain sebentar di Taman terdekat. Namun saat Audrey akan menyebrangi jalan untuk menuju Taman, Sean lihat ada mobil yang terlihat tidak asing akan menabrak Audrey. Sean segera lari dan menangkap Audrey lalu membawa nya ke pinggir jalan.

"Lo gapapa kan?" tanya Sean dengan raut wajah yang khawatir.

"Gue gapapa kok," jawab Audrey dengan bibir yang masih bergetar mungkin masih kaget sama kejadian tadi.

Sean menatap mobil yang baru lewat dan melihat sekilas plat mobil hitam itu.

"Yaudah, kalau gitu ayo kita pulang, gue anter lo" ucap Sean.

"Gue gamau pulang," jawab Audrey lirih.
"Terus lo mau kemana? pokonya sekarang lo pulang. Gue anter sampai depan kamar kalau perlu," kekeh Sean.

"Yaudah iya ayo pulang," dengan terpaksa Audrey harus pulang.

Setelah beberapa menit, Sean mengantarkan Audrey pulang kerumahnya, sampai dirumah pula Audrey tak menghiraukan keadaan rumahnya ia langsung masuk ke kamarnya dan menidurkan tubuhnya dan masuk ke alam mimpi.

.
.
.

Pagi ini Audrey sudah sampai disekolah hanya saja moodnya belum membaik karena pemandangan pertama saat ia keluar kamar adalah, ibu tirinya yang sedang menyiapkan sarapan pagi, melihatnya saja mood Audrey langsung turun. Ia hanya berpamitan kepada Mbok Neneng dan langsung berangkat ke sekolah dengan diantar oleh sopir pribadinya, karena malas membawa mobil sendiri.

Tak begitu lama Audrey sudah sampai di sekolah.

Audrey berjalan menuju kelas tiba tiba ia ingat pelajaran pertama adalah matematika, guru itu sangat kiler jadi Audrey memutuskan untuk sarapan di kantin berhubung ia belum sarapan.

Saat ia berdiri untuk keluar dari kantin pas dengan bel masuk berbunyi, Audrey jalan santai menuju kelasnya namun saat dibelokkan menuju kelasnya Audrey melihat guru yang akan mengisi jam pelajaran pertama di kelasnya, Audrey mencoba jalan tanpa suara dan mengikuti guru itu dari belakang, alangkah kagetnya saat guru itu membuka pintu ada satu ember air bekas pel yang jatuh dan otomatis kena guru itu.

"SIAPA YANG NGELAKUIN INI IKUT IBU KE RUANG BK!" Murka guru itu.

Suara kelas tiba tiba tegang, banyak siswa keluar kelas salah satunya Sean lelaki itu langsung menghampiri Audrey untuk menanyakan keadannya.

"Drey, lo gapapa?" tanya Sean.

"Gue gapapa, tapi itu," ujar Audrey menunjuk gurunya dengan dagu.

"Ini pasti kerjaan Erin, tapi gue gak boleh berprasangka buruk dulu," batin Sean.

Tidak ada yang mengaku, lantas dengan kesal dan wajah garang guru itu meninggalkan kelas Audrey dan sepertinya ia pergi untuk mengganti pakaiannya, dan bisa jadi ia tak jadi masuk.

"Sialan," umpat seorang gadis yang mengintip dari balik dinding yang tak jauh dari kelas Audrey.

Sean dan Audrey masuk kembali ke kelas. Setelah sekitar 20 menit tak ada guru, Guru mapel itu kembali lagi kedalam kelas dengan pakaian mengajar yang berbeda, semua murid mengumpat kesal karna guru itu kembali mengajar, tak dengan Audrey gadis itu masa bodoh. Ia tak peduli guru yang memgajarnya masuk atau tidak, ia juga tak memperhatikannya.

.
.

  
Audrey sadar waktu berlalu cepat kini sudah jam  pulang, dan ia sadar  juga bahwa ia juga sudah jarang berkumpul dengan Erin dkk semenjak ia dekat kepada Sean.

Saat berjalan menuju gerbang untuk menunggu sopirnya menjemput namun ia sudah melihat Sean dan motornya,

"Bareng yuk Drey," ajak Sean.

"Gue dijemput," tolaknya.

"Bareng aja," ucap Sean.

"Ga, duluan aja sana," kata Audrey.

"Tunggu aja sampe besok ga bakal dijemput," ujar Sean terkekeh.

"Kok gitu," ujar Audrey menyeritkan dahinya

"Sopir lo udah gue suruh pulang, buru naik gue anter!" titah Sean.

Audrey menghela napas panjang dengan kelakuan Sean, terkadang ia bingung Sean ini bayangan nyata atau bersifat sementara.

Setelah Sean mengantarkan Audrey ke arumahnya, Sean langsung pamit pulang, Audrey mengangguk dan langsung masuk kedalam rumah dan mengganti seragam sekolahnya dengan baju santai.

Cuaca mendung tapi tak hujan, jadi Audrey ragu untuk keluar pergi ke taman.

Audrey yang memutuskan untuk dirumah saja langsung membuka ponselnya melihat lihat kabar terbaru, lagi lagi chat yang masuk hanya dari para fakboi fakboi yang mencoba mendekati Audrey.

"Ga asik," gerutunya, Audrey beranjak dari duduknya dan mengambil laptopnya untuk melanjutkan Drakor nya yang belum selesai kemarin. Audrey menonton drakor nya hingga larut malam, perutnya terasa lapar, ia kebawah mengecek dan mengambil beberapa cemilan di kulkas, saat berbalik badan ia menemukan ibu tirinya tersenyum hangat kepadanya.

"Audrey, kamu belum tidur?" tanya Ibu tirinya tersenyum.

"Tidur sayang, udah malam besok kamu kan sekolah," ujarnya

Audrey tak menghiraukan ucapan itu, ia langsung jalan menuju kamarnya, di kamarnya pun ia melanjutkan satu episode drakor sambil memakan cemilannya hingga matanya terasa berat dan Audrey memutuskan untuk Tidur.

.
.

"Males banget gue yakin, sekarang Audrey jarang banget nimbrung bareng kita. Tiap detik sama Sean itu, mentang-mentang Sean ganteng di Pepet terus!"

"Iya, males banget ih. Tapi? Bukannya dia habis sakit kan? Kakinya keseleo. Apa dia marah gara-gara gak kita jenguk?"

"Gak usah pada lebay! Audrey juga gak sampai masuk RS," tengah Erin pada kedua temannya yang sedari tadi memikirkan Audrey.

"Tapi kan Audrey juga temen kita, pasti dia ngerasa kalau kita duluan yang jauhin dia," ucap Vanca.

Erin menatap Vanca dengan kesal, "temen kalian yang benar-benar temen itu gue atau Audrey?!" tanya Erin emosi.

Alea dan Vanca terkejut, "elo."

Erin tersenyum.

"Kita bikin permainan sama Audrey!"

***

TBC💞

04;Better With You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang