BWY;02

202 20 5
                                    

LavenderWriters Project III Present

Better With Love © Group 4

Part 02 — Created by gloriarafael

•••

Malam mulai kentara tetapi seragam abu-abu Erin, Alea, Vanca, bahkan Audrey masih melekat ditubuh mereka.

Setelah berhasil saling bujuk untuk bolos pada jam terakhir, akhirnya keempatnya menghabiskan waktu di bar elite milik ayah Alea.

Mereka menari, melompat, sambil tertawa menikmati alur musik DJ khas bar. Semua terjadi seakan tidak ada beban dalam hidup mereka.

Audrey yang tegah asik meminum bir nya menatap miris layar ponselnya. Ada satu notifikasi WhatsApp, yang enggan Audrey balas. Dia adalah pembantu yang bekerja sejak Audrey lahir.

Mbok Neneng
Online
Non, kapan pulang? Udah malem, nanti Non Audrey sakit.

Audrey beralih menatap kontak Harison, ayahnya. Pria paruh baya yang dingin itu sedang dalam status online tetapi tidak berniat mengirim Audrey sebuah pesan.

Berbeda jauh dengan Mbok Neneng yang tidak memiliki hubungan darah dengannya, tetapi masih memiliki perhatian walau sebatas pembantu dan majikan.

Memang ekpektasi jauh dengan kenyataan. Sering terjadi dalam kehidupan.

"Hoy!!" Alea menepuk pundak Audrey yang refleks mengumpat.

"Kenapa sih? Masam banget tuh muka," tanya Alea seraya mengisi kembali gelas Audrey dengan bir.

"Eh lu bilangin yang lain ya, gua cabut duluan ya," Audrey berbicara dengan air muka yang sangat datar.

"Ettss.. tahan dulu lah Drey, banyak cogan tajir di sini!" cegat Alea bersemangat.

"Gue cape Le pengen molor," elak Audrey lagi. Mood nya sudah ambruk hanya karena kenyataan di luar ekspektasinya.

"Hey ada paan nih?" tanya Erin seraya meneguk habis gelas berisi bir miliki Audrey tadi.

"Audrey, katanya dia mau cabut. Padahal dia belum gandeng mainan, kan bego." jelas Alea sambil meledek.

"Gua udah ngatuk, lagian si Mbok udah ngomel nyuruh pulang," jelas Audrey sambil membereskan tas dan jaket nya bergegas untuk pergi.

"Mbok? HAHAHAH" tawa Erin dan Alea bersamaan.

"Astaga Audrey Valencia Kentz, bego banget lo. Dia cuma pembantu, ngapain lo iyain? Toh lo ngelawan gabakal dimarahin, dia itu hanya cari muka supaya lo kasihan terus naikin tuh gajinya. Biasalah orang miskin, gausah dipeduliin kali! Lagian di rumah juga nyokap bokap ga nyariin kan? Yaudahlah!" ujar Erin tertawa lagi sambil mengisi gelas Audrey dengan bir lagi.

"Ayolah! Have Fun sayang!" rayu Erin menyodorkan gelas bir Audrey memberi isyarat agar tetap tinggal.

Audrey kembali tersenyum lebar. Menatap gelas bir itu dengan wajah berbinar dan meneguknya lagi dan lagi.

Dengan sedikit ajakan saja Audrey berhasil ditarik kembali ke tengah ruangan penuh lampu disko. Audrey kembali tertawa bahagia dan puas sambil berjoget ria. Tak jarang juga mereka jatuh ke pangkuan pria-pria buaya yang banjir uang.

04;Better With You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang