BWY;37

74 4 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

Better With You © Group 4

Part 37 — Created by l

indraVey

▪︎▪︎▪

Setelah tau bahwa itu Erin, Audrey masih tetap di dalam toilet. Karena kalau dia keluar, dia sama saja seperti bunuh diri.

"Gak! Emang Audrey siapa bisa rebut sahabat gue? Haha lihat aja! Apa yang bakal gue lakuin, selain udah rebut Sean dari gue, dia juga udah ngeracunin otak Alea dan Vanca! Kenapa gak mati aja sih tuh cewek?!"

Audrey merasa jantungnya dag-dig-dug mendengarkan apa yang Erin bilang.

Benar, Erin melakukan semua itu.

Alea? Vanca? Mereka benar-benar merubah komitmen mereka.

"Rasain lo!" cicit Audrey.

Audrey hanya senang akhirnya Erin merasakan bagaimana menjadi dirinya.

Erin yang sejak tadi mondar-mandir tak jelas merasa orang yang dalam toilet tidak keluar-keluar.

"Woy! Siapa di dalam?!"

Audrey terkejut, bagaimana jika dia ketahuan?

"Woy! Buka gak? Mau gue dobrak?"

Audrey tak bersuara

Erin sudah berancang-ancang membuka pintu toilet.

Brak!!

Bukan pintu yang sudah di dobrak, tapi Erin malah menabrak toilet karena tiba-tiba Audrey membuka pintu toilet.

Audrey terkikik, "puas! Siapa suruh lo main-main sama Audrey Valencia Kentz?" tanya Audrey yang langsung pergi dari sana.

Erin merasa perih di lututnya karena mencium lantai.

"Sialan lo!" kesal Erin.

Erin memutar otaknya kembali, Audrey pasti mendengarkan semua yang dia bilang.

.
.
.

"Audrey?! Lo kenapa? Luka lo berdarah lagi," ucap Sean khawatir saat Audrey masuk ke dalam kelas.

"Ha?"

Audrey memegang keningnya, dan ternyata benar darah keluar dari perbannya.

Audrey meras pusing.

Bruk!

Audrey terjatuh dan membuat semua yang ada di kelas menghentikan aktivitasnya.

"Audrey!"

Dengan sigap Sean membawa Audrey ke UKS. Banyak yang memperhatikan mereka, bagaimana tidak Audrey digendong ala bridal style oleh Sean, memang bukan hal yang tidak biasa lagi, tapi dari raut Sean, Sean nampak sangat cemas.

Sesampainya di UKS Sean menyuruh para anak PMR memperbarui perban Audrey.

"Aw!"

Audrey terbangun kala anak PMR membuka perbannya.

"Audrey? Lo gak papa?" tanya Sean.

"Perih," jawab Audrey.

"Sabar ya, Kak, sebentar lagi diganti," ucap anak PMR.

"Gimana bisa sabar? Lo gak ngerasain sih," kesal Audrey.

"Audrey," ingat Sean dan Audrey terdiam.

04;Better With You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang