Helloww ini udah 30 part. Mungkin ini waktunya kita pisah. Makasih khusus untuk kalian yang udah follow aku, mengvote, komen dan komen kalian bikin mood aku bagus.
Selamat membaca.
Beberapa hari ini Mew mengabaikan orang rumah dan itu membuat Gulf sangat khawatir. Ekspektasi Gulf pada awalnya adalah mereka akan sangat akur karena Mew baginya mudah untuk didekati, mereka bisa dikatakan dekat bukan? Tapi setelah mengetahui bahwa mereka bersaudara Mew bahkan tidak ingin melihatnya.
Ujian akhir sudah selesai itu artinya untuk pergipun semakin dekat ya Gulf memutuskan untuk pergi. Selain papa yang meminta untuknya pergi ada alasan lain yang membuat papa dan juga mamanya sangat murka. Perbuatan yang diataskan namanya dan untuk orang itu Gulf melakukannya.
"ma" panggil Gulf lembut melihat mamanya diruang tamu untuk menunggu Mew pulang tapi sang mama tidak mau menatapnya
"ma..aku tahu..." ucap Gulf berlutut sambil memegang kaki sang mama "aku telah melakukan kesalahan. Mama tidak pernah semarah ini padaku itu artinya kesalahanku tidak termaafkan. Ma..aku ingin menjadi anak mama yang baik. Lihat aku ma.." pinta Gulf tapi sang mama tidak mengindahkan Gulf memeluk kaki sang mama erat. Air matanya mulai jatuh kemudian Gulf bangkit dan meninggalkan sang mama namun sebelum itu
"ma krub. Bahkan mama tidak ingin melihatku untuk terakhir kali? Aku akan pergi ma. Karena mama yang minta maka aku akan pergi" kalimat terakhir Gulf sebelum pergi
Dirasa Gulf sudah pergi Natcha berbalik dan jatuh ke lantai kakinya lemah dan tangisnya pecah "maafkan mama..ini kesalahan mama..maafkan mama. Kau selalu menjadi anak baik" Natcha akan selalu berada disisi Gulf tapi tidak setelah Natcha tau jika Mew menganggap Gulf berbeda rekaman saat Mew mencium Gulf tidak bisa Natcha terima.
Mereka harus dipisahkan dan Natcha tau Gulf adalah orang yang bisa untuk dijauhkan. Alasan yang kuat saat seorang wanita datang atas pertanggungjawaban untuk Gulf mau tidak mau Natcha harus menggunakan itu walaupun dirinya sebenarnya tidak tega. Gulf adalah putranya. Kesayangannya.
Malam terakhir digubuk Gulf menyiapkan pakaiannya untuk pergi. Gulf sangat sedih bahwa kepergiannya bukan sesuatu yang dikatakan baik. Seperti batu besar menghimpit dadanya.
Seluruh tempat dan ruangan diperhatikan oleh Gulf dimulai dari taman ada ikan yang bisa ia beri makan untuk terakhir kali, dapur tempat banyak ia bereksperimen dengan mamanya dan juga pekerja, diruang makan untuk pertama kali merasakan bagaimana berkumpul dengan keluarga dan terakhir kamar Acha, kamar yang sudah Gulf sulap kembali menjadi kamar Acha.
"peluk aku" ucap Gulf pada Acha "kau sangat beruntung berada disini jika bisa aku juga ingin disini dengan banyak waktu tapi itu tidak bisa. Kita berencana tapi ada orang lain yang sudah mengaturnya jadi kau harus bersikap baik. Kau sedih?" tanya Gulf kemudian terkekeh "kau tidak bisa lagi mencuri makananku" setelah mengatakan itu Gulf menyatukan kening mereka
Menarik nafas berat "aku harus pergi sekarang"
Gulf tidak bisa menunggu pagi untuk berpamitan karena itu akan sulit meninggalkan orang yang ingin kau pergi, tidak akan ada kenangan manis ataupun pelukan hangat. Orang justeru akan berbalik padanya.
Pagi hari Mew baru saja pulang langsung menuju kamarnya mengabaikan orang dimeja makan. Melemparkan ranselnya kesembarang dan tubuhnya ketempat tidur, hari yang melelahkan.
"kemana?" tanya sang papa ketika Mew turun dan melewati meja makan lagi
Mew berbalik malas "tidak ada urusannya dengan anda" jawab Mew datar membuat sang papa hendak marah tapi ditahan oleh sang mama
"ayo sarapan bersama" ajak mamanya lembut membuat Mew diam sesaat tapi tidak berkata apa-apa langsung pergi namun kembali cepat
"dimana Acha?" tanya Mew yang rupanya baru saja kebelakang untuk mengambil
"dibelaka..."
"tidak ada disana" ucap Mew memotong jawaban dari sang mama
"belum melihat" jawab Juminten begitupun ketika Mew memberinya tatapan
"dimana lagi? Bukannya Acha juga dekat dengan seseorang?" tanya sang nyonya mendelik pada Natcha
"coba lihat dikamar Gulf" tunjuk Natcha kelantai atas dan tanpa berkata-kata Mew menurut
Tidak ambil pusing Mew langsung mendorong pintu siap untuk meledak. Mew harus menekan saklar karena ruangan gelap.
Tek.
"kau.." kata itu menggantung karena Mew tidak melihat orang didalam hanya ada Acha bergelung ditempat tidur. Tatapan Mew beralih keatas meja ada aquarium disana Mew mendekat ada dua ekor ikan didalamnya tentu saja Mew tertarik karena itu adalah kesukaannya tidak kalah menarik pada kertas yang ada disamping
Mew menatap ke kamar kecil jika dipastikan tidak ada suara
Memiliki seseorang papa adalah keinginan terbesar dalam hidupku dan saat mengetahui aku memilikinya seakan hatiku ingin meledak. Aku ingin memamerkan pada mereka yang mengejekku bahwa aku punya papa, jagoang yang bisa aku banggakan. Akan merasakan bagaimana berbicara dan becanda padanya entahlah membuat aku tidak bisa berkata apa-apa.
Kedekatan denganmu juga sesuatu yang ingin aku pamerkan tapi apa yang terjadi? Bahkan kau tidak ingin melihatku. Aku sangat sedih.
Dan aku menyadari satu hal bahwa kebahagiaanku diatas penderitaanmu juga penderitaan papa dan mama. Hei...ayo kita lupakan apa yang sudah terjadi. Kenapa kita tidak hidup bahagia? Kita adalah keluarga.
Kau tidak bisakan? Sudah aku duga...kau sangat egois...kau pergi kemana? Kenapa tidak pulang? Mama sangat khawatir, aku ingin memukulmu jika saja kau disini tapi sayang sekali aku tidak memiliki waktu lagi.
Phi Mew...maafkan aku na.
Kau lihat aquariumnya? Aku membelinya untuk kenangan terakhir. Selamat tinggal.
Setelah membacanya Mew linglung. Tangannya terkulai. Dan berlari kelantai bawah dimana semua orang disana
"dimana?" tanyanya cepat tapi semua orang belum menjawab "dimana dia?!"
"ada apa?" tanya sang mama
"Gulf..dimana Gulf ma?" Mew bertanya lagi beralih pada mamanya "pergi..Gulf pergi kemana?!" desakan Mew membuat semua orang tersadar jika sejak tadi Gulf tidak ada ditengah-tengah mereka
"ini..ada ini dikamar. Ma..apa maksudnya ini. Katakan padaku" Mew memohon dan memberi kertas itu untuk dibaca sang mama membuat sang mama lunglai dan menangis mengadah pada sang suami yang menahannya
"bahkan dia pergi tanpa pamit. Hatinya pasti sangat terluka. Gulf... anak mama" kalimat itu membuat Mew yang menonton tidak tahan dengan situasinya "pergi...ada apa ini!" emosi Mew melonjak
"kau masih tidak mengerti. Gulf pergi melanjutkan pendidikannya keluar negeri dan dia pergi tanpa pamit pada keluarga. Anak tidak tahu sopan santun" lagi lagi sang nyonya berkata sarkas
"apa?!" Mew mulai menyadari situasi hadiah terakhir dari surat itu. Selamat tinggal "nggak..nggak mungkin" Mew tidak akan mempercayainya
"pesawatnya terbang satu jam yang lalu" ucap sang papa melihat Mew yang bergegas dan mendengar itu Mew berbalik
Mew kembali kekamar tidak dapat menahan rasa sedihnya. Menatap aquarium itu bayangan kebersamaan mereka ada disana dan Mew tertawa seperti orang gila
"kau pergi begitu saja? Kenangan terakhir" ucap Mew pada dirinya sendiri dan membuat emosinya tersulut bergegas mengambil aquarium dan membantingnya kelantai kaca berserakan, hancur sama seperti hatinya.
"kau bisa mati bersama kenangan yang kau buat" Mew pergi dengan tatapan seram membiarkan dua ikan hias dilantai itu mati bersama.
The end....(?)
Yuhuiii ini part terpanjaaaaang.....aku mikirnya dari tadi sore baru kelar sekarang semoga suka. Lopyu.
Mataku bengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEWGULF || INTO YOUR HEART✅
Fanfiction#7 gay 20/06/2020 #4 penggemar 29/08/2020 Seharusnya waktu tidak mempertemukan mereka jika waktu juga yang menyebabkan mereka berpisah. Gulf sudah hidup tanpa seseorang yang memperhatikannya jadi perlu membiasakan diri dengan kehadiran Mew yang tan...