Gulf terbangun tengah malam merasakan kerongkongannya kering dan tidak ada air tersedia diatas meja. Sampai didapur dan minum Gulf melihat pintu kearah belakang terbuka dan berniat untuk menutupnya tapi dengan pemandangan yang cantik diatas menarik untuk Gulf mengurungkan niatnya dan berjalan menuju taman.
"apa yang kau lakukan disini?" tanya Gulf melihat ada Mew yang duduk disana dan ikut duduk disebelah Mew
"aku yang bertanya. Kenapa orang sakit berkeliaran dimalam hari?"
"aku haus dan saat didapur aku melihat ini sangat cantik" menatap kelangit
"tssk" Mew berdesis mendengar jawaban Gulf dan pergi meninggalkannya dan kembali dengan selimut menutupi tubuh Gulf
"phi tidak kedinginan?" Gulf bertanya sambil memberi bagian selimutnya. Cuaca sangat dingin ia rasakan entah itu karena dirinya sakit
"kau memprokasiku?" tanya Mew menolak mengambil ujung selimut tersebut
"aku tidak melakukannya!" pangkas Gulf tegas karena ia bermaksud baik
"baiklah" Mew tidak menarik selimut melainkan merubah posisi duduknya lalu menarik Gulf agar masuk kepelukannya bersandar pada dadanya kemudian membetulkan selimut agar menutupi mereka berdua
"phi" panggil Gulf untuk merubah posisi mereka
"bergerak kau tahu akibatnya" benar. Gulf tidak bergerak bahkan untuk menarik nafas itu terasa menakutkan "kau kedinginan?" Mew bertanya karena selimut terlalu kecil jika untuk mereka berdua yang saat ini medominasi menutupi punggung Mew dan sebelah kiri-kanan mereka
Gulf mengangguk
Caranya adalah Mew semakin menarik Gulf lebih dekat padanya dan mengusap bahu Gulf mereka tidak berkata beberapa saat sampai mereka benar-benar rilex dengan posisi sperti ini
"apa yang kau fikirkan?" tanya Mew duluan
"aku berfikir kenapa segala hal dilewati dengan rumit disaat kita memiliki jalan yang bagus"
"kau ingin mengatakan apa?" tanya Mew karena kalimat Gulf memiliki arti tersembunyi
Gulf merubah posisinya berbalik pada Mew "maksudku adalah kita bisa tinggal bersama"
"kau ingin tinggal bersamaku?"
"tentu saja. Ada mama papa nenek dan semua orang"
"lupakan" Mew membuang wajahnya kesamping
"phi aku...hmmpph" Gulf memanggil dan kesabaran Mew sudah habis untuk malam ini dengan cepat menarik wajah Gulf dengan tangannya mencium untuk membungkam mulutnya sebalikanya untuk kali ini Gulf membiarkan itu terjadi
"kau tidak melawan?" tanya Mew setelah melepaskan
"apa itu cukup?" tanya Gulf datar menatap Mew "apa dengan menciumku membuat phi puas? Aku tidak bohong dengan surat yang aku tinggalkan dulu dan sekarang aku juga tidak bohong keinginanku untuk tinggal bersama. Apa phi senang tinggal jauh dariku? Aku tidak! Aku ingin tinggal dengan segala resiko yang akan aku tanggung"
"aku tahu phi menyukaiku tapi kita tidak bisa karena kita memilik darah yang sama. Aku adikmu phi" Gulf terisak perasaanya sakit jauh dari orang-orang yang disayangnya juga saat ini sang papa menekannya "kenapa phi sangat bodoh untuk memahami kata-kataku. Phi adalah rumah yang aku maksud aku juga menyukai phi sebelum aku mengetahui semuanya!" Gulf berteriak untuk mengakhiri kalimatnya tentu saja pengakuan ini membuat Mew terkejut karena selama ini Gulf tidak pernah mengatakan apa-apa tentang perasaannya
"kau?"
"untuk tinggal bersama tidak bisakah kau menganggap aku adikmu? Dengan begitu semua orang akan bahagia. Penjahat" kata terakhir dari Gulf menyadarkan Mew dari keterkejutannya
Mew langsung menarik Gulf kepelukannya dengan rasa senang "kenapa kau tidak mengatakannya selama ini?"
"bagaimana aku bisa mengatakan jika setiap hari phi menghindariku"
"maaf...maafkan phi"
"phi?" ulang Gulf melihat Mew yang memeluknya
"bukankah kau bilang untuk tinggal bersama aku harus menjadi phimu"
"phi menyetujuinya?" tanya Gulf dengan senang
"aku setuju" ucap Mew membuat Gulf membalas pelukan itu. Kesepakatan mereka untuk berdamai dan tinggal bersama "cengeng" ucap Mew untuk mengejek Gulf
"biarin" Gulf menjawab dengan tersenyum bahagia
Pagi ini akan sangat berbeda karena terlihat Mew dan Gulf sarapan bersama juga duduk berdampingan membuat Natcha menggeleng juga sekaligus senang dengan perubahan ini apalagi Mew tidak membuat wajah galak
"hm..ma...dimana Sammy dan Lion?" tanya Gulf tidak melihat kedua nyawanya
"kau ingin melihatnya?" Natcha terkejut karena Mew yang menjawab juga papa dan neneknya. Kalimat itu lembut.
"hm..tentu aku ingin melihatnya phi. Dimana?" tanya Gulf melihat kekanan dan kekiri
"kau bisa melihatnya setelah sarapan" jawab Mew lagi
"apa mereka kerumah papa? Kenapa tidak memberitahuku. Aku akan menghubunginya" Gulf akan mengambil ponselnya tapi diambil lebih dulu oleh Mew dan menyelipkannya disaku
"phi" Gulf terdengar seperti merengek pada phinya
"selesaikan sarapannya" ucap Mew tegas tidak ingin dibantah membuat Gulf diam dan menikmati sarapannya.
"phi..kau memanggilnya phi?" tanya Natcha "benarkah?" Natcha antusias sangat ingin keduanya akur sejak dulu
"kenapa? Kami bersaudara dia harus sopan padaku"
"tidak maksud mama..ini.."
"kami sepakat untuk tinggal bersama, kita semua aku merendahkan diri dan jangan ada yang mengacaukannya" Mew langsung menatap sang papa seperti memberi peringatan dari tatapannya karena akar dari semuanya selama ini adalah sang papa
"begitu?" betapa senangnya Natcha menggenggam tangan Gulf dan menangis sedangkan sang papa hanya mendengarkan percakapan mereka
"kenapa mama menangis?" tanya Gulf balik menggenggam
"bukankah kalian sama? Cengeng" ledek Mew hampir saja Natcha akan memukulnya tapi karena mereka sama-sama tersenyum membuat Natcha menghangat
"apa mereka baik-baik saja?" tanya sang papa saat ia bersama Natcha setelah selesai sarapan
"kenapa kau khawatir sekekali mereka sudah dewasa" jawab Natcha
"justeru kerena mereka sudah dewasa"
"aku percaya pada mereka. Ini hari yang indah"
"semoga"
KAMU SEDANG MEMBACA
MEWGULF || INTO YOUR HEART✅
Fanfic#7 gay 20/06/2020 #4 penggemar 29/08/2020 Seharusnya waktu tidak mempertemukan mereka jika waktu juga yang menyebabkan mereka berpisah. Gulf sudah hidup tanpa seseorang yang memperhatikannya jadi perlu membiasakan diri dengan kehadiran Mew yang tan...