7

6.6K 526 11
                                    

Selamat siang..selamat siang....

🏀🏀🏀

Semua mengeluh atas kekalahan tim mereka dan menyalahkan Gulf yang tidak pandai bermain beberapa kali Mew memberi umpan tapi selalu gagal untuk mengambil kesempatan itu sedangkan Mew juga tidak langsung melempar bola ke ring seperti memberi kesemp...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mengeluh atas kekalahan tim mereka dan menyalahkan Gulf yang tidak pandai bermain beberapa kali Mew memberi umpan tapi selalu gagal untuk mengambil kesempatan itu sedangkan Mew juga tidak langsung melempar bola ke ring seperti memberi kesempatan pada Gulf untuk mencetak skor.

Selesai pertandaingan, dua orang menghadang Gulf dan Mew lebih dulu berdiri didepan Gulf melindungi si anak baru yang akan ditindas. Mew hafal ini akan terjadi. Seseorang perlu melampiaskan kekesalahan. Kekalahan yang sulit diterima perlu kambing hitam untuk melampiaskan emosi.

"ingin bicara dengannya melewatiku dulu" ucap Mew tidak ada ketakutan disana walaupun yang sedang menantang Gulf adalah kelas senior ditim mereka

"kita kalah karena anak baru itu, biarkan aku menghajarnya" setelah kalimat tersebut satu pukulan dari Mew melayang kewajah sang senior

Tidak mau kalah sang senior membalas alhasil mereka saling memberikan pukulan Gulf terkejut berusaha untuk memisahkan keduanya tapi teman-teman para senior menahan tubuhnya untuk tidak ikut campur Gulf tidak bisa melawan saat dirinya ditahan oleh tiga orang. Sangat khawatir dengan ketua kelas mereka.

Perkelahian dibubarkan oleh guru, membawa kekantor anak nakal yang berkelahi diarea sekolah. Wajah yang merah. Para gadis mengerubungi didepan kantor untuk membela Mew sisi paling baik memiliki penggemar. Mereka tidak akan pergi jika tidak membebaskan Mew begitupun Mew tidak mau dihukum dengan alasan apapun. Sedikit diistimewakan.

Gulf menyimpan saat memasuki kelas dan melihat ketua kelas mereka sudah duduk dibangku, Gulf ragu dan kembali memasukkan plester yang sengaja ia ambil kedalam sakunya sesekali mencuri pandang pada sang ketua kelas yang menatap tajam. Wajah yang belum diobati.

"kau tidak apa?" Sammy bertanya ada Gulf yang duduk tidak tenang.

Gulf menggeleng cepat

Suara kegaduhan diluar kelas membuat yang bertanggungjawab menghampiri dengan wajah masam. Mew mendengus kasar. Tidak ada kesopanan walaupun para gadis sudah mengetahuinya tetap saja para penggemar semakin banyak. Salah satu diantara gadis mengulurkan sebuah kota yang hanya dilihat oleh Mew tidak ada minat.

"bubar" ucapnya dingin. Satu kata yang berasal dari orang itu membuat para gadis bubar. Pemandangan itu tidak terlepas dari Gulf

"apa dia seperti itu?" tanya Gulf pada Sammy

"tidak tapi hanya sesekali. Moodnya sedang tidak baik" ucap Sammya Gulf mengangguk

Gulf terlambat turun dari kelas, mengayuh onthelnya dengan cepat mengejar mobil yang ia yakini milik sang ketua kelas mereka yaitu Mew Suppasit yang berkendaraan mewah dan bersopir pribadi itu informasi yang Gulf dapat dari Sammy tadi. Gulf dengan berani menghadang mobil tersebut meletakkan onthelnya disana dan mengetuk pintu mobil meminta maaf terlebih dahulu pada pengemudi kemudian beralih mengetuk pintu penumpang.

Orang didalam mobil menurunkan kaca tanpa repot memandang Gulf yang membungkuk "maaf" Gulf merasa bersalah karena wajah itu terluka lebih dari ia fikirkan saat melihat dari sedekat ini mengambil sesuatu tadi dari sakunya "terimakasih sudah menolongku dan tolong rawat lukamu" setelah mengatakan itu dan memberikan obatnya Gulf mengambil kembali onthelnya tetap wajah itu tidak bergerak. Datar.

"ada yang bisa aku bantu ma?" Gulf pergi kedapur setelah mengganti seragamnya sang mama sedang menumbuk sesuatu

"kau bisa makan dulu" ucap mamanya

"untuk apa itu ma?" Gulf kembali bertanya sambil mengambil makan untuknya dan duduk didepan sang mama

"ini obat luka dari bahan-bahan tradisional meskipun sekarang sudah ada perlatan canggih tapi tidak apa kita berusaha" sang mama menjelaskan Gulf tidak memikirkan apapun hanya mengangguk

"kalau begitu ajari aku membuat obat untuk mengobati luka ma dari bahan-bahan tradisonal" Gulf meminta antusias terfikirkan olehnya untuk ketua kelas mereka

"kau terluka?" tanya sang mama cepat

"tidak ma hanya ingin"

"mama sedang membuatnya, kau bisa belajar" Gulf antusias membantu sang mama membuat obat tersebut dan sesekali bertanya apa yang harus ia tambahkan atau takarannya. Setelah selesai Gulf mencobanya terlebih dahulu tapi itu sangat kecut. Gulf langsung meludah dengan cepat.

Sedangkan mamanya menertawai membuat Gulf cemberut

"kenapa? Kau menginginkannya?" Gulf melihat dengan jahat, dikakinya ada Acha yang mengendus meminta apa yang ada ditangannya dengan licik Gulf menyamakan diri dengan Acha setelah mengambil sedotan dan memberikannya. Gulf hampir tersenyum membayangkan bagaimana ekspresi Acha mencicipi rasa itu.

"sepertinya kau harus kecewa Acha menyukai rasa kecut" ucap mamanya

Gulf tidak bisa berkata saat air digelasnya sudah dihabisi Acha tanpa ekspresi tapi malah mengibaskannya "seharusnya mama mengatakannya padaku" Gulf merengek dan menarik telinga Acha "kau juga sengaja untuk mengerjaiku ya, rasakan!"

Auch...

Gulf mengaduh saat sang mama menarik sebelah telingannya rasa sakit dari sana "ampun ampun ma"

"kau ingin menarik telinga Acha lagi?"

"tidak tidak..aku tidak akan melakukannya lagi. Mama terlalu jahat padaku" ucap Gulf tidak terima telinganya merah hanya untuk membela Acha si anjing yang jahil

"ini karenamu" Gulf hampir saja melempar air pada Acha tapi anjing itu berlalu seolah tahu apa yang akan ia dapatkan dari Gulf. Gulf mengejar Acha tanpa ia sadari pergi kelantai atas. Gulf berhenti didepan kamar yang ia tahu milik tuan muda antara keraguan Gulf meraih kenop dan mendorongnya dan didalam ada si pemilik kamar yang sedang membelakanginya memeluk Acha diatas meja Gulf melihat obat yang baru saja ia buat bersama mamanya

Tidak menganggu Gulf menutup pintu dengan pelan dan pergi takut jika itu mengganggu tuan muda mereka.

Didapur sang mama sedang mencuci piring "mama lebih banyak tahu tentang tuan muda dan Acha" ucap Gulf begitu saja

"mama bekerja untuk mereka tentu saja mama harus tahu" ucap mamanya dan Gulf mengangguk hal yang masuk akal.

Tbc.

Ok. Jadi mereka kalah main basket ya...nggak kebayang gimana Gulf kejaran sama Acha. Wkwk

Follw my instagram @busamvung_id

MEWGULF || INTO YOUR HEART✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang