Sakit(Sutopuri x Reader)(2)

400 42 4
                                    

- Root.
.
.
Pemuda bersurai kuning yang baru saja pulang dari sekolahnya terlihat tengah berlari menuju rumah seseorang. Sejak di sekolah tadi ia tidak bisa tenang begitu memikirkan seorang gadis yang hari ini tidak masuk sekolah karena sakit.

Sebenarnya di sekolah masih ada banyak dokumen yang harus ia selesaikan. Hanya saja jika mempunyai teman dekat sekaligus bawahan yang baik, kenapa tidak dimanfaatkan saja? Bukan masalah jika sekali-kali meminta bantuan seseorang untuk menyelesaikan tugasnya kan?

Root--pemuda bersurai kuning itu--sudah memberi tahu gadis itu jika ia akan datang kerumahnya, jadi pemuda itu bisa langsung masuk ke rumah sang gadis yang kebetulan pintu rumahnya tidak dikunci.

Begitu sampai dikamarnya ia melihat gadis itu sedang tertidur pulas walaupun nafasnya tidak beraturan dengan selimut yang membungkusnya.

Root mendekatinya dan menempelkan punggung tangannya pada kening gadis [h/c] itu untuk mengecek suhu tubuhnya.

"panas sekali!" Ucapnya dalam hati.

"kaichou, kau sudah datang?" Tanya sang gadis yang ternyata sudah terbangun.

"[Y/N], panggil dengan namaku. Aku sudah bilang berkali-kali kan?" Ucapnya dengan cemberut.

"Iya iya...Root-kun"

Mendengarnya Root pun tersenyum.

"Kau pasti belum makan kan? Ku pinjam dapurmu ya" Ujarnya lalu keluar dari kamar menuju dapur.

Begitu sampai di dapur ia langsung membuatkan makanan yang bisa dibilang cukup identik dengan orang sakit. Ya. Ia membuat bubur walaupun ia tahu [Y/N] tidak akan menyukainya.

Root kembali ke kamar dengan bubur di tangannya. Melihat [Y/N] yang beranjak duduk, Root meletakkan mangkuk berisi bubur tersebut dan membantunya.

"Terima kasih" Ucap [Y/N].

Root hanya tersenyum sebagai jawaban.

Ia mengambil kembali bubur dilaci samping tempat tidur itu dan duduk dipinggiran kasur. "Ku suapi ya? Aaa"

Bukannya membuka mulutnya, [Y/N] malah menutup mulut dengan kedua tangannya dan menggeleng.

Root hanya tersenyum maklum. Ia sudah hafal dengan sifat kekasihnya yang memang susah makan jika sedang sakit--apalagi jika makanannya itu bubur.

"Ayolah [Y/N]-chan...kau harus makan agar cepat sembuh" Bujuknya secara halus.

Lagi-lagi [Y/N] menggeleng. "Aku hanya mau pudding! Tidak mau bubur!"

"Kau baru boleh makan pudding saat kau sudah sembuh, jadi sekarang makan bubur dulu ya?" Bujuknya lagi.

"Tapi pasti rasanya hambar kan? Aku tidak mau" Tolaknya lagi.

Root menghela nafasnya. Ia memang harus lebih bersabar dalam menghadapi kekasihnya yang memang agak keras kepala ini.

Setelah terlintas sebuah ide dipikirannya, Root pun kembali tersenyum. "Bagaimana kalau kita kencan sesudah kau sembuh? Kau mau kan?"

Iris [e/c] itu berbinar. "Kencan?!"

Kalau diingat-ingat lagi, mereka memang belum pernah berkencan, jadi wajar saja jika [Y/N] langsung berbunga ketika mendengar ajakan kencan kan?

Senyuman manis pun semakin mengembang di wajah tampan pemuda itu. "Makannya kau harus memakan buburnya dan cepat sembuh"

"Akan ku habiskan. Tapi suapi aku ya?"

Our Stories [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang