Satomi PoV
.
.
.
"Tadaima" Ucapku begitu melangkah masuk kedalam rumah.Tidak ada tanggapan, dan rumah juga nampak sepi. Sepertinya [Y/N] masih di sekolahnya.
Sekarang, apa yang harus ku lakukan selagi menunggunya? Tidak mungkin kan jika aku hanya duduk diam saja? Itu sangat membosankan.
Ah, benar juga! Kenapa aku tidak mengajak Colon bermain game saja? Rasanya sudah lama sekali aku tidak bermain dengannya.
Aku pun mengeluarkan ponselku dan mencari nomornya. Akhir-akhir ini aku cukup sering menghubunginya, jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapat nomornya.
Tidak lama setelah aku meneleponnya, dia malah memutus sambungannya. Aku mengerutkan keningku--tidak biasanya dia memutus panggilanku seperti ini. Apa dia marah padaku? Tapi seingatku kami tidak sedang bertengkar...
Ponselku bergetar menunjukkan adanya pesan masuk.
"Kalau mau bicara kirim pesan saja. Sekarang aku masih di kelas, bisa-bisa aku di marahi jika mengangkat teleponmu"- Colon.
Ah... Aku hampir lupa kalau Colon seumuran dengan [Y/N], dan mereka juga berada di kelas yang sama. Itu artinya jika [Y/N] masih di sekolah, pasti Colon juga masih di sekolah.
Aku menggerakkan jari-jari tanganku untuk mengetik balasannya.
"Aku sudah pulang. Dan aku sedang bosan. Kapan kalian pulang?"
Tidak lama setelah pesan terkirim, aku menerima pesan balasan darinya.
"Mungkin sekitar sepuluh menit lagi. Dan memangnya kau sudah boleh pulang? Atau kau malah memaksa untuk pulang?"
Aku tersenyum simpul begitu membacanya. Sudah terbayang olehku akan seheboh apa dia jika mengatakannya secara langsung.
"Besok ulang tahun [Y/N], Sebagai kakaknya, wajar jika aku ingin berada di sisinya di hari spesialnya kan?"
Seolah baru teringat sesuatu yang penting, dengan segera aku pun mengetik lanjutannya.
"Tapi kau tidak perlu khawatir, kesehatanku sudah membaik"
Tidak membutuhkan waktu lama, aku mendapat balasan darinya.
"Terserah. Sudah ya, Sensei sepertinya akan datang ke bangkuku"
Ini memang hanya perkiraanku saja, tapi sepertinya Colon membalas pesanku secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan.
Aku mematikan ponselku dan memasukkannya kedalam saku celana begitu terlintas sebuah ide di kepalaku.
Aku akan memasak [f/f]* untuknya. Aku sudah bisa membayangkan akan sesenang apa [Y/N] jika aku memasakkan makanan kesukaannya itu. Apalagi sudah lama juga aku tidak memasak untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [Complete]
FanfictionHanya sekumpulan cerita yang menceritakan tentang [Y/N] dan Sutopuri, dan cerita lainnya.