Confession(Colon x Reader)

299 29 7
                                    

Colon PoV
.
.
.
Lagi-lagi aku hanya bisa memperhatikannya dari kejauhan seperti ini. Entah mengapa rasanya jadi seperti stalker. Tapi aku melakukan ini karena ingin bisa lebih mengenalnya, tapi sayangnya aku tidak bisa mendekatinya.

Ini aneh, padahal aku bukan orang yang pemalu, tapi kenapa rasanya sulit sekali bagiku untuk mendekatinya? Jangankan mengobrol santai dengannya, bertatapan dengannya saja sudah membuat jantungku berdegup kencang.

Apa hanya dengan menyukai seseorang bisa membuatku menjadi pemalu seperti ini?

Padahal Satomi-kun sudah berkali-kali mencoba membantuku untuk bisa dekat dengannya, tapi sayangnya aku malah menghindar bahkan kabur begitu aku mendapat kesempatan untuk mengobrol dengannya.

"Mau sampai kapan kau jadi pengagum rahasianya seperti ini?" Tanya Riinu-kun.

"Daripada pengagum rahasia, sepertinya sebutan stalker lebih cocok untukmu" Celetuk Root-kun.

"Berisik" Ketusku.

"Tapi yang ku katakan benar kan? Kau mengikutinya dan memperhatikannya diam-diam. Seperti stalker" Balasnya dengan nada santai.

Sebenarnya sebutan "stalker" ini cukup menggangguku, tapi aku juga tidak bisa membantahnya karena aku juga merasa yang dikatakannya itu ada benarnya.

"Padahal aku sudah memberimu peluang berkali-kali, tapi kau malah kabur" Ucap Satomi-kun.

"...Kalau gugup, apa boleh buat kan?" Ucapku mencoba membela diri sendiri.

"Tapi kalau terus gugup begitu tidak akan ada kemajuan" Ujar Riinu-kun.

Yang dikatakannya memang benar, tapi...

"Huft... Apa jatuh cinta itu memang serumit ini ya?" Keluhku.

"Tidak juga. Hanya saja karena kau yang membuatnya menjadi rumit, jadilah rumit" Tutur Satomi-kun.

"Yang mengenal percintaan hanya dari shoujo manga lebih baik diam saja" Ketusku.

Satomi-kun nampak cemberut, tapi ia tetap membalas perkataanku. "Setidaknya aku masih berbaik hati bersedia membantu percintaanmu yang masih belum ada kemajuan"

Oke, perkataannya itu berhasil membuatku tertusuk. Sekarang kita impas.

Sekarang suasana menjadi hening. Jika dilihat dari raut yang nampak serius, sepertinya mereka mencoba membantu mencarikanku solusi untuk kisah cintaku yang masih belum ada kemajuan ini.

"Ah, aku tahu! Colon, bagaimana kalau kau langsung menyatakan perasaanmu saja? Dengan begitu [L/N]-san bisa tahu bagaimana perasaanmu" Usul Jel-kun.

"Bagaimana bisa aku langsung menyatakan perasaan sedangkan aku belum pernah mengobrol dengannya?" Tolakku secara tidak langsung.

"Kau tidak akan tahu sebelum mencobanya" Katanya yang masih mempertahankan usulannya.

"Tapi ku rasa cara itu kurang efektif. Buktinya saja Jel-kun langsung ditolak oleh Tooi-san dan malah di cap sebagai orang aneh kan?"

Perkataan Naa-kun yang sepertinya berhasil membuat Jel-kun tertusuk pun sontak membuat kami menahan tawa.

"Benar juga, apalagi saat itu cara Jel menyatakan perasaannya benar-benar berlebihan. Wajar jika Tooi-san menyebutnya orang aneh" Tambah Riinu-kun.

"Itu hanya masa lalu, tidak perlu dibahas" Ucap Jel-kun yang sudah terdapat rona merah pada wajahnya.

Meja yang biasanya selalu berisik pun kembali hening. Lagi-lagi mereka nampak memikirkan ini dengan serius.

Our Stories [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang