Janji Kelingking(Nanamori x Reader)

332 34 1
                                    

"Naa-kun, apa kau tidak bisa tinggal lebih lama lagi disini?"

"Maaf [N/N]-chan, tapi aku benar-benar tidak bisa...Tapi aku janji, aku akan kembali lagi kesini!"

"...Janji?"

"Janji!"

Nanamori PoV
.
.
.
Aku menatap jari kelingkingku dengan senyuman tipis. Masih ku ingat dengan jelas saat aku dan dirinya saling mengaitkan jari kelingking untuk membuat sebuah janji.

Walaupun memakan waktu bertahun-tahun, akhirnya aku bisa menepati janjiku untuk kembali lagi kesini.

Setelah aku melihat tempat itu yang sudah tak jauh lagi, aku meminta pelayan pribadiku untuk menghentikan mobilnya sekalian membawa barang-barangku ke rumah.

Aku melangkahkan kakiku keluar dari mobil dan terdiam beberapa saat. Suasana pedesaan memang berbeda sekali ya dengan perkotaan? Di desa masih banyak pemandangan hijau yang menyegarkan mata, tidak seperti di kota yang penuh dengan bangunan-bangunan tinggi.

Aku berjalan menelusuri jalan setapak yang disisi kiri dan kanannya terdapat pepohonan rindang yang hampir menutupi langit biru.

Langkahku terhenti begitu saja saat melihat seorang gadis dengan surai [h/c] yang berdiri tidak jauh dari hadapanku. Surai lembutnya tampak menari-nari dimainkan oleh hembusan angin yang membuat sosoknya tampak begitu cantik walaupun hanya dari belakang.

Aku yang memang mengenalnya hanya tersenyum. Sepertinya dia tumbuh menjadi gadis cantik nan anggun seperti dugaanku.

"...Aku mencintaimu"

Dua kata sederhana itu berhasil ku ucapkan walaupun dengan suara pelan yang lebih terdengar seperti sebuah bisikan.

Aku sudah menyukainya sejak lama. Tapi perasaan ini selalu ku pendam karena aku takut persahabatan kami akan merenggang karena perasaan yang mungkin akan bertepuk sebelah tangan ini.

Dan kini, perasaan suka itu telah berevolusi menjadi cinta.

Aku mencintainya, tapi masih belum memiliki keberanian untuk menyatakannya.

Tapi tidak masalah. Selama aku masih bisa berada disisinya dan melihat senyumannya, itu saja sudah cukup untukku.

Gadis itu berbalik kearahku. Terlihat keterkejutan dari netra [e/c]nya.

Aku pun tersenyum dan melangkahkan kakiku untuk mendekatinya.

"...Nanamori-san...?"

Aku terkekeh begitu mendengar panggilannya yang terdengar kaku itu.

"Panggil saja aku Naa-kun seperti biasa. Rasanya aneh jika kau memanggilku begitu" Ucapku.

"Baiklah. Kalau begitu, Naa-kun juga panggil saja aku [N/N] seperti biasa" Ujarnya yang tersenyum manis kearahku.

Aku pun tersenyum sambil sedikit mengacak surai lembutnya. "Tentu saja. [N/N]-chan"

____________________________________

3rd's PoV
.
.
.
"[Y/N]-chan, akhir-akhir ini kau jadi lebih sering keluar ya? Aku memang mengizinkanmu untuk keluar agar kau bisa menghirup udara segar, tapi itu bukan berarti kau bisa keluar seenaknya" Ujar seorang dokter muda yang berusia kurang lebih dua puluh tahun.

Our Stories [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang