Root PoV
.
.
.
Bugh!Satu pukulan keras mendarat di pipi kiriku. Orang yang memukulku tadi mencengkram kerah seragamku.
"Katakan sekali lagi" Ucapnya dengan suara rendah namun penuh dengan penekanan.
"Ku bilang percuma saja sampah sepertimu masuk sekolah. Dasar tuli" Ucapku dengan tenang.
Dari raut wajahnya terlihat jelas kalau dia tidak terima dengan yang ku katakan. Tapi memangnya aku salah jika mengatakan yang sebenarnya? Di sekolah mereka hanya menjadi preman yang memalak dan memukuli murid-murid yang mereka anggap lemah sepertiku. Dan tidak sedikit juga jumlah siswa yang ditemukan mati bunuh diri karena tertekan oleh mereka.
Salah satu tangannya yang mengepal terangkat menandakan kalau ia siap memukulku kapan pun yang ia mau. Aku hanya terdiam menatapnya tanpa rasa takut atau apa pun itu.
"Hentikan!!"
Terdengar suara seorang gadis yang menggema di lorong sepi ini membuat kami sontak mengalihkan pandangan padanya.
Orang yang mencengkram kerahku tadi melepaskan tangannya, ia menyeringai kearah gadis bersurai [h/c] itu.
"Ah... Beruntungnya aku, baru saja aku ingin mencarimu setelah urusanku selesai"
Gadis itu berlari kearahku, ia berdiri di depanku merentangkan kedua tangannya seolah ingin melindungiku.
"Hentikan, jangan sakiti dia lagi, kumohon..." Ujarnya.
Aku hanya menatap punggungnya yang kecil dalam diam. Padahal sudah jelas ia ketakutan jika dilihat dari suaranya yang bergetar. Tapi kenapa ia malah ingin melindungiku?
"Memangnya kau siapa sampai berani menyuruhku?" Tanyanya sinis pada gadis di hadapanku.
"...Aku akan melakukan apa pun yang kalian inginkan, aku juga tidak akan melawan. Tapi kumohon... Lepaskan dia, jangan sakiti dia lebih dari ini... Dan yang lainnya juga, kumohon... Jangan sakiti siapa pun lagi..."
Aku tidak mengerti, kenapa dia sampai memohon seperti itu? Kenapa dia rela mengorbankan dirinya hanya demi melindungiku dan siswa lainnya yang belum tentu dikenalnya?
Keheningan terjadi selama beberapa saat. Gadis [h/c] dihadapanku masih setia dengan posisinya walaupun tubuhnya sudah gemetar karena ketakutan, dan mereka masih setia melayangkan tatapan sinisnya pada kami--lebih tepatnya, pada gadis di hadapanku.
"Tunggu disini. Kalau kabur, tunggu saja akibatnya" Ancamnya dengan jari telunjuk yang bergantian menunjukku dan gadis yang masih belum ku ketahui namanya.
Mereka berempat berjalan menjauhi kami. Setelah berjalan cukup jauh, mereka berhenti dan berkumpul seperti sedang mendiskusikan sesuatu. Jujur saja, aku mempunyai firasat buruk soal ini.
Aku mendengar helaan nafas dari gadis dihadapanku ini. Sepertinya ia sedikit tenang karena mereka jauh darinya--setidaknya untuk saat ini.
"Jangan tenang dulu. Aku yakin mereka sedang merencanakan sesuatu, dan pastinya itu hal yang buruk" Ujarku.
Gadis itu berbalik kearahku. Ia tersenyum lembut walaupun wajahnya terlihat pucat. "Aku tahu. Aku hanya sedikit lega karena mereka mempertimbangkan ucapanku"
Jadi dia benar-benar berencana mengorbankan dirinya? Tapi kenapa?
"Kenapa?" Tanyaku singkat.
Iris [e/c]nya kini memancarkan kesedihan. "Aku sudah gagal menyelamatkan mereka, dan aku tidak ingin gagal lagi... Karena itulah, akan ku lakukan apa pun yang ku bisa agar tidak ada lagi korban yang bertambah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [Complete]
FanfictionHanya sekumpulan cerita yang menceritakan tentang [Y/N] dan Sutopuri, dan cerita lainnya.