Best Friend(Fem! Riinu x Colon x Fem! Root)

183 19 28
                                    

Riiko PoV
.
.
.
"Akhir-akhir ini kau jadi sedikit berbeda dari biasanya. Ada apa?" Tanyaku pada pemuda dengan surai biru langit di sampingku.

"Eh, memangnya terlihat jelas ya?" Tanyanya balik dengan senyuman kakunya.

"Yah... Sebenarnya tidak jelas juga, hanya saja... Aku dapat melihatnya dengan jelas" Jawabku.

"Ah, t-tapi jangan salah paham ya! B-bukan berarti, aku ingin tahu banyak hal tentangmu! Ma-maksudku... Kita kan sudah bersama sejak kecil, jadi wajar saja jika aku sedikit tahu lebih banyak hal tentangmu dari yang lain kan?!"

Ah... Kenapa aku malah jadi seperti tsundere begini?

"Riiko-chan yang tsundere ternyata imut juga ya" Katanya diiringi dengan tawa kecilnya.

Aku hanya memasang raut cemberut sembari mencoba menyembunyikan rona merah di wajahku.

"... Jadi, ada apa?" Tanyaku ulang.

Melihat tatapan bingungnya, aku pun menghela nafas dan memperjelas pertanyaanku. "Sikapmu tidak akan tiba-tiba berubah kalau tidak ada sesuatu kan?"

"Oh... Itu, sebenarnya aku..." Dia menggantungkan ucapannya dan aku masih menunggu apa yang akan di katakannya.

Dengan wajah yang mulai bersemu merah dia berkata, "Aku... S-sedang jatuh cinta"

Dadaku langsung terasa sakit saat mendengarnya. Maksudku, kalau orang yang dia sukai adalah aku... Dia tidak mungkin mengatakannya padaku kan? Kecuali kalau dia berniat menyatakan perasaannya.

"Ku rasa kau sudah tahu siapa orangnya. Soalnya, dia juga dekat dengan kita. Jadi... Aku tidak perlu menyebutkan namanya kan?" Tuturnya yang mengalihkan pandangannya dariku.

Ruu-chan, ya? Seharusnya aku sudah bisa menduganya sejak awal. Tapi kenapa aku masih tetap menyimpan perasaan ini untuknya?

"Iya, aku tahu" Kataku dengan suara yang dibuat setenang mungkin.

"... Riiko-chan" Panggilnya.

Aku hanya menoleh kearahnya menunggu apa yang akan di katakannya--meskipun aku tahu mungkin dia akan meminta saran padaku tentang apa yang sebaiknya ia lakukan.

"Tolong bantu aku!" Ucapnya yang menyatukan kedua tangannya dengan kedua mata terpejam seolah dia benar-benar mengharapkan bantuan dariku.

Curang. Walaupun hatiku ingin menolak, bagaimana aku bisa menolaknya jika dia memohon seperti itu?

"Tidak perlu memohon padaku seperti itu. Pasti akan ku bantu kok" Kataku setengah terpaksa.

"Terima kasih! Kau memang sahabatku yang terbaik!" Ujarnya yang memelukku.

Setelah berbagai waktu yang kami lalui bersama, dan semua yang ia berikan padaku, pada akhirnya dia hanya menganggapku sebagai "sahabat" ya? Entah mengapa rasanya jadi ingin menangis.

____________________________________

Sesuai yang telah ku janjikan padanya, aku memberinya berbagai saran untuk lebih dekat lagi dengan gadis yang telah berhasil mendapatkan tempat spesial dalam hatinya.

Dan saat ini pun, aku hanya bisa terdiam menahan rasa sakit melihatnya yang tengah berbincang akrab dengan Ruu-chan.

Rasanya sakit. Tapi entah mengapa aku masih ingin berdiam diri disini. Apa karena aku sangat ingin melihat senyumannya walaupun itu bukan untukku? Atau karena aku yang selalu ingin berada di dekatnya walaupun itu artinya aku harus melihatnya bahagia dengan yang lain?

Our Stories [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang