Dream(Jel)

160 16 15
                                    

Jel PoV
.
.
.
"Oi, Jel!"

Aku langsung tersentak kaget begitu mendengar suara berat khas pria dewasa yang memanggilku.

"Kerjakan soal ini" Perintahnya yang menunjuk soal di papan tulis.

Wahh gawat. Sepertinya aku ketiduran hingga harus mengerjakan soal hukuman ini. Semoga saja soalnya tidak terlalu sulit.

Tapi tunggu dulu, ini serius kan?

"Sensei, saya harus mengerjakan ini?" Tanyaku dengan hati-hati.

"Tentu saja. Memangnya kenapa? Soalnya terlalu sulit ya?" Tanyanya balik dengan senyum meremehkan.

"Justru sebaliknya. Ini terlalu mudah" Jawabku dalam hati.

"Eh... Baik, akan saya kerjakan" Jawabku yang langsung menuliskan jawabannya di papan tulis.

Begitu aku selesai, Sensei malah mematung dengan tatapan tidak percaya dan teman-teman sekelasku malah bertepuk tangan dengan tatapan kagum.

"Jel, s-sejak kapan... Kau jadi sepintar ini? Padahal selama ini nilaimu yang paling tinggi hanya mencapai -1000"

Aku hanya bisa tertawa hambar dengan sweatdrop. Pertama, ini soal yang sangat mudah yang bahkan anak SD pun pasti bisa mengerjakannya. Kedua, sejak kapan ada nilai -1000??

"T-terima kasih... Sekarang, boleh saya duduk?" Tanyaku yang masih berbicara sesopan mungkin.

"Ya, silakan duduk"

Aku membungkuk singkat lalu kembali berjalan ke bangkuku.

"Psstt, Jel" Panggil seseorang di sebelah bangkuku dengan suara pelan hampir berbisik.

Dan ternyata yang memanggilku ialah seorang gadis bersurai coklat bernama Tooi-san.

"Sekarang kau sudah jadi jenius ya? Aku bangga padamu!" Katanya setengah berbisik yang mengacungkan jempol padaku.

"... T-terima kasih...?" Ucapku yang setengah kebingungan.

Ini hanya perasaanku saja atau hari ini mereka semua memang aneh?? Apanya yang jenius? Jika soalnya hanya satu ditambah satu pasti hasilnya dua kan?? Lalu jeniusnya di bagian mana??

Saat aku mencoba mendengar penjelasan Sensei di depan kelas aku jadi semakin merasa ada yang tidak beres pada kelas ini.

Yang Sensei jelaskan di depan kelas hanyalah materi pertambahan dan pengurangan sederhana seperti yang pernah ku pelajari saat masih SD dulu.

"Ada yang bisa menjawab soal ini?" Tanya Sensei di depan kelas.

'5+3= ...?'

Saat aku melihat ke sekelilingku, mereka nampak menghitung dengan sangat serius bahkan ada juga yang nampak frustasi karena menghitung jawabannya.

Aku mengacungkan tangan kananku. Sensei yang melihatku pun langsung memberiku kesempatan untuk menjawab.

"Delapan" Jawabku.

Sensei tidak langsung menjawab melainkan menghitung dengan serius terlebih dahulu yang justru membuatku semakin merasa aneh.

"... Benar" Ucapnya.

Sekali lagi, seisi kelas langsung bertepuk tangan dan ada juga beberapa yang bersorak mengatakan kalau aku sangat jenius.

Serius, hari ini mereka kenapa sih??

____________________________________

"Jel, bisa kita bicara sebentar? Tapi tidak disini"

Tooi-san? Tidak biasanya dia memanggilku seperti ini.

Our Stories [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang