"Terima kasih karena telah memberi warna pada kehidupanku, dan mengisi kekosongan dalam hatiku"
※ ※ ※
[Y/N] PoV
.
.
.
"Namaku [F/N]. Salam kenal" Ucapku yang membungkuk singkat pada akhir kalimatku."Baiklah, [L/N]-san, kau bisa duduk di bangku samping Colon-san" Ucap Sensei yang mengarahkan tangan kanannya ke sebelah kanan.
Begitu aku mengikuti arah yang ditunjuknya, pandanganku menangkap seorang pemuda dengan surai biru langit yang tersenyum cerah dengan melambai-lambaikan sebelah tangannya.
"Permisi" Ucapku pada Sensei yang membungkuk singkat sebelum melangkahkan kakiku menuju bangku kosong disebelah orang yang melambaikan tangannya tadi.
Setelah aku duduk di bangkuku, aku merasa seperti ada yang melihatku dari arah samping. Dan ternyata pemuda biru langit itu memang melihat kearahku dengan senyumannya.
Dia langsung tersenyum manis begitu netra [e/c]ku bertatapan langsung dengan kedua netra birunya.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipisku lalu kembali melihat kedepan.
Tidak lama setelah sedikit pembicaraan ringan sebagai permulaan, Sensei pun mulai menjelaskan materinya secara panjang dan lebar. Beliau bahkan sesekali menambahkan sebuah cerita yang mungkin berhubungan dengan materinya dan hal itu membuat suara tawa sesekali terdengar di ruang kelas yang tidak begitu luas ini.
Aku yang tidak berminat untuk mendengarnya pun hanya mendengarkan dengan setengah melamun.
Padahal hampir seisi kelas ini tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan Sensei di depan kelas, tapi kenapa aku tidak bisa tertawa juga?
Aku menoleh kearah samping kiriku dan melihat pemuda itu tertawa dengan lepasnya hingga suara tawanya terdengar sangat jelas sampai kesini.
Jika dilihat dari senyumannya dan caranya melambaikan tangannya padaku tadi, juga dari caranya tertawa, sepertinya dia tipe orang yang ceria dan mudah berbaur dengan siapa pun.
Berbanding terbalik denganku yang pendiam dan seringkali menyendiri.
Melihatnya yang tertawa lepas seperti itu mengingatkanku pada diriku yang dulu. Dulu aku juga mudah sekali tertawa lepas meskipun dengan lelucon garing yang bagi kebanyakan orang itu sama sekali tidak lucu.
Jika kuingat-ingat lagi, kapan ya aku terakhir tertawa lepas seperti itu? Kenapa sekarang rasanya sulit untuk tertawa? Kenapa aku tak bisa tersenyum dari dalam hatiku?
Kenapa hanya kekosongan dan kehampaan yang dapat ku rasakan?
____________________________________
"[Y/N]-chan"
Aku menoleh kearahnya, dan ternyata pemuda biru langit itu.
"Tadi kau memanggilku apa?" Tanyaku hanya untuk memastikan bahwa aku tidak salah dengar.
"[Y/N]-chan" Ulangnya.
Untuk beberapa saat aku hanya bisa terdiam. Karena jujur saja, dia orang pertama yang langsung memanggilku dengan nama kecilku begitu disaat kami baru saling mengenal.
"Eh... Aku tidak boleh memanggilmu begitu ya?" Tanyanya disertai senyuman kakunya.
"Boleh saja" Jawabku singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [Complete]
FanfictionHanya sekumpulan cerita yang menceritakan tentang [Y/N] dan Sutopuri, dan cerita lainnya.