sena.34

216 8 0
                                    

Sulit?itu karena lo terlalu pesimis gagal

-Dandi Rear-

____________________________________

Pagi ini awan terlihat mendung tebal,dan kemungkinan akan hujan pagi ini,waktu masih menunjukkan pukul 05.30 masih terlalu pagi jika berangkat ke sekolah,bahkan mungkin masih banyak murid murid memilih tidur kembali karena cuaca yg mendukung

Dandi?cowok itu sudah rapi dengan seragam pramukanya,tidak tidak,rapi bagaimana?stangan leher tidak di pakai,baju yg di keluarkan,sepatu putih,tapi satu yg dominan dari Dandi,yaitu wanginya,tidak ada yg bisa menyamai wangi Dandi,mungkin ia meracik minyak wanginya sendiri?

Namun wajahnya terlihat sangat gusar,sendari tadi ia memandang keluar jendela dari kamar rawat Sena,tangannya ia masukkan ke dalam kantong celananya,ia lebih memilih menginap di rumah sakit menunggu adiknya dari pada berada di rumah

Lagi lagi,ia melirik pada jaket yg selama ini menemaninya,Alaska?,helaan nafas keluar dari mulut cowok itu,ia kembali menatap ke jendela,rintik hujan mulai turun dari langit,ia mengalihkan pandangannya pada adiknya yg masih setia memejamkan mata

Cowok itu berjalan mendekat pada adiknya,kemudian menarik selimutnya sampai dagu,cowok itu duduk di kursi samping brankar itu

Ia mengusap pelan kepala adiknya
"Lo percaya kan Sen, keputusan gue nggak ada yg salah?"ujar Dandi,suara yg berat selalu menjadi hal tersendiri bagi seorang Dandi

Dandi menarik tangannya dari kepala Sena,ia menatap bawah,fikirannya bercabang kemana mana,hingga suara difiblirator tak beraturan mengalihkan pandangan Dandi,Dandi menatap badan adiknya yg berlihat kejang,wajahnya langsung cemas

"Sen!"ujar Dandi,badan Sena terus kejang,Dandi langsung memencet tombol darurat
"DOKTER!!"
"DOKTER TOLONG!!DOKTER!!!"Dandi terus berteriak meminta bantuan

Tak lama dokter pun langsung datang,Dandi langsung mundur membiarkan dokter agar memeriksa adiknya,doa terus di rapalkan dari mulut Dandi

Dandi tambah khawatir saat dokter menyuruh suster membawa alat kejut jantung

"Ya Allah tolong selamatkan adik hamba"gumam Dandi lirih,jantungnya terus berpacu cepat,jika ia tidak malu,sudah rasanya ingin menangis melihat adiknya yg terus di beri kejut jantung

"Sena kuat Sen!Kakak yakin kamu bisa bertahan"gumamnya lagi,Dandi mendengar helaan nafas lega dari sang dokter,Dandi langsung bersyukur dengan Allah karena telah menyelamatkan adiknya

"Alhamdulillah ya Allah"Dandi mendekat pada Dokter itu
"Dok,adik saya kenapa?"tanya Dandi takut takut
"Darah adik kamu turun derastis,itu yg menyebabkan adik kamu kejang,kami akan memberi transfusi darah setelah ini"jelas Dokter itu

"Ada stoknya kan dok?"tanya Dandi,Dokter itu mengangguk
"Tolong beri penanganan yg baik dok buat adik saya,saya mohon"ujar Dandi pada dokter itu
"Kami akan berusaha sebaik mungkin,kita berdoa agar adik kamu cepat sadar"ujar Dokter itu,Dandi sangat berharap besar pada dokter ini,dokter yg telah di percaya oleh keluarga nya

"Kalau begitu,saya permisi,terus berdoa buat adik kamu Dan"ujar Dokter itu,Dandi mengangguk mengiyakan, kemudian dokter itu langsung keluar dari kamar rawat itu

Dandi duduk di sampaing brankar Sena lagi,ia menggenggam tangan adiknya,kemudian menciumnya
"Jangan bikin Kakak khawatir terus Sen, cepet sadar sayang"Dandi mengusap kepala adiknya lembut,Dandi semakin yakin dengan keputusan nya

4. SENA [SQUEL DIA ARSEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang