"gue udah berhasil nemuin orang itu..." kata Raka seketika membuat Kyra tersenyum sangat hangat
"lo satu-satunya harapan gue Kyra" lanjut Raka
"gue bukan satu-satunya harapan lo Raka.. Banyak orang-orang di sekeliling lo yang bisa jadi harapan lo juga.." kata Kyra sambil memegang tangan Raka pelan dan lembut
"tapi cuma lo yang berhasil masuk ke dalam hati gue Kyra.." kata Raka
Kyra tersenyum, dia terus memperhatikan wajah Raka. Mencoba mencari jawaban bagaimana seorang lelaki yang sangat dingin, bahkan dulu tak ingin melihat wajah Kyra, kini menjadi lelaki terlembut di dunia
Rasanya Kyra ingin terus memandang wajah Raka, bahkan sampai dia menghebuskan nafas terakhirnya sekalipun
"lo mau mandang gue sampai mati?" tanya Raka yang seakan tahu apa yang ada di pikiran Kyra saat itu
"kalau boleh sih gitu" kata Kyra tersenyum
"yakin lo cuma mau mandang gue doang? Ga mau yang lain" kata Raka sambil menyentuh lengan atas Kyra
"heh jangan macam-macam lo ya! Gue masih Sma!" kata Kyra seketika memukul tangan Raka
"status murid tapi umur mahasiswa" kata Raka sambil tersenyum. Masih menggoda Kyra
"emang lo umur berapa sekarang? 15 tahun? Lo malah udah cocok jadi bapak!" kata Kyra sambil mencolek kumis tipis Raka
"yaudah ayok" kata Raka
"ayok apaan?" tanya Kyra bingung
Raka tak menjawab pertanyaan Kyra, dia malah tersenyum kecil melihat Kyra entah apa arti senyuman itu
"apaan sih Raka!! Jangan ngadi-ngadi ya!" kata Kyra sambil berjalan menjauhi Raka
"otak lo kalo malam kurang cahaya ya! Gelap mulu pikirannya!" kata Kyra kesal
Tiba-tiba Raka berjalan mendekati Kyra, hal itu membuat Kyra semakin memundurkan langkahnya hingga dia sampai di tembok gubuk yang membuatnya tak bisa kemana-mana
"Raka! Lo mau ngapain?!" kata Kyra panik
Beberapa saat kemudian Raka sudah berada tepat di hadapan Kyra, membuat Kyra semakin panik dan memilih menutup matanya
Saat sampai di hadapan Kyra, Raka langsung memegang kepala Kyra dan memajukan wajahnya. Kyra yang dapat merasakan wajah Raka yang semakin mendekat membuat Kyra semakin menciut dan pasrah
Tiba-tiba Kyra dapat merasakan seperti ada seseorang yang meniup ubun-ubunnya
"otak lo yang kegelapan! Maksudnya gue bilang ayo itu, ayo kita lulus. Makanya otaknya jangan diisi yang negatif mulu Kyra!" kata Raka seketika membuat Kyra merasa sangat malu dan tak tau harus mengatakan apa
"lagian lo mukanya kayak gitu! Orang suci pun kalo liat muka lo kayak gitu pasti mikirnya macem-macem" kata Kyra berusaha membela dirinya
Raka tak menjawab apapun, dia memilih untuk berjalan ke suatu lemari dan mengambil kunci yang terdapat di kalung yang selalu dia pakai kemana-mana
Kyra yang melihat Raka seketika penasaran dan langsung mendekati Raka. Tapi karena takut tiba-tiba Raka benar-benar akan melakukan 'hal' itu, Kyra pun memilih untuk menjaga jarak dulu dengan Raka
"apaan tuh?" tanya Kyra
"barang-barang nyokap gue" jawab Raka sambil membuka pintu lemari itu
"emang gak papa di buka? Gak privasi?" tanya Kyra lagi
"kalau emang privasi gue gak akan pernah buka" kata Raka
Kyra menganguk, mengiyakan pertanyaan Raka
Raka kemudian mengambil suatu kotak yang lumayan besar dari dalam lemari itu, Raka menaruhnya di sebuah meja yang letaknya tak jauh dari lemari itu
"apaan tuh?" tanya Kyra
"teleskop buatan nyokap gue" jawab Raka sambil membuka kotak itu
"teleskop? Nyokap lo bisa bikin teloskop?" tanya Kyra lagi yang seketika langsung mendekati Raka guna melihat teleskop itu dari dekat
"ini yang selalu nyokap kerjain sebelum dia hamil adik gue yang paling kecil" jelas Raka
"pengen coba dong.. Aku udah lama gak liat bintang lagi" kata Kyra sambil menggoyang-goyangkan tangan Raka
"tujuan gue ngambil, emang untuk ngeliat bintang" kata Raka yang sedang mempersiaplan teleskop itu
"yess.. Liat bintang lagi" kata Kyra sangat senang bahkan sampai meloncat-loncat
"jangan kebanyakan loncat, nanti jantung lo sakit" kata Raka
Kyra yang mendengar perkataan Raka seketika berhenti meloncat dan memilih untuk melihat apa yang sedang Raka lakukan
Beberapa menit kemudian teleskop itu bisa berdiri dengan sempurna, tepat di depan jendela
Saat teleskop itu berdiri, Kyra sangat terkejut melihat terdapat dua tabung optik dan lensa yang terdapat di teleskop itu. Itu berarti bisa dua orang sekaligus yang dapat memakai teleskop itu
"coba gue tebak! Pasti nyokap lo buat teleskop kayak gini supaya kalian berdua bisa liat bintang sama-sama tanpa harus nunggu kan" kata Kyra sangat excited
"bener" kata Raka singkat
Mendengar jawaban Raka, Kyra tiba-tiba mengerecutkan bibirnya sambil melihat Raka
"esnya balik lagi.." kata Kyra kesal
"yaudahlah yang penting bisa liat bintang" lanjut Kyra, kemudian langsung memakai teleskop itu
Raka seketika tersenyum 'lagi' melihat Kyra yang sangat excited. Raka tau kalau Kyra sangat menyukai bintang seperti ibunya, itulah kenapa dia tak segan-segan mengeluarkan teleskop kesayangan ibunya itu
"padahal nyokap gue belum pernah nyoba pake teleskop ini sekalipun" kata Raka yang seketika membuat Kyra melepas teleskop itu dan langsung melihat ke arah Raka
"belum pernah? Emang nyokap lo kenapa?" tanya Kyra dengan polosnya
Sejangkan Raka memilih tak menjawab pertanyaan Kyra. Dia hanya melihat kedalam mata Kyra dan seakan sudah memberikan jawaban di dalam tatapan itu
Kyra yang sadar pun kembali memakai teleskop itu
Tak lama Raka juga ikut melihat bintang menggunakan teleskop itu bersama dengan Kyra
Hai guys seperti biasa jangan lupa Voment ya...
Maaf kalau bahasanya masih amburadul dan banyak typo
Thankyou❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Heart
Fiksi RemajaTak kusangka dongeng putri tidur yang dibangunkan oleh seorang pangeran adalah nyata Lagi Tak kusangka semua itu hanya tipuan semata yang dibuat untuk menyenangkan hati seseorang dimasa Kelamnya Dan pada akhirnya Tak kusangka.. Hal itu terjadi di da...