#12

16 8 1
                                    

"RAKA ADA ULAR!!"

Tiba-tiba Kyra berteriak, membuat Raka panik dan segera membuka pintu. Sesaat setelah membuka pintu, Kyra langsung masuk dan memeluk Raka, Raka yang terkejut kehilangan keseimbangannya dan terjatuh bersama dengan Kyra diatasnya

Mereka berdua sesaat terdiam melihat satu sama lain. Raka dengan wajah dinginnya terus memperhatikan wajah Kyra, sama halnya dengan Kyra yang tak berhenti menatap mata Raka

Beberapa detik kemudian mereka berdua tersadar dengan posisi mereka saat itu, Kyra yang berada diatas Raka berusaha berdiri diikuti dengan Raka

Suasana berubah menjadi canggung, mereka berdua berusaha mengalihkan perhatiannya ke arah yang lain. Raka kemudian melihat ke luar gubuk dan memeriksa apakah benar ada ular disana

"mana ularnya?" tanya Raka pada Kyra

"so-sorry gue cuma bercanda" kata Kyra membuat Raka kembali menutup pintu dan berusaha untuk tetap tenang

Beberapa menit kemudian tak ada yang membuka suara di antara mereka berdua, Kyra sibuk melihat di dalam gubuk, sejangkan Raka hanya duduk sambil menutup matanya

"emh.. Raka, ini lo?" tanya Kyra sambil menunjuk sebuah bingkai foto yang di dalam foto itu teradapat seorang anak laki-laki bersama seorang wanita yang memeluknya disebuah pantai

Raka masih tak membuka suara, dia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban

"terus yang meluk lo?" tanya Kyra lagi

Mendengar perkataan Kyra, Raka sekejap membuka matanya lalu membuang nafasnya kasar, dia kemudian berdiri dan berjalan ke tempat Kyra berdiri

"ibu gue" jawab Raka sambil memperhatikan foto itu

"tapi itu bukan mama.. eh ohhh oke gue ngerti" kata Kyra

Kyra lalu melihat ke foto yang lain, disana ada sebuah bingkai besar berisi foto yang sepertinya terdapat Raka, Jessica, ibunya dan ayahnya

"mungkin ini sebelum ibu kandungnya Raka meninggal" batin Kyra

Setelah melihat foto itu Kyra jadi teringat ibunya sendiri, ibunya meninggal saat dia umur 8 tahun dikarenakan kecelakaan tunggal yang di alami ibunya. Ibunya tidak selamat, seluruh organ tubuhnya hancur akibat tertindih mobil yang dia bawa sendiri

Tampa disadari air mata Kyra menetes, dia merindukan ibunya, merindukan semua kenangan yang pernah mereka buat bersama, jantungnya terasa sakit mengingat semua itu

Kyra memegang dadanya mencoba menahan rasa sakit itu. Raka yang berada tepat disamping Kyra langsung menyadari kondisi Kyra, dia memegang tangan dan pundak Kyra lalu menariknya duduk

"lo gapapa?" tanya Raka

"gak.. cuma sakit dikit aja" jawab Kyra masih memegang dadanya

"mau gue ambilin obat?" tanya Raka lagi

"gak. Jangan! Jangan tinggalin gue" kata Kyra langsung memegang tangan Raka seakan menyurih Raka untuk terus bersamanya

Raka hanya bisa mengikuti kata Kyra saat itu, dia duduk disampingnya Kyra dan mengusap-usap tangan Kyra lembut berusaha untuk menenangkannya.

Setelah diperlakukan seperti itu oleh Raka, perasaan Kyra mulai tenang dan detak jantungnya juga kembali normal, tapi Kyra masih belum bisa berhenti memikirkan ibunya, Kyra melamun dan tanpa sadar menyandarkan kepalanya di pundak Raka

"lo.. rindu nyokap lo gak?" tanya Kyra

"gue durhaka kalo gak rindu nyokap sendiri"  jawab Raka

"kalo gue boleh tau, nyokap lo meninggal kenapa?" tanya Kyra lagi

"nyokap meninggal waktu ngelahirin adik gue" jawab Raka

Kyra yang mendengar jawaban Raka seketika mengangkat kepalanya dan menunjukkan wajah yang bingung

"adik lo? Jessica?" tanya Kyra bingung

"bukan" jawab Raka

"terus?"

"adik gue yang bungsu"

"lo punya adik lagi?"

Raka hanya menjawab pertanyaan Kyra dengan sebuah anggukan

"dimana?! Gue pengen ketemu!!" Kata Kyra yang mood-nya seketika berubah

"sama nyokap gue" kata Raka

Kyra seketika bingung dengan perkataan Raka, Kyra tak bertanya apa-apa tapi mukanya menunjukkan banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan dan Raka sadar akan hal itu

"nyokap lahiran diusia kandungan yang baru 6 bulan akibat suatu kecelakaan, adik gue lahir prematur, jantungnya belum kuat. Alhasil dia harus berada di rumah sakit sampai bertahun-tahun, di umurnya yang ke 5 tahun jantungnya mulai normal dan bisa bekerja tanpa alat lagi, karena terlalu senang kita berdua bermain sampai lupa tempat, dia jatuh dari balkon rumah sakit lantai 3 dan dia gak selamat"

Cerita Raka membuat Kyra sedih dan tak enak hati pada Raka, seharusnya dia tak perlu mengangkat topik ini sebelumnya

"sorry Raka, gue.."

"gapapa, ini murni kesalahan gue. Gue yang gak fokus dan gak bisa jagain dia waktu itu. Padahal sebelum nyokap meninggal, dia nitipin Jessica dan adik gue yang bungsu itu" kata Raka lagi membuat Kyra semakin tak enak hati pada Raka

"ini bukan salah lo Raka. Semua yang terjadi udah di rencanain sama yang diatas, kita sebagai manusia cuma bisa menghadapi dan mengambil hikmah dari setiap kejadian itu" kata Kyra berusaha menenangkan Raka

"lagi pula itu semua cuma masa lalu, setiap cerita pasti punya alur mundur tapi gak ada kehidupan yang punya alur mundur. Itu yang kata-kata terakhir nyokap gue sebelum dia pergi"

Selama beberapa menit mereka berdua sama-sama terdiam dan hanyut dalam pikiran masing-masing, Kyra meneteskan air matanya kembali namun kini dengan tersenyum

"btw Raka lo gak mau nanya tentang nyokap gue?" tanya Kyra

"gue udah tau" jawab Raka

"hah? Dari siapa?" tanya Kyra bingung

"buku harian lo"

"buku harian gue?! Lo dapat dari mana?!"

"tas lo"

"RAKA!!! ITUKAN BUKU HARIAN ORANG! GABAIK TAU!!"

Kyra langsung memuku-mukul lengan Raka karena kesal. Kyra tak pernah memperbolehkan siapapun membaca buku hariannya bahkan bokapnya sekalipun

Kyra terus memukul Raka hingga terjatuh dari kursi, kepala Raka terbentur kayu penyangga gubuk itu, bukannya menolong Kyra malah mentertawakan Raka. Raka yang melihat Kyra tertawa, secara tak sadar ikut tertawa kecil.

Karena terlalu banyak ketawa Kyra kehilangan keseimbangan tubuhnya dan berakhir terjatuh juga seperti Raka. Pada akhirnya mereka berdua tertawa bersama karena tingkah masing-masing, bahkan Raka yang mungkin hanya tertawa setahun sekali bisa tertawa sangat puas saat itu.

Mereka terus bercanda dan saling bertukar cerita, hingga tak dirasa hari mulai gelap. Mereka masih tetap berbincang-bincang namun kali ini mereka pindah ke tepi pantai dikarenakan Kyra yang takut malam-malam berada di tengah hutan

Saat ini Raka sedang tiduran dikaki Kyra dan Kyra duduk bersandarkan batu laut yang ada disana, sambil menikmati indahnya cahaya bulan ditemani suara ombak air laut yang seakan menghiasi telinga mereka dan juga bintang-bintang indah yang bertebaran diatas langit

"sejak kapan lo suka astronomi?" tanya Kyra sambil mengusap-usap kepala Raka

"sejak gue bisa berpikir" jawab Raka

"apa bagian yang lo suka dari astronomi?" tanya Kyra lagi

"matahari" jawab Raka

"kenapa?"

"karena lo udah berhasil menyinari hidup gue"





Jangan lupa votement guyss..
Sorry kalo ada typo dan bahasa yang masih belibet
Thankyou❤

Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang