|IMY 19| Kamu Bisa

233 41 0
                                    

Hadapi dan jalani apa yang sudah kamu alami, jangan menyerah sebelum kamu kalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hadapi dan jalani apa yang sudah kamu alami, jangan menyerah sebelum kamu kalah.

Ketika masalah datang, hadapi ketika kita mampu dan bisa untuk melawan. Orang tak tahu apa yang kita rasakan, jadi cukup paham dan berjuang. Hanya perjuangan yang bisa Rani lakukan sekarang, hanya perjuangan yang akan membuat hidupnya tenang kemudian.

Sore tak lagi bernyawa, di temani angin malam yang kian menerpa, membuat Rani mengeratkan jaketnya. Walau di dalam mobil, angin dan udara terasa begitu dingin. Lima jam lamanya ia menjalani serangkaian pengobatan agar sel kanker tak bertambah kian parah. Rani ikhlas, walau sakit dari kemoterapi itu sangat luar biasa. Semua ia lakukan demi Fajar yang selalu ada di sampingnya.

Jalanan kota Jakarta tampak sepi. Sesekali ia melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 malam. Rani tak masalah, karena di rumahnya tak ada sang Papa. Mungkin jika hanya sang mama, Rani masih bisa melawan, tapi jika ada sang papa yang menurutnya begitu menyebalkan membuat Rani tak bisa bergerak dan berkata-kata.

Tampak dari luar, rumahnya terlihat gelap dan tak bernyawa. Bahkan hanya lampu depan yang tersisa. Rani yang ingin masuk ke rumah pun harus menunggu satpam membuka gerbang rumahnya.

"Terimakasih, Pak." Rani tak lupa untuk memberikan selembar uang merah untuk satpamnya itu.

Mobil mewah milik Rani memasuki halaman rumah besar miliknya. Ketika mobilnya memasuki garasi, Rani menangkap satu mobil hitam yang ternyata pemiliknya sudah pulang. Rani menahan napas, kemudian menghembuskan kesal. Ketika keluar, dilihatnya ia tengah menggunakan pakaian sekolah lengkap. Rani tak tahu, jika sang papa melihatnya, maka bunyi perang akan di mulai.

"Malam ini gue harus menghindar. Papa pasti marah besar." Rani berjalan segera mengendap menuju pintu belakang yang pastinya tak di kunci.

Ketika tangannya ingin membuka pintu belakang, kenop pintu pun di gerakan oleh seseorang. Rani hanya bisa pasrah di depannya. Ia memejamkan mata, mungkin sang papa yang sudah menemui kehadirannya lewat cctv.

"Non Rani," ucap perempuan membuat mata Rani terbuka dan menghela napas sejenak.

Rani kemudian menempelkan jari telunjuk di bibirnya, berusaha untuk mengatakan agar bibinya diam. "Papa udah pulang?"

Pembantu rumah tangga yang selalu membantu dirinya adalah Marni. "Sudah, Non. Papa Non marah besar sama Nyonya. Bibi kasian lihatnya."

Rani menautkan alisnya. "Marah sama Mama? Kenapa?"

"Tuan marah, karena dikira Nyonya gak bisa atur anak perempuannya. Dari tadi, Papa Non belum tidur. Masih nunggu di ruang tamu." Marni pun menjelaskan dengan suara pelan.

I Missing You (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang