Pada dasarnya, masalah mengajarkan kita untuk berjuang.Tak ada masalah yang tanpa berjuang. Tak ada kesedihan, pasti tak akan ada pelajaran. Terkadang manusia itu paham, bahwa ketika masalah datang, sabar adalah kuncinya. Ketika kita sabar, maka masalah akan cepat berlalu.
Fajar tengah menatap dirinya sendu. Saat ini ia berada di ruangan inap perawatan, tempat di mana tubuhnya berbaring, namun raganya tetap hidup dan pergi. Banyak sekali alat medis yang terpasang di tubuhnya, terutama alat bantu pernapasan yang membantunya untuk bernapas. Saat ini keadaan tak lagi sama, Fajar seakan hilang tak berdaya. Fajar hanya bisa menatap, orang-orang yang selalu menjenguk dirinya.
"Fajar, bangun. Dua Minggu kamu koma terus. Aku capek bolak balik ke sini," bisik Delima menatap Fajar yang hanya bisa diam.
Sangat jelas, Fajar mendengar itu. Bahkan hatinya sakit, ketika Delima tak mau meminta maaf sama sekali. Walau ia tak berada di rumah sakit selalu, namun ketika ada orang yang membisikkan sesuatu di telinganya, Fajar mendengar dan merasakan walau ia tak berada di tempat yang sama.
Beberapa hari belakangan ini, Fajar selalu merasakan dan sakit hati, ketika Delima menyuruhnya bangun hanya karena wanita itu capek menjenguk dan merawat dirinya. Awalnya itu hanya ungkapan kata saja, tapi berulang kali Delima mengatakan hal yang sama.
"Delima, aku sakit gara-gara kamu. Kalau kamu gak jalan sama pria lain, aku gak bakal kaya gini!" sentak Fajar marah pada Delima yang bahkan tak bisa melihat kehadiran dirinya.
"Percuma tahu gak, gue selalu ke sini, tapi lo gak mau bangun juga. Kita ini udah gak ada hubungan apa-apa, kalau bukan karena Mama lo, gue gak bakal mau ke sini," tutur Delima kemudian pergi melewati Fajar yang hanya bisa menatap tajam.
Fajar merasakan hatinya sakit. Fajar tak bisa membalas perlakuan Delima sekarang. Ini bukan saat yang tepat bagi dirinya. Fajar yang memang tak mau meratapi kesedihan, berjalan keluar dari ruangan. Ia lemas tak berdaya sembari menyusuri lorong rumah sakit. Baru beberapa langkah ia keluar, sosok wanita yang ia kenal berjalan mendekat ke arahnya. Fajar hanya diam.
"Fajar. Lo ada di rumah sakit, juga? Lo sakit apa?" tanya perempuan itu yang tak lain adalah Rani.
Rani sudah berdiri tegak di hadapan Fajar. Mata Rani menatap Fajar yang hanya bisa terdiam. Rani pun memegang bahu Fajar.
"Jar," ucap Rani mampu menyadarkan lamunan milik Fajar.
"Hm."
"Lo ngapain ke sini? Sakit?" Rani bertanya ulang dengan tatapan yang dibuat kesal.
"Ada urusan. Lo ngapain di sini?" tanya Fajar balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Missing You (COMPLETED)
Fanfiction"Kamu itu nyata, tapi tak terlihat ada." ~Maharani~ Kamu hanyalah ilusi terbesar bagiku. Orang lain tak bisa melihatmu, tapi aku bisa menemukan kehadiranmu di sisiku. Kamu hidup, tapi tak pernah terlihat. Kehadiranmu ada, tapi...